Kuntum 53 - 第五十三章

102 13 0
                                    


Seketika seluruh darah yang mengalir dalam tubuh Lynn seperti tersumbat. Di satu manik cokelat itu, nyawanya seperti terangkat, terbang entah kemana terlepas dari jiwanya.

Bukan aku, tapi Luo Yi.

Matanya kian memburam, lepas dari pandangan Lei Han. Menatap lantai kayu di bawahnya dengan perasaan tak menentu.

Luo Yi? Bagaimana bisa?

Pada ruang waktu, Lynn kembali beranjak mundur.

Kali pertama ia bertemu pemuda pemilik senyum tenang dan manis itu, di pasar Weihu yang ramai, menjadikannya awal pertemanan. Dari bagian Luo Yi yang selalu menemaninya bersepeda ke pasar, berbincang dan tertawa hangat, di bawah sinar matahari musim semi, yang diam-diam menyembunyikan rahasianya, yang diam-diam tak memberi kabar kalau orang yang selama ini menyatakan perasaannya lewat kuntum itu adalah seseorang yang tak pernah ia tahu.

Apakah ada cinta semisterius ini?

Di dalam mata itu, Lynn masih ingat betapa ia begitu merasa nyaman bersamanya. Betapa ia begitu merasa hangat tiap kali Luo Yi ada di sisinya. Tapi, kenapa hatinya tidak pernah berdegup sekencang ia bersama Lei Han? Kenapa orang yang ia harapkan tidak pernah mengubah kenyataan? Bukan Lei Han. Lalu, apa ia menyesal sekarang?

Seraya menahan sesak yang menggumpal, ia menatap pemuda di depannya. Dengan parau, membuka suara, "bagaimana kau tahu?"

Hening merayap, Lei Han tak menjawab langsung.

"Aku melihatnya sendiri." Lei Han berkata. "Waktu itu, beberapa minggu setelah kau masuk, aku tak sengaja melihat Luo Yi membuka lokermu. Kupikir Luo Yi sedang apa, tapi kejadian itu bukan hanya sekali. Ia sering sekali membuka lokermu. Diam-diam, dia tidak pernah tahu kalau aku selalu mengikutinya kalau sedang sendirian." Lei Han menjelaskan, ia menatap Lynn penuh ketenangan.

Kening Lynn berkerut samar. "Bagaimana bisa dia membuka lokerku? Kuncinya kan hanya aku pemiliknya?"

Saat itu, Lei Han tersenyum. Entah apa alasannya, tapi cukup membuat Lynn kian merasa tak enak.

"Lynn, dunia ini begitu misterius, bukan?" Pemuda itu merogoh sesuatu dalam saku celananya, lalu keluar dengan sebuah gantungan kunci di tangannya. "Apa kau akan menyangka kalau kunci lokermu dan kunci lokerku sama? Loker 101 dan loker 202. Kunci loker kita bisa membuka satu sama lain."

"Apa?" Lynn kian tak mengerti. Kenapa semua ini jadi terdengar sangat tidak masuk akal? Selain Lei Han, apakah dunia masih belum cukup untuk berhenti membuatnya bertanya-tanya?

"Luo Yi bisa membuka lokermu karena mendapat kunci cadangan dari dosen. Kau tahu, dia sangat dekat dengan semua dosen di sini." Lei Han menurunkan gantungan kunci itu, lalu kembali bercerita, "setelah aku merasa Luo Yi menyembunyikan sesuatu, aku terpaksa membuka lokermu untuk melihat sendiri apa yang ia lakukan di lokermu. Sementara dengan kunci ini, aku membuka lokermu dan menemukan Peony di sudut loker dengan perasaan tak menentu."

Pelan-pelan, Lynn kembali menemukan suaranya. "Kenapa? Kenapa kau tidak pernah memberitahuku kalau sebenarnya Peony itu adalah milik Luo Yi? Kenapa kau malah diam seakan-akan kau memang pengirimnya?"

Lei Han tersenyum, tak menjawab beberapa saat. Membiarkan Lynn terus merasa kacau.

Sudah berapa bulan ia berharap terlalu tinggi? Di atas sebuah kebingungan yang mengherankan, Lynn tidak tahu ada di mana batas ia mengerti soal cinta. Di sini, hal itu terlalu misterius. Dan ketika terungkap, semuanya begitu tak masuk akal dan rumit. Lynn tidak pernah menyangka kalau akhir dari ceritanya sendiri mengujung luka. Bukan Lei Han yang selama ini mengungkapkan perasaannya, tapi Luo Yi. Pemuda yang selalu diam, pemuda yang selalu sabar jika Lynn lupa pada janji-janjinya. Ia yang terlupakan, adalah ia yang sebenarnya menggerakkan langkah-langkah Lynn kepada Lei Han.

"Lynn, sejujurnya, ada bagian di mana aku hanya ingin kau tahu, kalau aku memang pemilik Peony itu." Lei Han menatapnya dalam, di lima detik yang merambat hening itu, Lynn tidak menolak seluruh hatinya bergolak kacau teresapi ketenangan sorot mata itu. Seakan dunia yang berputar sekali lagi bersuara, meski kenyataannya bukan sesuai harapan, Lynn tidak pernah mendustai dirinya. Ia masih memiliki hati untuk Lei Han. Ia masih menyukai Lei Han walau sebenarnya bukan Lei Han yang selama ini menyatakan perasaannya lewat pesan-pesan singkat itu. Di musim semi yang menyimpan keindahan terbesarnya, Lynn baru tahu, kalau keindahan juga bisa terluka. Mereka yang mencintai, juga harus mengerti luka. Karena musim semi tidak akan seindah kelihatannya ketika ia tidak pernah patah hati.

Tanpa sadar, Lei Han melangkah mendekat. Pemuda itu mengangkat tangannya, lalu dengan lembut mengusap pipi Lynn dengan satu jarinya. Menghapus bulir air mata yang menetes di pipinya.

"Lynn, jangan pernah lupa bagaimana aku begitu menyukai musim semi. Karena kau, adalah sebagian dari cerita itu."

Di satu detik sebelum Lynn berakhir tanpa napas, ia merasa hangat yang menjalar dari pipinya menguasai tubuh. Kekuatan itu, masih dimiliki Lei Han. Walau ia tak mengerti, tapi rasanya, Lynn bisa merasakan, kalau Lei Han juga memiliki perasaan yang sama.

***

PeonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang