Kuntum 20 - 第二十章

171 23 0
                                    


"Lei Han?"

Mata gadis di depannya melebar. Cepat-cepat ia menariknya ke dalam toko buku yang sepi itu, sambil tetap menatap awas ke seluruh penjuru ruangan toko buku, mengambil tempat sepi di pojok toko buku yang jauh dari kaca jendela dan pintu. Lei Han menatap sekeliling dari sela-sela lemari buku. Ketenangan di toko itu sedikit meredam rasa kagetnya. Setidaknya ia bisa menyelamatkan diri sekarang.

Dari samping, gadis yang poninya selalu di jepit ke belakang itu menatapnya bingung sekaligus kaget. Tatapan yang selalu membuat Lei Han tersenyum-senyum.

"Kau kenapa, Lei Han?" tanyanya agak berbisik. Lei Han menegakkan punggung, memanjangkan leher, memeriksa keadaan kalau tidak ada fangirl yang mengikutinya.

"Waktu aku mau pulang, roda mobilku ada yang mengempesnya. Aku kaget karena mobil kami berhenti tak jauh dari para fangirl itu dan..."

Mata Lynn membulan pelan, paham maksudnya lalu tersenyum kecil. Sedetik, gadis itu melongok di antara lemari buku lalu berbisik, "sepertinya kau aman sekarang." Ia mengangguk sekali lagi, meyakinkan. Walau cuma jaga-jaga, Lei Han kembali memanjangkan leher, memandang berkeliling.

Hanya ada beberapa lemari pajangan. Karena letak toko ada di belokan jalan besar, separuh dindingnya dibuat dari kaca, jadi tembus pandang ke arah luar. Sepanjang kaca ditepikan lemari pajangan pendek-pendek untuk buku tulis dan memo. Sedangkan ada satu meja panjang hampir mengisi tengah ruangan memajangkan buku cetak Xiao Xue, Chu Zhong, Gao Zhong, bahkan Da Xue*. Buku soal dan berbagai buku materi. Di sisi tempat Lei Han dan Lynn berdiri, terdapat lemari setinggi dua meter memajangkan alat-alat tulis dan kantor. Posisinya sebelahan dengan pelantaran lemari bagian buku cerita dan komik. Kemudian ada satu tangga kecil di pojok ruangan menuju lantai dua. Selebihnya hanya ada beberapa pengunjung toko di sudut ruangan.

Sekilas, ia menurunkan masker debunya, bernapas lega sebentar dan menyeka keringat seraya mengamati Lynn yang mulai sibuk mencoba beberapa pena warna di rak-rak kecil itu. Wajahnya sangat tenang, tapi ketenangan itu seperti menandakan kalau ia sedang berpikir.

"Maaf, aku jadi ikut menarikmu ke sini."

Lynn menoleh ke arahnya, terkesiap sejenak lalu mengangkat senyum khasnya. Senyum yang membuat siapapun melihatnya seperti tertular merasakan senyum itu tenggelam dalam batinnya.

"Tidak perlu meminta maaf. Aku juga memang ingin berbelanja sebentar."

Punggung Lei Han agak bersandar di lemari rak itu. "Omong-omong, bagaimana rasanya mengambil peran dalam Kampus kami?"

Gerakan tangan gadis itu terhenti sejenak. Ia tidak menoleh, tapi tersenyum kembali mencoba-coba warna pulpen. "Rasanya sangat hebat."

Diam-diam Lei Han tersenyum.

"Kau ingin berbelanja apa?"

Lynn masih asyik dengan warna pulpen yang unik itu, menjawab tanpa mengalihkan perhatian. "Hm, sebenarnya aku perlu beberapa buku tulis, dan buku kultur Dinasti Qing di Summer Palace."

Kepala Lei Han miring sedikit, ia bersedekap lalu berjalan mendekat ke arah gadis itu. "Summer Palace, Dinasti Qing? Oh. Untuk riset film pendekmu, ya?"

Akhirnya Lynn menoleh, tersenyum riang dan mengangguk. "Betul sekali. Apa kau tahu mana buku yang memudahkan aku? Kau tahu, sebenarnya aku ragu bisa menyempurnakan film ini karena keterbatasanku. Tapi, aku tetap berusaha."

Tanpa sadar, entah kenapa senyum di bibir Lei Han kian mengembang. "Kau tidak perlu buku." Ia mengangkat ujung topinya agak tinggi.

Lynn menatap ragu ke arahnya. "Tidak perlu?"

"Kau hanya perlu pemandu tur untuk wisata ke sana," jawab Lei Han mantap.

"Hah?"

Sementara Lynn makin kebingungan, Lei Han melirik arlojinya. Belum pukul tiga. Seharusnya ia masih sempat.

"Mau menemaniku ke suatu tempat?"

***

*Xiao Xue, Chu Zhong, Gao Zhong, Da Xue : Sd, Smp, Sma, Kuliah.

Heyaaa aku update hari ini. Besok libur ya. Senin ku update lagi. Ditunggu dan makasih banyak sudah mau votes! Dukungan kalian itu penyemangat daku huehehe^^

PeonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang