Kuntum 21 - 第二十一章

201 25 0
                                    


"Ke Summer Pallace?"

Mata Lynn membeliak takjub menatap pemuda yang duduk di sebelahnya di dalam sedan pribadi milik Brandon Jun.

"Eh, Xiao Han, siapa gadis ini? Kau belum mengenalkan pada paman." Dari kursi supir, seorang pria bermata sipit, mengintipnya dari kaca spion.

Jun Lei Han yang agak merebahkan punggungnya di sandaran kursi. "Dia teman baruku dari Indonesia. Mahasiswi pertukaran. Wong Dage, dia sangat pintar membuat film. Maka itu kami ingin melakukan beberapa riset untuk lokasi." Lei Han menjelaskan sementara Lynn masih tak habis pikir bagaimana ia bisa duduk di dalam mobil ini. Matanya masih sering mengerjap beberapa kali untuk terus-terusan menyadari kalau semua ini nyata. Ia ada di dalam mobil seorang idol pop yang sangat terkenal dan sedang perjalanan menuju Summer Palace. Ia tidak bermimpi bukan?

"Lalu kau yang menjadi aktor utamanya?"

Lei Han mengeluh kecil dan tersenyum meringis. "Sayangnya tidak. Yan Zi Wei mengambilku. Tapi tenang saja, aku dan Lynn akan menjadi pemeran utama dalam salah satu film Yan Zi Wei. Hebat, bukan?"

Terdengar pria itu tertawa kecil. "Lalu kau akan masuk ke dalam Summer Palace dengan terekspos begitu?"

Refleks, Lynn menatap Lei Han di sebelahnya. Hari ini pemuda itu memakai kaos putih sederhana, dan levis hitam dibalut sneakers putih. Penampilan yang sangat mencolok untuk seorang Brandon Jun. Bahkan, kalau menjadi seorang stalker, seharusnya Brandon bisa dikenali hanya lewat bau atau ujung kukunya saja.

Brandon melepas topinya sembari mengeluh. "Pinjamkan aku jaketmu, atau mungkin kau masih ada simpanan kumis ekstension waktu itu?"

Kepala Lynn berputar-putar dari kursi supir ke arah Brandon. Kalau diperhatikan, Brandon memang tidak sangat aman ada di luar seakan-akan ia orang biasa. Penampilannya tidak bisa dibuat sederhana.

"Lei Han, kurasa ide ini buruk."

Brandon Jun menoleh, menatap tak setuju dengan alis terangkat. "Kenapa? Kau takut aku dijerat orang-orang?"

Mungkin iya.

Tapi satu yang ia takuti adalah, ia takut tidak bisa menahan degup jantungnya yang sedari tadi berdentuman seperti drum band menggebu.

Tapi Lynn menjawab ragu, "aku.. takut saja."

Kata-kata Feifei tadi ketika pulang kampus seketika terngiang lagi.

Ada banyak fangirl dan stalker yang sangat ganas. Mereka bisa membuatmu jadi terkenal hanya gara-gara kau dekat dengannya walau tanpa status sekalipun.

"Jangan khawatir. Hm, bagaimana kalau jaketmu kupakai sementara topi ini kau yang pakai?" Lei Han menunjuk jaket parasut putih kebesaran milik Lynn, kemudian tangannya mengacungkan topi baseball biru tua miliknya seperti mengajukan pertukaran banda. Lynn melirik jaketnya, kemudian refleks menyocokkannya dengan ukuran tubuh Lei Han yang kurus dan agak berisi itu. Ia mengernyit kikuk.

"Jaket? Mana muat?"

"Aku bisa mencobanya." Lei Han mengangkat alis, kemudian tersenyum. Senyum yang membuat Lynn seperti tertular untuk menyetujuinya.

"Tapi, kalau cuma jaket ini saja, wajahmu..?"

"Di belakangnya ada kerudung. Aku bisa menaikkan poni rambutku ke belakang menggunakan jepitan rambutmu."

"Jepitan rambut?" Tangan Lynn menyentuh cepit bermata kristal plastik di atas kepalanya yang digunakan untuk mencepit poni. Matanya kembali membulat, menatap ide Brandon seperti keraguan yang konyol.

"Kau serius?"

Brandon menyandarkan punggungnya, tak melepas pandangan dari Lynn berikut senyuman itu. "Kalau kau mau membiarkan aku terekspos begitu saja, ya sudah..."

PeonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang