Setelah hari itu, perlahan sikap Min Seok berubah sedikit demi sedikit. Ia dibuat bingung oleh perasaannya sendiri. Apa yang dialaminya sekarang tidak sama dengan apa yang pernah dialaminya dulu. Ini begitu rumit bak sebuah gulungan benang kusut yang harus diurai untuk menemukan ujungnya.
Rasa penasarannya terhadap hoobae-nya itu semakin lama semakin besar. Min Seok ingin mendekatinya tapi ia terlalu bingung harus memulainya darimana. Jika ada kesempatan, Min Seok dengan diam-diam mengikutinya sampai batas kakinya sanggup melangkah. Tanpa disadari, hal yang awalnya hanya ingin menghilangkan rasa penasaran kini berubah menjadi sebuah kebiasaan.
Jong Dae dan Baek Hyun yang menyadari ada perubahan pada Min Seok, hanya bisa saling bertanya satu sama lainnya.
"Apa yang terjadi pada Min Seok-ah? Tidak biasanya dia seperti ini. Ada yang berubah dari dirinya, apa kau menyadari itu, Jong Dae-ya?" tanya Baek Hyun berdiri menyandar di dinding, menyilangkan kedua tanganya menatap Jong Dae yang tengah memainkan alat musik.
Jong Dae menghentikan permainannya, matanya menatap lurus ke dalam mata Baek Hyun, "Kau benar Baek Hyun-ah! Aku juga merasakan ada yang berubah pada dirinya," jawab Jong Dae membenarkan kalimat Baek Hyun.
"Kau 'kan duduk sebangku dengannya, apa kau tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya?" tanya Baek Hyun yang kini mengangkat pergelangan tangannya, melihat jam tangan yang melingkar manis di sana. Sudah hampir satu jam berlalu ketika mereka tiba, "Lihat! Dia terlambat lagi. Demi Tuhan Jong Dae-ya, beberapa bulan lagi kita akan tampil tapi dia -"
Baek Hyun menghentikan kalimatnya saat mendengar suara dari beberapa tombol password yang di tekan. Ia dan Jong Dae memutar kepalanya ke arah pintu menunggu seseorang dari balik pintu menunjukkan wajahnya.
Suara pintu terbuka, Min Seok berusaha mengembangkan senyumnya yang terlihat kikuk saat memasuki ruangan. "Mianhaeyo... aku datang terlambat, jalanan macet sekali," ujar Min Seok menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
Baek Hyun tidak menanggapi pernyataan Min Seok, namja itu malah menatapnya tajam.
"Kau terlambat lagi, KIM MIN SEOK!" pelan namun tajam di akhir saat Baek Hyun menekan nama Min Seok dingin.
Jong Dae agak terkejut saat Baek Hyun menegur Min Seok. Tak biasanya namja itu menekankan sebuah kalimat bahkan untuk mengucapkan sebuah nama ketika berbicara.
Tak ingin suasana memanas, Jong Dae pun mengambil alih pembicaraan. "Aku dan Baek Hyun-ah akhir-akhir ini sering memperhatikanmu, kau tidak seperti biasanya. Sikapmu banyak berubah belakangan ini. Waeyo? Apa kau sedang dalam masalah Min Seok-ah?" tanya Jong Dae.
Min Seok terdiam mendengar pertanyaan yang diajukan Jong Dae. Ia tidak pernah bermaksud untuk menyembunyikan hal ini dari mereka. Min Seok hanya merasa saat ini bukanlah waktu yang tepat, terlebih lagi ia juga mempunyai sahabat bermulut besar seperti keduanya. Hal inilah yang turut menjadi pertimbangan besar untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pandangan Pertama
FanfictionMin Seok, namja yang memiliki kulit putih bak salju yang cukup populer di sekolahnya, ia tidak percaya jika cinta bisa datang saat pandangan pertama. Baginya, cinta itu tumbuh di antara dua orang yang saling mengenal satu sama lainnya. Akan tetapi...