Bel istirahat berbunyi. Di antara mereka bertiga, Baek Hyun yang paling bersemangat. Namja berparas manis itu sangat penasaran seperti apa hoobae-nya yang mampu mencairkan hati Min Seok yang telah lama dingin.
Ketiganya sudah tiba di depan kelas hoobae yang dimaksud Jong Dae. Baek Hyun dan Min Seok menunggu di depan kelas sedangkan Jong Dae masuk ke dalam kelasnya mencari Ha Na.
“Kyung Soo-ya,” panggil Jong Dae ke salah satu hoobae yang dikenalnya.
Namja yang bernama Kyung Soo menghampiri Jong Dae yang berdiri di ambang pintu kelas. Namja bermata bulat itu membungkukkan tubuhnya, “Ne sunbae. Ada apa?” tanyanya.
“Uhm... Ha Na-ya ada?”
“Ha Na-ya?” Kyung Soo mengulang nama yang diucapkan Jong Dae lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh isi kelas mencari sosok yang sedang dicari sunbae-nya.
"Yaa! Ha Na-ya," panggil Kyung Soo saat menemukan sosok yeoja yang dicarinya. Namja itu mengangkat tangannya ke udara, mengisyaratkan kepada Ha Na untuk segera menghampirinya.
Yeoja manis itu menghampiri Kyung Soo yang berdiri di dekat pintu kelas, Ha Na masih tidak menyadari kehadiran Jong Dae di sana. “Wae?”
“Jong Dae Sunbae mencarimu,” tunjuk Kyung Soo ke namja di sebelahnya.
Ha Na agak terkejut. Yeoja itu melongo menatap Kyung Soo lalu matanya mengikuti arah yang ditunjuk oleh Kyung Soo.
Ha Na mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya. Apa ini mimpi? Namja yang selalu menghiasi mimpinya kini berada tepat di depannya, berdiri diambang pintu kelas dan mencarinya.
“Apa kau senggang? Bisa ikut denganku sebentar?” tanya Jong Dae.
Ha Na menggeleng lalu mengekor dibelakang Jong Dae mengikuti langkah kaki namja tersebut keluar dari kelasnya. Ada Min Seok dan Baek Hyun juga yang sudah menunggu diluar.
Jong Dae terlihat agak kaku, ini bukan keahliannya! Namja itu memijat tengkuknya sebelum bersuara, “Kedua sahabatku ingin berkenalan denganmu, Ha Na-ya,” ujar Jong Dae langsung ke inti pembicaraan tanpa harus berputar-putar mencari sebuah alasan.
Ha Na semakin terkejut. Ia sangat yakin jika dirinya tidak sedang bermimpi. Ia sepenuhnya sadar. Tapi kenyataan yang ia alami sekarang rasanya seperti mimpi. Perlukah ia pergi ke dokter THT untuk memeriksakan pendengarannya juga?
“Ahh.. ini Min Seokie, kau masih ingat?” tanya Jong Dae menunjuk Min Seok.
"Ne."
“Dan ini Baek Hyunie. Byun Baek Hyun,” lanjutnya memperkenalkan Baek Hyun.
Tangannya gemetar menjabat tangan kedua Sunbae-nya. Ia hanya mampu mengucapkan namanya saja, tidak lebih. Otaknya terasa lumpuh seketika. Kata-kata yang biasa dirangkainya dengan mudah kini menghilang, menguap seperti uap air yang dipanaskan lalu bergabung bersama udara di sekitarnya.
KRIIK... KRIIK... KRIIK... KRIIK...
Seakan ada suara jangkrik yang hadir di antara mereka memecah kecanggungan.
Jong Dae si empunya ide pun tak bisa berbuat banyak. Namja itu bingung harus berbuat apa untuk menghidupkan suasana.
“Meogeosseoyo? Kalau belum, ayo kita ke kantin! Hari ini Min Seok Sunbae yang akan mentraktir,” ujar Baek Hyun bicara pada Ha Na mencairkan suasana. Tanpa pikir panjang, namja manis itu merangkul pundak Ha Na lalu menariknya ke kantin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pandangan Pertama
Fiksi PenggemarMin Seok, namja yang memiliki kulit putih bak salju yang cukup populer di sekolahnya, ia tidak percaya jika cinta bisa datang saat pandangan pertama. Baginya, cinta itu tumbuh di antara dua orang yang saling mengenal satu sama lainnya. Akan tetapi...