Part XIII

27 5 2
                                        

Jong In berdiri mematung menatap noona-nya yang tampak aneh dari kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jong In berdiri mematung menatap noona-nya yang tampak aneh dari kemarin. Yeoja itu selalu terlihat termenung di setiap waktu. Beberapa kali ia mengajaknya bicara tapi sang kakak terus menerus bertanya apa yang dikatakannya tadi. Jong In seakan berbicara dengan tubuh yang kosong tak berpenghuni sedangkan yang diajak bicara pikiran entah melayang jauh ke mana.

"Noona," panggil Jong In yang sudah duduk di sebelahnya.

"Wae?"

"Noona sakit? Noona tak seperti biasanya,” tanya Jong In.

Ha Na menggelengkan kepalanya. Yeoja mungil itu menatap Jong In lalu menghembuskan nafas yang terdengar begitu berat.

Jong In memutar posisi duduknya agar dapat menghadap Ha Na. Ia meraih pundak noona-nya dan memutarnya hingga mereka duduk saling berhadapan.

Jong In menatapnya penuh selidik. Ada yang salah di sini. Ia tak pernah bisa menerima jika ada seseorang yang berusaha melukai kakak satu-satunya ini.

"Jika tidak sakit lalu apa? Apa ada yang noona pikirkan? Apa ada masalah? Ceritakan padaku, noona," tanyanya panjang lebar.

Ha Na mengulum senyumnya. Yeoja itu mengusap-usap punggung tangan milik Jong In seakan mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja.

Ha Na menarik nafas panjang, menatap Jong In yang masih duduk setia di depannya dengan wajah khawatir. "Aku hanya dilema."

"Dilema? Dilema akan hal apa?" tanya Jong In semakin kebingungan.

"Apa aku pantas bersamanya?"

Mendengar kalimat yang baru saja dilontarkan membuat mata Jong In membulat sempurna. Tangan yang sempat digenggam oleh sang kakak dilepaskannya begitu saja. Ia sangat mengerti maksud dari kalimat tersebut.

"Yaa! Noona!" teriak Jong In. Ia masih berharap kali ini telinganya yang salah dengar.

"Noona tahu bagaimana aku sangat mengkhawatirkanmu? Melihatmu tak fokus beberapa hari ini, ku pikir noona ada masalah," omel Jong In. Ia menepuk keningnya masih tak percaya akan hal yang baru saja di dengarnya. "Dan jangan katakan padaku jika ini hanya permasalahan cinta."

Kepala sang kakak tertunduk melihat reaksinya. Jong In merasa bersalah sudah menunjukkan reaksi seperti itu. Ia sadar jika noona-nya mempunyai kehidupan sekolah yang tidak sama seperti dirinya yang begitu populer di sekolah. Mereka sangat berbanding terbalik.

Ia meneliti wajah yeoja di hadapannya. Menurutnya wajah sang kakak bisa di bilang cukup menarik, kecil, ia juga mungil dan begitu menggemaskan. Jika mereka tidak terikat hubungan darah, sudah pasti Jong In akan memacarinya.

Jong In masih tak habis pikir, apa selama ini sang kakak tidak pernah jatuh cinta atau bahkan dekat dengan seseorang yang setidaknya ia sukai?

"Noona mianhaeyo."

Cinta Pandangan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang