Part XX

24 3 0
                                    

"Aiisshh!! Pagi sekali!" gerutu Yeo Woon begitu sampai di depan pintu gerbang sekolah. Ya.. yeoja itu terpaksa harus tiba sepagi ini karena sang ayah akan berangkat keluar kota. Urusan pekerjaan katanya.

Yeo Woon bermalas-malasan menarik kakinya masuk ke dalam area sekolah. Hanya anak kelewat rajin saja yang sudah tiba pagi-pagi buta seperti ini di sekolah. Sedangkan untuk anak tak rajin seperti dirinya, tiba di sekolah sepagi ini adalah hal yang paling menyebalkan. Andai Ha Na juga datang sepagi ini, tentu akan sangat menyenangkan baginya.

Yeo Woon menyusuri koridor sekolah yang masih amat sangat hening. Beberapa di antaranya sudah ada yang datang. Seperti yang Yeo Woon katakan tadi, mereka yang sudah datang ini adalah anak-anak yang kelewat rajin.

Sebelum sampai ke kelasnya, Yeo Woon harus melewati beberapa kelas, termasuk melewati kelas sunbae yang sekaligus kekasih sahabatnya ini.

Langkahnya harus terhenti. Yeo Woon menangkap pemandangan yang sama sekali tidak menyenangkan. Yeoja itu membeku sejenak. Seketika otaknya bekerja lebih cepat dari biasanya. Yeo Woon membatin, apa rumor yang beredar selama ini memang benar adanya? Apa benar sahabatnya ini tengah di permainkan?

Yeo Woon baru menyadari jika belakangan ini, baik sunbae-nya atau pun Ha Na jarang sekali terlihat bersama. Padahal jauh sebelum rumor itu menyebar seperti virus, mereka berdua layaknya magnet yang berbeda kutub jika di dekatkan maka akan menempel satu sama lainnya. Sama seperti keduanya yang selalu bersama setiap ada kesempatan.

Isi kepalanya seperti benang kusut. Hatinya ikut memanas. Yeo Woon berjanji akan memastikan hal ini langsung kepada Ha Na.

Baru saja kakinya melangkah meninggalkan kelas sunbae-nya, langkahnya harus terhenti lagi. Kali ini bukan karena sunbae-nya tapi Ha Na, sahabatnya tengah berjalan menuju kelas sunbae-nya dari arah yang lain. Dahinya mengernyit, yeoja itu sudah datang sepagi ini?

Matanya terus mengawasi. Sungguh, ini tidak baik! Yeo Woon terus meneriaki Ha Na tapi yeoja itu tak mendengar.

"Ha Na-ya," cicit Yeo Woon tepat beberapa langkah di belakang yeoja itu.

Semua terlambat. Ha Na sudah berdiri mematung di ambang pintu kelas sunbae-nya. Yeo Woon yakin, yeoja itu sudah melihatnya. Ia memberanikan dirinya mendekati Ha Na seolah tak tahu apa yang sedang terjadi.

"Ha Na-ya.." panggil ulang Yeo Woon kini menyentuh pundak Ha Na.

Ha Na yang terkejut langsung memutar kepalanya menghadap Yeo Woon. Bukan hanya Ha Na tapi kedua makhluk yang berada di dalam kelas juga ikut tak kalah terkejutnya. Keduanya seperti pasangan yang ketahuan tengah berselingkuh.

"Yeo Woonie?"

"Ne. Kamu ngapain? Kajja kita ke kantin,"alih Yeo Woon mengaitkan tangannya dan menarik tangan Ha Na menjauh dari sana. "Aku lapar. Tadi tak sempat sarapan. Appa berangkat pagi sekali," lanjutnya sambil menyunggingkan senyum. Berat. Tapi Yeo Woon yakin, hati yeoja di sebelahnya jauh lebih berantakan.

¤¤¤¤¤

Pagi ini, Min Seok datang lebih awal. Pikirannya sungguh kusut! Otaknya bekerja keras mencari jalan keluar dari masalahnya kali ini. Ji Yeon Hee, yeoja itu terus menerus menempel padanya seperti benalu yang hinggap di pohon inangnya. Ia tak bisa seperti ini! Ada Ha Na yang hatinya perlu ia jaga. Namun ancaman Yeon Hee juga tak main-main. Yeoja itu semakin tak terkendali semenjak kepulangannya ke Korea.

Di saat otaknya kembali menemukan jalan buntu, yeoja yang tak pernah diharapkan datang menemuinya lagi.

Kali ini gerakan Min Seok kalah cepat. Yeoja itu menggenggam erat tangannya. "Sampai kapan kau masih mau bermain-main denganku?"

Cinta Pandangan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang