Sore mulai dingin, suhu turun menjadi 16° di musim gugur kali ini. Disudut kantin, duduk seorang yeoja dengan rambutnya yang sengaja diikat menyerupai ekor kuda tengah duduk sendiri bertopang dagu. Matanya menatap lurus ke depan. Ada sedikit rasa bosan yang terpancar dari sorot matanya.
"Sendiri lagi?" tanya Min Seok menghampirinya.
Suaranya yang begitu tiba-tiba mengejutkan Ha Na yang sedang melamun. "Oh... sunbae." Ha Na menurunkan kepalanya. "Iya. Aku sedang menunggu Yeo Woon. Sunbae sendiri?"
Min Seok mengambil alih kursi
kosong yang berada tepat di depannya. "Tidak. Aku bersama Jong Dae-ya.. nah itu orangnya datang," ujar Min Seok menerima sebotol minuman dari tangan Jong Dae, "Gumawo.""Annyeong Ha Na-ah," sapa Jong Dae dengan senyum manisnya. Kedua sudut bibirnya masuk ke dalam memberikan kesan manis yang menghiasi wajah tampannya itu.
Ha Na menundukkan kembali kepalanya menunjuk rasa hormat dan tak lupa senyum ramahnya. Sejak hari itu, hubungannya dengan ketiga senior lelaki tampan bak pangeran itu menjadi dekat satu sama lain. Ha Na yang awalnya canggung dengan ketiganya kini perlahan perasaan canggung itu menghilang. Yeoja mungil itu mulai merasa nyaman berada di sekitar tiga namja yang populer seantero sekolah.
Mereka bertiga mulai bercakap-cakap yang terkadang diselingi dengan beberapa gurauan ringan. Berkali-kali Ha Na kedapatan tertawa menanggapi gurauan sang senior. Ha Na tertawa lepas ketika Min Seok mulai memainkan leluconnya hingga yeoja itu kehilangan kendali. Ha Na mungkin bisa saja terjatuh dari bangku yang tengah didudukinya jika Min Seok tidak cepat-cepat menarik tangannya.
DEG DEG DEG
Irama jantung Ha Na semakin tak beraturan saat jarak keduanya sangat dekat. Wajah Min Seok yang putih bagaikan salju begitu jelas terlihat di matanya.
Ha Na tak pernah merasakan getaran seperti ini dengan Jong Dae, senior yang disukainya sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu. Bahkan sekarang saat dirinya sudah dekat dengan Jong Dae pun getaran dihatinya tidaklah sama, sungguh berbeda dengan yang baru ia rasakan. Ada apa ini? Otak Ha Na seakan berhenti mendadak. Yeoja mungil itu seakan lupa bagaimana caranya berpikir dan menggunakan kembali pikirannya.
"Gwenchana?" tanya Min Seok dengan ekspresi wajah khawatirnya. Namja itu masih menggenggam tangan Ha Na. Mendapati yeoja di depannya tetap diam, Min Seok memanggil nama Ha Na sekali lagi.
Panggilan kedua Min Seok berhasil menyadarkan Ha Na dari keterkejutannya lalu menatap Min Seok dengan wajah polosnya, "Ahh~ sunbae... ne gwenchana." Dan kini matanya tertuju ke pergelangan tangannya yang masih dipegangi oleh Min Seok.
Min Seok mengikuti arah mata Ha Na yang berhenti tepat di mana ia masih menggenggam tangan yeoja mungil itu dan melepaskan genggamannya. "Ahh~ mian. Lain kali berhati-hatilah."
"Kau ini kenapa Ha Na-ya? Kau nyaris terjatuh saat mendengar lelucon Min Seokie yang menurutku itu tidak lucu sama sekali," ujar Jong Dae yang sedari tadi menyimak lelucon yang dibuat sahabatnya sambil terus menyantap Jjajangmyeon.
"Coba jelaskan padaku di mana letak lucunya hingga kau hilang kendali seperti itu?" tanya Jong Dae mengangkat sumpitnya mengarah ke Ha Na.
"Jong Dae-ya, kenapa kau sungguh jahat sekali padaku eoh?"
"Aku berkata jujur Min Seok-ah. Aku saja yang mendengarnya sampai speechless. Leluconmu sungguh garing," ujar Jong Dae masih dengan muka datarnya.
Namja itu meletakkan sumpitnya, menatap ke dalam mata Min Seok. Bibirnya naik ke atas, "Aku rasa kalian berdua cocok. Selera kalian sama," tawa Jong Dae akhirnya pecah juga sambil menunjuk kedua orang di depannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pandangan Pertama
FanfictionMin Seok, namja yang memiliki kulit putih bak salju yang cukup populer di sekolahnya, ia tidak percaya jika cinta bisa datang saat pandangan pertama. Baginya, cinta itu tumbuh di antara dua orang yang saling mengenal satu sama lainnya. Akan tetapi...