Part X

31 4 0
                                    

Jong In membangunkan tubuhnya dengan mata setengah terpejam duduk di tepian kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jong In membangunkan tubuhnya dengan mata setengah terpejam duduk di tepian kasur. Mulutnya menguap lebar. Ia masih mengantuk.

Aroma masakan Ha Na mengusik indera penciumannya dan memaksa Jong In untuk segera bangun dari mimpi indahnya.

"Noonaaa..." tegur Jong In mengucak matanya ketika memasuki dapur.

Ia menarik kursi yang langsung menghadap ke arah sang kakak. Direbahkan kepalanya di atas meja sambil menatap Ha Na yang masih sibuk dengan masakan tanpa peduli kehadirannya.

"Ini masih terlalu pagi noona," ujar Jong In bermalas-malasan.

"Arayo. Aku memang sengaja membuatkanmu makanan sebelum pergi."

Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Ha Na, Jong In langsung menegakkan tubuhnya. Dahinya berkerut. Ia tidak salah dengar 'kan? Ini hari minggu dan noona-nya bilang, dia ingin pergi? Sungguh luar biasa!

Jong In tahu benar. Hari minggu adalah hari di mana noona-nya bisa menghabiskan seluruh waktunya dengan novel-novel tebal atau duduk seharian di depan tv menonton drama favoritnya. Hari di mana yeoja itu paling susah untuk diajak keluar dari rumah, zona nyamannya.

"Noona mau ke mana? Apa pergi dengan Yeo Woon noona?"

Ha Na tersenyum menggelengkan kepalanya.

Baru saja Jong In hendak melanjutkan pertanyaannya, bel pintu rumah mereka berbunyi beberapa kali. Ia berdengus dan berlalu menuju pintu sambil bersungut-sungut.

"Nuguseyo?" tanyanya melihat seseorang berdiri memunggungi pagar rumah.

Namja itu langsung memutar tubuhnya mendengar suara Jong In. "Ini aku, Kim Min Seok. Apa Ha Na-ya ada di rumah?"

Jong In semakin tercengang dibuatnya. Seorang namja di minggu pagi seperti ini? "Jamsimanyo."

Jong In berjalan ke arah pagar rumah sambil merapikan penampilannya yang masih sangat berantakan. Ditatap namja yang berdiri tepat di hadapannya. Senyum namja itu mengembang lebar menghias wajahnya yang putih salju itu.

Wajahnya begitu familiar di ingatan Jong In. Potongan kecil tentang namja satu ini melintas seketika di dalam kepalanya tapi sayang, daya ingatnya yang payah memperburuk keadaan.

"Aku sunbae noona-mu yang tempo hari pernah mengantarnya pulang," jelas Min Seok seolah paham hanya dengan membaca garis wajah Jong In yang terlihat was-was.

Lampu di dalam kepalanya mendadak berpijar sangat terang. Jong In terkekeh, ia memijit tengkuknya yang tak sakit mempersilahkan Min Seok masuk ke dalam rumah.

"Ha Na noona sedang menyiapkan sarapan. Akan ku panggilkan sebentar," ujar Jong In meninggalkan Min Seok di ruang tamu.

"Ada yang datang mencarimu... namja. Nugunde?"

Cinta Pandangan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang