Part VI

38 3 0
                                    

Sore itu halte bus tampak penuh dengan orang-orang yang menunggu kedatangan busnya. Ini sudah masuk jam pulang kerja juga.

Bus yang ditunggu pun datang. Min Seok berdiri tepat di depan Ha Na. Namja itu masuk ke dalam terlebih dahulu, mencari bangku yang kosong untuk ditempati.

“Ha Na-ya,” lambai Min Seok agar Ha Na datang mendekat.

Ha Na yang melihatnya berusaha menerobos orang-orang yang mulai memenuhi isi bus.

"Ada apa sunbae?" tanyanya tepat di depan Min Seok yang tengah duduk.

Tanpa menjawab, Min Seok langsung berdiri lalu menyuruhnya duduk di bangku yang memang sengaja ditempati agar Ha Na bisa mendapatkan bangku, “Duduklah.”

Ha Na sempat terdiam sejenak. “Gwenchana sunbae,” tolak Ha Na lembut.

“Cepatlah duduk sebelum orang lain menempatinya,” Min Seok menarik paksa tangan Ha Na dan mendudukkannya di bangku yang sudah ia kosongkan.

Kam-kamsahamnida sunbae,” ujar Ha Na merendahkan kepalanya.

Tak ada pembicaraan selama perjalanan. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Sesekali Ha Na melirik namja tinggi sekaligus sunbae-nya itu yang tengah berdiri. “Benar-benar namja yang baik hati, dia juga manis,” gumamnya dalam hati menilai Min Seok.

Sunbae?”

Uhm..” Min Seok menolehkan wajahnya menghadap Ha Na. “Waeyo?”

“Mau aku pegangi tasmu? Daritadi sunbae berdiri terus,” ujar Ha Na menawarkan bantuan.

Gwenchana, ini tidak berat,” Min Seok menggelengkan kepalanya dan kembali tersenyum.

¤¤¤¤¤

Eoh.. rumah sunbae di sekitar sini juga?” tanya Ha Na sedikit terkejut mendapati Min Seok yang ikut turun dari bus bersamanya. Pasalnya, Ha Na tidak mengetahui jika Min Seok juga tinggal di sekitar lingkungan rumahnya.

Aniyo,” Min Seok menggelengkan kepalanya.

“Lalu?” tanya Ha Na sedikit memiringkan kepalanya. “Aah.. ya ya aku mengerti.” Entah apa yang dimaksud dengan ucapannya seakan mengerti, ia menganggukan kepalanya.

Min Seok berjalan ke arahnya. Namja itu menurunkan wajahnya sejajar dengan Ha Na. Jarak wajah keduanya sangat dekat, nyaris kedua hidung mereka saling bersentuhan sampai Ha Na dapat merasakan hembusan nafas dari sunbae-nya itu.

“Mengerti apanya, huh?” tanya Min Seok. Lagi-lagi namja berkulit putih bak salju itu menunjukkan senyum manisnya di depan Ha Na sebelum menegakkan tubuhnya lagi. “Kajja!”

Perlakuan Min Seok tadi membuat irama jantung Ha Na berdetak lebih cepat dari biasanya. Ha Na nyaris menahan nafasnya saat wajah mereka begitu dekat.

Benar-benar tampan! Dia manusia sungguhan, 'kan?” pekiknya dalam hati.

Namja itu dalam hitungan detik mampu menggeser Jong Dae dari kepalanya. Ha Na masih berdiri di belakang, menatap punggung Min Seok yang sudah kembali berjalan di depannya.

Cinta Pandangan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang