Ha Na dan Yeo Woon berdiri di depan kelasnya di lantai 3 menikmati pagelaran pentas seni sekolah. Mulai dari olahraga maupun seni. Semua siswa yang ikut berpartisipasi telah memberikan yang terbaik.
Riuh sorak sorai bergemuruh memenuhi satu sekolah saat ketiga namja yang disebut sebagai pangeran sekolah menaiki podium. Ha Na tersenyum singkat ketika ketiganya melakukan performance. Penampilan mereka memang terbaik. Sempurna. Tak ada yang mengecewakan. Ini semua berkat usaha dan kerja keras mereka selama ini.
Entah benar atau tidak perasaannya ini, ia sering mendapati mata Min Seok selalu bertumbukan dengannya. Namja itu sering kali kedapatan mencuri pandang ke arah Ha Na dan diam-diam mengawasinya di tengah-tengah penampilan yang sedang berlangsung.
Ha Na berusaha menikmatinya tapi tak bisa. "Aku mau ke kantin, mau ikut?" tanyanya pada Yeo Woon yang berada tepat di sebelahnya.
Yeo Woon menggeleng, "Aku mau lihat Baek Hyun sunbae sampai selesai," jawabnya tanpa menoleh sedikit pun.
"Ck! Susul aku jika sudah puas melihatnya, oke?"
"Ne.. ne.."
Ha Na menyusuri koridor yang sedikit sepi. Hampir semua siswa berpusat di lapangan menikmati pentas. Ia berjalan gontai menuju kantin mengisi perutnya yang sedari tadi sudah merengek minta diisi.
Satu mangkuk jjajangmyeon sudah habis masuk ke dalam perutnya tapi Yeo Woon sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya. Apa yeoja itu mendadak amnesia sampai tak tahu arah jalan menuju kantin? Atau pesona Baek Hyun yang begitu kuat sampai mampu menyihirnya menjadi patung?
Dulu, sendiri baginya tak masalah namun sekarang, semua terasa berbeda. Seperti ada yang kurang dan Ha Na tidak bisa menjelaskan apa yang sedang terjadi. Mood-nya seketika memburuk. Jika sudah seperti ini yang ia butuhkan hanya buku. Ya.. buku adalah yang paling baik untuk memperbaiki mood-nya. Perpustakaan atau rooftop merupakan tempat tujuan akhirnya.
Ha Na berusaha menulikan indera pendengarannya dari segala keriuhan yang tercipta di sekolahnya saat ini. Secepat mungkin kakinya harus sampai di dalam perpustakaan yang tenang dan damai.
Langkahnya harus terhenti. Ada seseorang yang menghalangi jalannya. Ia membeku. Sungguh tak ingin berurusan dengan orang tersebut.
"Sun-sunbae.." cicitnya.
Seseorang yang ia panggil 'sunbae' tadi melempar senyum ke arahnya. Ini terkesan aneh baginya.
"Chukhahae."
Ha Na semakin bingung dibuatnya. Ucapan selamat, untuk apa? Memang apa yang telah dibuatnya sampai harus menerima ucapan tersebut?
"Chukhahae? Untuk apa sunbae?"
"Ikut aku!" sambar suara namja yang tiba-tiba datang menarik pergelangan yeoja tersebut, menjauh dari Ha Na.
Ha Na terkejut dengan kejadian tiba-tiba ini. Ia memperhatikan punggung belakang kedua insan itu menghilang darinya.
"Gwenchana?" tanya cemas pemilik suara yang agak riang.
Ha Na mengangguk, "Gwenchana, Baek Hyun oppa."
"Aiishh! Yeoja itu! Maunya apa sih?" gerutu Baek Hyun. Namja manis itu celingak-celinguk, "Kau sendiri? Di mana Yeo Woon-ah?"
"Tadi sibuk menonton kalian."
"Jjinja? Lalu bagaimana penampilanku?" tanya Baek Hyun menggebu-gebu.
"Kami," koreksi Jong Dae dengan penekanan nada.
"Ck! Protes saja!"
Jong Dae mendelik. Nyali Baek Hyun menciut. Ia mengerucutkan bibir. "Ne.. ne.. bagaimana penampilan kami, Ha Na-ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pandangan Pertama
FanfictionMin Seok, namja yang memiliki kulit putih bak salju yang cukup populer di sekolahnya, ia tidak percaya jika cinta bisa datang saat pandangan pertama. Baginya, cinta itu tumbuh di antara dua orang yang saling mengenal satu sama lainnya. Akan tetapi...