Part XXVIII

31 4 0
                                    

"Tidur sana di rumahmu!" oceh Jong In melempar bantal ke arah Sehun yang asyik bermain ponsel di atas kasurnya.

Sehun menaikkan garis bibirnya, menyingkirkan bantal yang dilempar Jong In. "Waeyo? Dulu kau tidak permasalahkan bahkan menyuruhku menginap."

"Ck!" Jong In memutar bola matanya malas. "Atau jangan-jangan, kau menyukai noona-ku ya?"

Kalimat yang dilontarkan Jong In tepat sasaran! Seperti anak panah yang dilesatkan dari busurnya, menembus tepat di titik tengah. Sehun diam. Jemarinya yang tadi sibuk di atas layar ponsel ikut tak bergerak. Waktu seakan berhenti berputar, memaksa otak Sehun bekerja lebih cepat dari biasanya.

"Yaa! Kenapa dengan ekspresimu itu tuan berwajah datar?" Lagi-lagi Jong In melempar bantal ke arah Sehun.

Ia sedikit tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia sedikit tertawa. "Aku hanya asal bicara hahaha.."

Mendengar kalimat akhir Jong In membuat Sehun setidaknya dapat bernafas lega. Baru saja Sehun menarik nafas mengisi paru-parunya yang sempat kosong tadi harus terhenti karena ucapan Jong In.

"Tapi.. kau benar-benar tidak menyukai Ha Na noona, 'kan?"

"A-ani!" jawab Sehun cepat. Walaupun terdengar tegas tapi ia tergagap saat mejawabnya dan Jong In tidak menyadari hal itu.

"Hati-hati! Noona-ku cantik. Jangan sampai terpikat pesonanya!"

"Ngawur!" timpuk Sehun melempar bantal di dalam pelukannya. 'Kau benar Jong In-ah. Ha Na noona memang cantik dan aku sudah jatuh ke dalam pesonanya,' batin Sehun.

"Jangan terlalu keras pada Ha Na noona. Dia itu noona-mu," nasehat Sehun kepada Jong In yang sekarang tengah fokus dengan stik PS yang berada di dalam tangannya.

"Aku tak peduli Sehun-ah," jawab Jong In tanpa melepaskan pandangannya dari layar tv.

"Yeoja di rumah ini hanya Ha Na noona. Semenjak eomma tiada, Ha Na noona yang mengurus semua keperluanku. Jadi..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Pandangan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang