Part XI

22 3 0
                                    

Min Seok terpaku sejenak berdiri di ambang pintu masuk sebuah toko buku. "Whoaaa.. kau benar-benar mengajaknya ke tempat ini? Kau sungguh payah Min Seok-ah," gumamnya dalam hati.

Dengan lesu, ia melangkah masuk mengekor di belakang Ha Na. Mencoba mengajak kencan seorang yeoja dengan pergi ke toko buku? Ini benar-benar buruk. Sudah pasti yeoja itu akan tambah bosan. Setelah cukup lama menunggunya berlatih dan sekarang harus mampir lagi ke toko buku? Min Seok menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya kasar.

Min Seok masih memperhatikan setiap gerakan Ha Na dari belakang. Ia berpikir untuk apa pergi ke tempat ini jika tak ada satu pun buku yang akan dibelinya. Ia memukul kening beberapa kali menyadari betapa bodoh dirinya. Tapi semua yang terjadi di luar ekspektasi. Kenyataannya, Ha Na terlihat begitu bersemangat berjalan memutari setiap rak-rak buku. Beberapa buku di ambilnya, dilihat sebentar lalu di kembalikan lagi pada tempatnya.

"Sunbae mau cari buku apa? Sudah ketemu?" tanyanya yang sudah memeluk beberapa buku.

Min Seok tersenyum tipis menggelengkan kepala. "Buku yang ku cari tidak ada," bohongnya. "Kau mau membelinya?" lanjut Min Seok menunjuk buku-buku yang berada dalam dekapan Ha Na.

"Ne sunbae. Kebetulan sunbae mengajakku ke sini, jadi ku pikir sekalian saja," ujarnya berjalan ke arah kasir. "Kamsahamnida," ucap Ha Na selesai membayar buku-bukunya.

"Suka baca?" tanya Min Seok.

Ha Na mengangguk menjawabnya. Min Seok pun ikut menganggukkan kepalanya. Satu point yang sudah ia ketahui tentang yeoja di sebelahnya. Ia pun mencatat sangat baik di memori otaknya.

"Mau nonton film?" ajaknya lagi. Kali ini Min Seok tersenyum lebar, isi kepalanya mulai kembali bekerja dengan baik.

"Aku kurang suka menonton di bioskop. Mianhaeyo."

Ada setitik kecewa muncul di dalam sana. Ia mencoba menghapusnya dengan tersenyum. "Ahh.. gwenchana. Bagaimana kalau main di sana?" tunjuk Min Seok ke sebuah outlet lengkap dengan semua permainan.

Ha Na mengangguk menyetujuinya. Kali ini Min Seok tersenyum tulus. Tak dapat dipungkiri lagi, ia sangat senang. Perutnya seakan penuh dengan kupu-kupu yang berterbangan memenuhi hatinya yang sedang berbunga-bunga.

Keduanya begitu menikmati semua permainan yang ada di sana. Terkadang Ha Na menjerit, melonjak senang dan kegirangan ketika Min Seok memenangkan suatu permainan. Namun, tak jarang juga keduanya menekuk wajah saat gagal ataupun kalah.

"Ha Na-ya.."

Ha Na membalikkan tubuh menghadap Min Seok yang wajahnya tertutup boneka. Boneka tersebut nyaris sama besar dengan tubuhnya. Yeoja itu tersenyum gemas.

"Eottae?"

Ha Na menutup mulutnya berusaha mengontrol senyumnya. Jujur saja, wajah namja di depannya sungguh menggemaskan. Ya, sangat menggemaskan.

"Berhenti membuat wajah seperti itu sunbae."

"Waeyo? Apa wajahku buruk?"

"Aniyo. Wajahmu terlalu menggemaskan," kini wajah Ha Na yang bersemu merah.

"Aku? Ani ani, boneka ini yang menggemaskan," ujar Min Seok menyodorkan boneka yang ia peluk. "Tapi yeoja didepanku ini jauh lebih menggemaskan," tambahnya lagi mengusap pipi Ha Na lembut.

Ha Na merasakan pipinya memanas. Jika ada kaca besar pasti sudah jelas terlihat bagaimana merah mukanya saat itu.

"Kajja!" Min Seok menarik pergelangan tangan Ha Na untuk pergi lagi.

Cinta Pandangan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang