Gadis itu menggosok-gosokkan kedua tangannya untuk mengusir kedinginan yang mulai menyelimuti tubuhnya.
Kini ia sedang ada di halte bis yang sudah mulai sepi karena terlalu malam. Ada sedikit rasa penyesalan dan tentu saja rasa sedih dan kesepian juga turut hinggap di hatinya.
Ia baru saja kehilangan kedua orang tuanya dan bahkan kini ia merasa ia sudah kehilangan keluarganya. Dan kini ia sendirian di tempat yang jika semakin lama tetap ia tinggali bisa jadi tempat berbahaya baginya.
Tentu saja karena ini sudah malam dan tidak banyak orang yang lewat terlebih Kim Yerim adalah seorang perempuan. Tapi ia benar-benar tidak punya tempat tujuan sekarang. Dia mendengus. Dia ingin segera berumur dua puluh tahun agar seluruh hak waris keluarganya bisa jatuh ke tangannya karena ia benar-benar membutuhkan tempat tinggal.
Semua harta keluarganya yang tidak masuk ke dalam warisan milik Yeri sudah diambil beberapa keluarganya yang licik. Dan Yeri yang memang masih terlalu muda jadi sulit melawan mereka semua.
Perlahan Yeri mulai menyandarkan tubuhnya ke belakang. Dan saat ia sibuk memperhatikan jalanan, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya. Yeri mulai berancang-ancang takutnya orang yang ada di dalam mobil adalah orang jahat yang akan melakukan sesuatu hal buruk padanya.
Dan seseorang pun kini keluar dari dalam mobil itu. Yeri sudah semakin waspada dengan menggenggam gunting miliknya yang dia dapat di dalam tasnya secara sembunyi-sembunyi. Namun yang terjadi pria yang terlihat lebih tua beberapa tahun darinya itu justru menundukkan badannya sopan pada Yeri.
Yeri kebingungan. "Anda siapa?"
Pria yang sebenarnya cukup tampan itu kembali berdiri tegak. "Saya salah satu pelayan dari keluarga Jeon. Dan saya disini karena diperintahkan untuk menjemput nona Kim Yerim."
Jeon? Ah iya Yeri ingat ayahnya memang pernah bercerita jika punya sahabat sejak jaman sekolah dengan marga Jeon. Tapi ia tidak menyangka jika itu akan menguntungkannya.
"Apa anda benar Kim Yerim?" tanyanya lagi membuyarkan lamunan Yeri.
Yeri terdiam sejenak untuk berpikir. Bagaimanapun juga ia tetap harus berhati-hati pada orang asing. Siapa tau mereka yang diperintahkan oleh salah satu keluarga Yeri untuk mencelakai Yeri agar harta warisan milik Yeri bisa mereka ambil juga.
Astaga kenapa ia berpikiran buruk seperti itu.
"Kalau nona masih ragu. Saya bisa telepon tuan Jeon untuk berbicara dengan nona."
Yeri pun mengangguk. "Kalau begitu tolong sambungkan telepon dengan tuan Jeon."
Pelayan itu terlihat sibuk dengan ponselnya sementara Yeri memperhatikannya sambil menunggunya. Dan beberapa saat kemudian pelayan itu meminjamkan ponsel yang sudah terhubung dengan Tuan Jeon pada Yeri.
"Halo apa ini Kim Yerim? Saya Jeon Jung Il teman ayahmu Kim Dae Han. Maaf jika saya terlambat menghubungimu karena saya memang sekarang tinggal di luar negeri. Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja? Ayah dan ibumu pasti sedih memikirkanmu. Dan aku benar-benar menyesal tidak bisa menghadiri upacara pemakamannya."
Mendengar kata-kata pria di ujung telepon itu membuat Yeri sesak sendiri. Ingin rasanya menangis terlebih saat orang itu bercerita tentang kedua orang tua Yeri.
"Ah iya anakku satu-satunya tinggal di Korea. Dan aku sudah berbicara dengannya dan ia tidak masalah untuk tinggal bersamamu. Aku akan berehenti lebih merasa bersalah lagi jika kau mau tinggal dengan anakku. Jadi bisakah kau tinggal bersama anakku agar ia bisa menjagamu? Semua biaya hidupmu biar saya yang tanggung."
Ada perasaan tidak enak untuk menolak di hati Yeri tapi tentu saja ia cukup sulit menerima kebaikan orang yang baru saja dikenalnya.
"Anakku baik dan bahkan jika dia memang tidak baik kau bisa melaporkannya padaku. Jadi bagaimana?"
Yeri menghela napasnya. "Terima kasih sebelumnya, jujur saja saya memang sedang membutuhkan tempat tinggal tapi anda tidak perlu khawatir saya-"
"Maaf jika memotong kata-katamu tapi kemarin keluargamu yang lain melacak kode warisanmu dan saya lah yang kini menjaganya. Jadi jika kau memang ingin warisanmu tetap aman jadi kau harus mengikuti permintaan saya."
Yeri tersenyum menyeringai. "Apa anda sedang mengancam saya?" Tanya Yeri dengan nada yang masih terdengar sopan.
Laki-laki itu terdengar terkekeh. "Karena tidak ada cara lain maka ya saya akui saya mengancammu demi kebaikanmu. Jadi bagaimana?"
Yeri mendesah. "Baiklah saya akan tinggal bersama anak anda sampai saya bisa mencari tempat tinggal sendiri."
"Terima kasih kalau begitu. Kini saya serahkan semuanya pada anak saya."
Yeripun menutup teleponnya dan mengembalikannya pada pelayan itu.
"Terima kasih." gumam Yeri.
"Jadi apa anda bisa menjawab pertanyaan saya sebelumnya?"
Alis Yeri terangkat. "Pertanyaan yang mana?"
"Apa anda benar nona Kim Yerim?"
"Ya." jawab Yeri singkat.
Pelayan itu tersenyum sopan. "Baiklah kalau begitu sekarang anda boleh masuk ke dalam mobil."
***
Ini ff Jungri ke sekian yang aku buat hehehe.
Barangkali ada yang belum tau gimana wajah Jungkook bts dan Yeri Red Velvet.This is the trailer...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Jeon
FanfictionYeri mendadak menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Karena sikap Yeri yang keras kepala dan memang sebagian besar keluarga Yeri sangat jahat maka Yeri harus keluar dari tempat tinggalnya dan kini t...