Benar-benar penuh. Untungnya di luar kamar VIP Jungkook sudah ada dua bodyguard yang menjaga.
Rumah sakit yang biasanya tenang kini jadi ramai. Dan itu karena wartawan dan para penggemar Jungkook yang sangat khawatir pada kondisi Jungkook.
Lalu apa kabar Jungkook? Laki-laki itu sempat siuman tadi tapi karena tubuhnya masih merasa lemah jadi dia kembali memejamkan matanya membiarkan tubuhnya istirahat tanpa peduli apa yang terjadi di luar sana.
***
"Wah benar-benar seperti tempat konser yang pindah ke Rumah Sakit." gumam Saeron begitu taksi mereka tiba di rumah sakit yang di luarnya penuh wartawan dan penggemar Jungkook.
"Kalau begini kita tidak akan bisa masuk untuk melihatnya." gumam Sohyun kecewa.
"Astaga bukankah tadi sudah kuingatkan kalian?" Saeron gemas pada kedua sahabatnya itu.
"Jadi apa kalian akan turun atau tidak?" tanya supir taksi yang sudah menghentikan mobilnya di dekat rumah sakit.
"Turun." kata Yeri.
"Eh benar-benar jadi turun?" tanya Saeron lagi.
Yeri mengangguk dan kemudian Sohyun ikutan mengangguk.
"Ah baiklah-baiklah. Kalau begitu kumpulkan uang kalian untuk membayar taksi." kata Saeron menagih pada kedua temannya yang kini sibuk merogoh saku serta tas nya untuk mencari uang.
Dan setelah membayar taksi mereka bertiga turun dan berjalan menuju ke sekitar rumah sakit.
"Sepertinya akan benar-benar sulit." Gumam Sohyun.
"Aku benar kan? Jadi kalian sekarang akan menyerah?" tanya Saeron. "Jika iya kita pulang saja kalau begitu sebelum malam." ajak Saeron.
Sohyun menggelengkan kepalanya. "Tidak. Sebagai Jeonastic sejati aku akan menunggunya disini sampai dia membaik." gumam Sohyun percaya diri.
Saeron langsung menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang sudah dikatakan sahabatnya.
"Astaga hebat sekali Jeon Jungkook bisa membuat Sohyun kita benar-benar sangat care padahal saat dulu aku atau Yeri sakit kau bahkan tidak peduli dan tidak menunggu kami hingga sembuh dan kini kau sampai mengajak kita bolos seperti ini." Sindir Saeron.
"Itu kan karena aku sangat percaya kalian kuat jadi akan lebih cepat sembuh." sahut Sohyun.
Saeron hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban Sohyun.
"Lagipula aku tidak memaksa kalian untuk ikut menemaniku bahkan Yeri mengajukan diri sendiri untuk ikut. Benarkan Yer?" kata Sohyun sambil melirik pada sahabatnya yang sudah menghilang di tempatnya. "Yer? Yeri? Kau dimana?" gumam Sohyun mencari sahabatnya yang hilang di kerumunan orang-orang itu.
"Wah kau benar. Dimana Yeri?" gumam Saeron yang ikut celingak-celinguk mencari keberadaan Yeri yang memang tadi berdiri di belakang mereka tapi kini menghilang. "Apa Yeri akhirnya sadar kalau ini semua tidak perlu dilakukannya lalu memutuskan pulang ke rumahnya?" gumam Saeron yang langsung ditatap sinis Sohyun. "Apa?"
Namun belum sempat Sohyun membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu. Semua kerumunan langsung bertumpu pada satu sudut. Rupanya manager Jungkook, Namjoon tengah menjadi pusat perhatian. Sohyun langsung menarik tangan Saeron untuk ikut dikerumunan.
"Sebelumnya, untuk semua orang yang sudah hadir karena mencemaskan Jungkook aku ucapkan terima kasih. Tapi kalian sudah harus kembali ke aktivitas masing-masing karena Jungkook akan kesal pada dirinya sendiri sudah membuat kalian khawatir sampai melupakan dunia kalian. Untuk kondisi Jungkook, dia masih lemah tapi dia sudah siuman dan mulai membaik. Dia masih membutuhkan istirahat jadi tidak akan bisa menemui kalian dulu. Untuk itu mohon pengertiannya. Terima kasih." kata Namjoon sebelum akhirnya meninggalkan kerumunan itu.
"Tuh kan! Sudah ayo kita pulang saja. " ajak Saeron. "Kau tidak ingin membuat pangeranmu kesal kan?"
"Lalu Yeri bagaimana?"
Merekapun terdiam. Mencoba berpikir.
Namun belum cukup lama mereka berpikir, handphone Sohyun berdering dan dilayar tertulis nama Yeri.
"Hallo, Yeri kau dimana?" tanya Sohyun setelah menempelkan handphone nya ditelinganya.
"Apa? Kau sudah pulang? Ah iya baiklah." kata Sohyun yang akhirnya kembali menaruh handphone nya di sakunya.
"Ada apa?" tanya Saeron penasaran.
"Kau benar. Dia sudah pulang." gumam Sohyun. "Suaranya benar-benar kecil tadi bahkan nyaris tak terdengar. Apa dia dimarahi oleh keluarganya? Ah sial aku jadi merasa bersalah."
***
Seseorang tiba-tiba menarik Yeri jauh dari kerumunan.
Apa dia diculik?
Yeri sudah sempat berpikir buruk. Tapi pemikiran buruknya berhenti begitu melihat siapa yang menariknya menjauh.
"Kak Seokjin?" gumam Yeri begitu melihat laki-laki berkaca mata itu yang ternyata menariknya.
"Terlalu berbahaya jika Namjoon yang membawamu dari kerumunan jadi aku yang membawamu. Tidak apa-apa kan?" tanya Seokjin lembut.
Yeri mengangguk. "Iya tentu saja."
"Kalau begitu ayo ikut aku!" ajak Seokjin sambil membawa Yeri menuju ke tempat Jungkook.
Di sepanjang perjalanan mereka saling terdiam sampai akhirnya Seokjin membuka pembicaraan.
"Dia benar-benar kacau setelah kau tinggalkan." gumam Seokjin yang membuat Yeri menatapnya heran.
"Siapa?"
Seokjin terkekeh mendengar pertanyaan Yeri. "Tentu saja Jungkook. Dia aneh sejak kau tinggalkan."
"Dia pasti senang setelah aku tinggalkan." gumam Yeri.
"Kebalikannya. Kondisinya memburuk bahkan sampai hal ini terjadi." Jelas Seokjin yang tentu saja membuat Yeri keheranan. Bagaimana bisa Jungkook menderita hanya karena tidak bertemu Yeri?
"Ah iya pasti karena tidak ada yang bisa dia suruh-suruh untuk membuatkan makanan." Yeri menyimpulkannya. "Dasar manja! Apa dia tidak bisa menyiapkannya sendiri."
Seokjin hanya geleng-geleng sendiri sambil tersenyum melihat Yeri yang sepertinya tidak mengerti kondisi Jungkook.
Dan mereka sudah hampir tiba di kamar Jungkook tapi Yeri justru tiba-tiba berjalan di belakang Seokjin seperti bersembunyi.
Ada perempuan yang baru saja keluar dari kamar rawat Jungkook. Dan seolah mengerti maksud Yeri, Seokjin benar-benar berhasil menutupi tubuh Yeri yang masih sembunyi di belakangnya itu.
"Ah kau baru datang Kak Seokjin?"
Seokjin mengangguk. "Kau sendiri baru akan pulang Jung Eunha?"
Eunha mengangguk. "Ya, ada acara yang harus kuhadiri." sahut Eunha. "Jadi tolong jaga Jungkookku dengan baik."
"Tentu saja."
"Kalau begitu aku permisi." kata Eunha yang pamit pada Seokjin.
Jungkookku?
Apa mereka kembali berpacaran?
Kalau begitu, sebenarnya apa yang Yeri lakukan disini sekarang kalau begitu?
Entah kenapa Yeri rasanya sakit sendiri.
"Ayo masuk!" ajak Seokjin.
Yeri sedikit ragu untuk masuk ke dalam kamar rawat Jungkook tapi dia sudah terlanjur sejauh ini. Dia pun masuk ke dalam kamar yang diruangannya hanya ada Jungkook yang terbaring.
Jungkook masih terbaring lemah disana dan matanya terpejam. Apa dia masih pingsan?
Atau dia hanya tertidur?
Kalau memang masih pingsan, lalu Yeri harus puas melihat Jungkook yang terbaring lemah?
Padahal Yeri sudah sangat merindukannya. Dan tentu saja dia merindukan suaranya yang menyebalkan.
Perlahan Yeri mendekati Jungkook. Dia menatap wajah Jungkook dari dekat.
"Hallo, Mr. Jeon!" Sapanya.
Dan beberapa saat kemudian mata Jungkook terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Jeon
FanfictionYeri mendadak menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Karena sikap Yeri yang keras kepala dan memang sebagian besar keluarga Yeri sangat jahat maka Yeri harus keluar dari tempat tinggalnya dan kini t...