Part 38

3.7K 502 36
                                    

Apa kau pernah merasakan bagaimana rasanya ingin memeluk seseorang yang berdiri tidak jauh di depanmu tapi kau sama sekali tidak bisa memeluknya?

Itulah yang Yeri rasakan sekarang.

Pagi ini Yeri bersama Sohyun, Saeron, Seulgi, dan Seokjin tengah berada di Bandara Internasional Incheon. Mereka bersama para penggemar Jeon Jungkook yang lain tengah mengantar kepergian idola mereka itu ke luar negeri.

Banyak dari penggemar Jungkook yang masih belum merelakan jika idolanya itu keluar dari dunia entertainment. Tapi disisi lain mereka menghormati segala keputusan Jungkook.

Berita yang menampilkan foto Yeri dan Jungkook lenyap begitu saja begitu Jungkook mengumumkan diri untuk keluar dari dunia entertainment. Banyak yang menyayangkan keputusan Jungkook, tapi beredarnya berita jika Jungkook akan mengurusi Perusahaan ayahnya sudah tersebar dan sebagian orang setuju jika Jungkook memang lebih baik melanjutkan bisnis ayahnya itu.

Tapi yang namanya perpisahan tetaplah meninggalkan duka. Terutama bagi para penggemar Jungkook yang pasti akan lebih kesulitan lagi untuk melihat wajah idolanya itu.

Dan yang mereka semua tunggu di Bandara akhirnya tiba. Jungkook bersama Namjoon baru saja tiba di Bandara. Para penggemar mengeluarkan kamera, banner, kertas disertai ucapan perpisahan dan beberapa hal lain untuk mengantar kepergian Jungkook.

Dan untuk terakhir kalinya Jungkook menyapa para penggemarnya itu. Jungkook tersenyum manis sambil melambai-lambaikan tangannya pada mereka yang hadir di Bandara saat ini untuknya.

"Astaga aku benar-benar sudah tidak kuat lagi." kata Sohyun yang langsung membalikkan tubuh dan menangis di pelukan Yeri.

Yeri berusaha tegar walau hatinya hancur juga. Yeri mengelus-elus punggung Sohyun sementara otaknya justru memutar semua kenangannya selama ini bersama Jungkook dari awal mereka bertemu hingga komunikasi terakhirnya lewat telepon semalam.

"Seharian ini kau pasti berusaha untuk menghubungiku?" kata Jungkook yang terdengar terkekeh kecil dari ujung telepon.

"Kalau kau tau begitu lalu kenapa baru menghubungiku sekarang?" tanya Yeri kesal.

"Aku malu."

Yeri mengernyit. "Malu? Sejak kapan Jeon Jungkook punya malu terhadapku?" tanya Yeri tidak percaya.

Lagi-lagi Jungkook terdengar terkekeh kecil. "Aku malu jika ketahuan menangis olehmu."

Yeri terdiam mendengar jawaban Jungkook. "Ka-kau menangis?"

"Ya, kalau tadi aku memaksakan diri untuk menelponmu sepertinya aku bisa menangis."

"Kau baik-baik saja?" Yeri khawatir mendengar jawaban Jungkook.

"Tidak. Aku tidak baik-baik saja." sahut Jungkook jujur lalu terdengar menghela napasnya. "Aku tidak baik-baik saja karena aku sudah mulai merindukanmu."

"Apa keputusanmu sudah bulat?" tanya Yeri penasaran.

"Tentu saja. Sekali membuat keputusan aku tidak akan mengubahnya. Apalagi keputusan untuk mencintaimu." sahut Jungkook yang berhasil membuat pipi Yeri memerah.

"Lalu penggemarmu?"

"Mereka suatu saat nanti akan bertemu dengan orang di kehidupan mereka yang akan membuat mereka bahagia dengan orang itu dan lambat laun akan melupakanku." jelas Jungkook lagi.

"Tapi bukankah kau akan meninggalkanku juga? Kau tadi bilang kau mencintaiku, tapi kenapa kau justru meninggalkanku?" tanya Yeri mengingat besok pagi Jungkook akan pergi ke luar negeri.

Mr. JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang