Part 23

3.4K 487 12
                                    

"Kau menyebalkan."

Jungkook menoleh mendengar dumelan Yeri.

"Kenapa? "

"Aku benci bangun sepagi ini.  Kenapa kau justru membangunkanku sepagi ini?" tanya Yeri sambil terus menatap pada pemandangan luar jendela. "Semalam aku sedang bermimpi indah padahal. Dan kau juga mengganggu nenek Kim pagi-pagi. Ah pokoknya aku membencimu Mr.  Jeon." jelas Yeri yang terus mendumel karena Jungkook mempercepat jadwal kepulangan mereka kembali ke Seoul.

Jungkook terkekeh melihat perempuan itu mendumel.  "Kau itu pelajar. Seharusnya kau budayakan bangun pagi meskipun liburan." sindir Jungkook. "Dan justru kita akan sangat merepotkan nenek Kim jika kita terus disana." jelas Jungkook lagi yang berhasil membungkam Yerim.

Yeri terdiam sambil melihat menatap jalanan.  Ia masih kesal walaupun ia akui apa yang Jungkook katakan ada benarnya.

"Hari ini aku ada acara fansign dadakan." gumam Jungkook yang membuat Yeri semangat mendadak.

"Benarkah? Kenapa kau tidak bilang dari tadi?" tanya Yeri kecewa.

"Bagaimana aku bisa bilang jika kau terus marah-marah padaku tanpa mengizinkanku menjelaskan semuanya."

Lagi-lagi Jungkook benar.  Hari ini sepertinya harinya Jungkook karena semu yang dikatakan Jungkook pada Yeri benar semua.

"Apa akan ada banyak penggemarmu yang datang?" tanya Yeri dengan tatapan mata yang berbinar.

Tatapan Yeri dan tatapan Jungkook benar-benar berbeda.

Jungkook tersenyum sendu. "Setidaknya akan ada sepuluh orang yang hadir." jelas Jungkook. "Aku tidak peduli berapapun jumlahnya selama dia datang untukku,  aku akan menghargainya."

"Apa perlu kubawakan teman-teman nenek Kim lagi agar lebih ramai?" tanya Yeri yang langsung berhasil membuat Jungkook tertawa.

"Tidak usah. Kau benar-benar merepotkan mereka jika begitu." Jelas Jungkook.

"Tapi aku iri padamu." gumam Yeri sambil tersenyum. "Kau bisa menghibur mereka dengan bakatmu."

"Kau juga bisa."

"Benarkah? Memangnya menurutmu apa bakatku?" tanya Yeri penasaran.

Jungkook terlihat berpikir. Walau sebenarnya dia hanya pura-pura berpikir.

"Keahlianmu itu... "

"Ya? Keahlianku itu adalah?"

"Ah iya itu!"

"Itu apa?" tanya Yeri gemas.

"Menggangguku. Itu dia keahlianmu." sahut Jungkook sambil tertawa sementara Yeri kembali cemberut.

"I really really hate you Mr. Jeon."

***

Jungkook tidak benar-benar tidak apa-apa.  Ia tahu setidaknya masih ada yang mencintainya tapi tetap saja kehilangan banyak penggemar membuatnya sedih. Baginya penggemarnya adalah sumber semangatnya dan bagian dari dirinya. Jadi saat ia kehilangan begitu banyak penggemar ia merasa banyak yang hilang dari dirinya.

"Tidak apa-apa kan? Mereka terus-terusan memaksa ingin bertemu denganmu. Aku sudah berbicara pada promotornya tapi dia sudah tidak dapat mentolelir kita lagi karena banyak yang meng cancel jadi mereka tidak ingin sepuluh orang yang tersisa akan membuat berita buruk tentang mereka sebagai promotor gagal." jelas Namjoon pada Jungkook.

Jungkook mengangguk sambil tersenyum. "Ya aku mengerti." sahut Jungkook.

Namjoon menepuk pundak Jungkook lalu teringat sesuatu. "Ah iya bagaimana liburanmu dengan Yeri di desa?"

Mr. JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang