"Apa kau tidak mengenaliku?"
Mata bulat perempuan yang sejak tadi asik memandangi kerlap-kerlip lampu jalanan langsung mengalihkan pandangannya menuju arah depan. Ya ke arah supir yang sedang mengendarai mobil yang dinaikinya sekarang.
Tadi ia bertanya pada Yeri?
Apa yang ia tanyakan?
Apa ia mengenalinya?Kening Yeri mengernyit. "Biar aku mengingatnya..."
Yeri benar-benar berusaha keras untuk mengingat tapi gagal hasilnya nihil. Ia sama sekali tidak kenal dengan laki-laki jangkung berlesung pipit itu.
Yeri mengangkat bahunya dan mendesahkan napasnya. "Entahlah. Aku tidak tau kau siapa. Bahkan namamu saja aku tidak pernah tau." jawab Yeri jujur.
Laki-laki itu tertawa renyah dan sedikit kecewa. "Padahal aku kira aku sudah sangat terkenal di kalangan anak muda saat ini."
Yeri mengangguk-angguk lalu menatap supir yang sepertinya hanya berbeda lima tahun dengannya. "Apa kau selebritis?
Supir itu tertawa renyah. "Jika aku selebritis kau sudah pasti akan langsung mengenaliku."
"Ya ya ya kau benar." kata Yeri pasrah.
Supir itu mengamati Yeri yang sepertinya masih berpikir lewat kaca di atas dasboard. "Jika memang kau tidak tahu. Jangan terlalu memaksakan diri."
"Ah iya nanti saja kalau aku di rumah aku akan mencari tau tentangmu. Lagipula telepon genggamku habis baterai." kata Yeri sambil menatap lirih telepon genggam miliknya yang memang sudah tidak bernyawa itu dan berharap segera sampai ke tempat tujuan mereka.
***
Laki-laki itu memainkan telepon genggamnya malas. Ini smarthphone tetapi mengapa kepintaran yang ada pada benda ini tidak bisa mengubah mood buruknya? Pikirnya yang mulai kesal dengan keheningan.
Haruskah ia mengadakan pesta dadakan sekarang?
Kurasa tidak, sebentar lagi asistennya akan muncul dengan anak dari teman ayahnya yang mulai sekarang akan tinggal dengannya.
Kalau tidak salah anaknya perempuan. Dia harap anak itu cantik. Karena jika tidak ia lebih baik tinggal di gedung agensinya daripada tinggal di rumah mewah hasil kerja kerasnya selama ini.
Oh iya dia sebenarnya tidak setuju dengan permintaan yang lebih menjurus pada perintah untuk menjaga anak teman ayahnya itu. Memangnya ia seorang baby sitter yang harus menjaga anak SMA? Lagipula sejak kapan anak SMA memilik baby sitter juga?
Dan terlebih keluarganya sudah seolah tidak peduli dengannya tapi kini justru meminta bantuannya untuk menjaga seorang gadis.
Tet~ tet~ telelet~
Cklek!Suara pintu nya terbuka setelah kode pintu rumahnya sepertinya diselesaikan oleh seseorang.
Dia tersenyum. Akhirnya asistennya itu kembali datang. Dia berdiri dari tempat duduknya namun saat berbalik ia justru melihat sosok perempuan mungil berambut sebahu di depannya.
"Hai Jeon Jungkook oppa?" sapa perempuan itu dengan senyum dan tatapan mata yang berbinar-binar.
"Jung Eunha?" kata Jungkook yang sedikit terkejut.
Dan dengan cepat Eunha langsung memeluk kekasihnya itu. Jungkook? Walau sempat berpikir dahulu ia akhirnya membalas pelukan dari Eunha.
"Aku merindukanmu. Apa kau merindukanku juga?" Tanya Eunha yang terdengar jelas di telinga Jungkook.
Seminggu ini Eunha memang sibuk dengan konsernya bersama grup Yeoja Friend nya di Jepang. Dan tentu saja Jungkook tidak mungkin menyusul kekasihnya itu ke Jepang karena mereka memutuskan berpacaran secara diam-diam.
![](https://img.wattpad.com/cover/151338570-288-k555429.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Jeon
FanficYeri mendadak menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Karena sikap Yeri yang keras kepala dan memang sebagian besar keluarga Yeri sangat jahat maka Yeri harus keluar dari tempat tinggalnya dan kini t...