Sepi...
Padahal biasanya memang seperti ini setiap malamnya Jungkook. Tapi entah kenapa malam ini rumah terasa sepinya. Rumah ini terasa lebih sepi bahkan sebelum Yeri hadir di rumah ini. Apa kehadiran Yeri sudah menjadi kehadiran yang begitu penting sampai kehilangannya begitu terasa bagi Jungkook?
Malam ini Yeri memang meminta izin untuk tinggal bersama keluarganya Seulgi tapi baru semalam saja Jungkook sudah merasa seperti ini apalagi jika Yeri benar-benar meninggalkannya dan tinggal di rumah sepupunya itu.
Jungkook memgambil handphone nya dan menekan angka di layarnya untuk merangkai angka-angka itu menjadi sebuah nomor telepon.
"Halo?"
Suaranya terdengar lebih serak, dia pasti sudah tidur namun terbangun untuk mengangkat telepon Jungkook.
"Kau sudah tidur?" tanya Jungkook lembut.
Terdengar suara grasak grusuk di ujung telepon sana. Pasti Yeri tengah membenahkan posisinya.
"Astaga apa yang kau lakukan malam-malam begini meneleponku Mr. Jeon?" dumel Yeri dengan suara pelan setengah berbisik.
Pasti dia tengah tidur di samping sepupunya, pikir Jungkook.
"Apa kau merindukanku?"
Jungkook terdiam dan pertanyaan Yeri seolah terngiang dan membuatnya ingin bertanya hal yang sama pada dirinya sendiri.
"Tentu saja tidak." Sahut Jungkook cepat tanpa mau mencari tahu dulu jawaban hatinya sendiri. "Aku hanya ingin mengganggumu."
Yeri terdengar berdecih di ujung teleponnya. "Kau benar-benar pandai memilih waktu untuk mengganggu orang." sindir Yeri.
"Jadi Kim Yerim... Sebenarnya aku... lapar."
Dan terdengar tawa Yeri meledak di ujung telepon sana.
"Jangan tertawa, suaramu bisa membangunkan seisi rumah keluargamu." sindir Jungkook karena kesal mendengari Yeri menertawakannya.
"Astaga kau benar-benar seperti anak kecil yang merengek tengah malam pada ibunya karena lapar. Kau pikir aku rice cooker mu? Cobalah buat makananmu sendiri." Yeri mulai mengomeli Jungkook. "Kau sudah dewasa Mr. Jeon sudah bukan waktunya merengek tengah malam seperti ini."
"Cepatlah pulang sekarang. Kau harus memasakkan sesuatu untukku." rengek Jungkook lagi.
"Apa kau gila? Ini malam sudah menjelang pagi dan kau meyuruhku datang ke rumahmu sekarang? Masak sana makananmu sendiri!"
"Aku tidak bisa memasak dan tidak tahu caranya memasak. Kecuali kalau kau ingin aku membakar rumahku sendiri." jelas Jungkook.
"Kalau begitu coba delivery order saja."
"Tidak mau, aku kasihan pada mereka. Aku tidak mau mengganggu jam istirahat mereka."
"Kau kasihan pada mereka tapi kenapa kau tidak kasihan padaku?"
"Kim Yerim bersedia mengikuti semua perintah Jeon Jungkook apapun itu tanpa ada penolakan." Kata Jungkook membuat Yeri mengatakan sumpah serapah serta umpatan yang terdengar oleh Jungkok di ujung teleponnya.
"Ah sial aku padahal sudah lama melupakan isi kontrak kita dan bukankah kemarin kau melanggarnya? Kau masuk kamarku tanpa izin."
"Itu karena kau lalai tidak menutup pintu." kata Jungkook memberikan alasan.
"Aku lalai menutup pintu tapi kau juga lalai tidak melaksanakan isi kontrak kita. Jadi kurasa kau tidak ada hak untuk menagih isi kontrak itu padaku sekarang."
"Kalau begitu besok pagi kau harus pulang untuk membuatkanku sarapan lalu meninjau kembali isi kontrak kita." kata Jungkook yang kemudian mematikan sambungan telepon itu lalu tersenyum menang.
"Kalau begini aku bisa tidur nyenyak sekarang."
***
Senyum Jungkook langsung mengembang karena begitu dia berjalan menuju dapur ia melihat punggung yang dikenalnya itu. Jungkook lalu duduk sambil memandangi Yeri yang menepati janjinya. Pagi-pagi sudah muncul di hadapan Jungkook untuk membuatkan sarapan untuk Jungkook.
"Bagaimana keluargamu? Apa mereka baik?"
"Astaga! Kau mengagetkanku!" kata Yeri yang terkejut begitu berbalik badan melihat Jungkook sudah ada disana.
"Jadi bagaimana?"
Yeri terlihat berpikir lalu beberapa detik kemudian langsung tersenyum. "Mereka baik. Sangat baik. Ah aku jadi rindu ayah dan ibuku saat berkumpul dengan mereka." jelas Yeri yang membuat Jungkook lega tapi di sisi lain khawatir. Khawatir takut ditinggalkan. "Ah iya tumben sekali kau sudah bangun pagi-pagi padahal semalam kau terjaga hingga tengah malam lebih."
"Kau tidak tahu jika jadwal artis sangat padat sampai kadang kami tidak sempat tidur dalam waktu sehari."
"Ah iya aku lupa kalau kau artis." sindir Yeri berpura-pura lupa.
"Padahal wajah tampanku saja sudah bisa menjelaskan semuanya." sahut Jungkook percaya diri yang membuat Yeri berdecih.
Yeri pun menyuguhkan sepiring makanan di depan Jungkook.
"Ini apa?" tanya Jungkook polos.
"Omurice." sahut Yeri yang langsung mentap Jungkook dengan tatapan heran. "Kau tidak pernah makan omurice?" tanya Yeri penasaran.
"Enak saja. Tentu saja pernah tapi-"
Kata-kata Jungkook terpotong begitu melihat Yeri membawakan lagi sepiring makanan berisi ayam goreng.
"Kau baru saja membeli ayam goreng?" tebak Jungkook karena tidak biasanya Yeri memyuguhinya ayam goreng.
"Enak saja. Tentu saja itu masakanku." protes Yeri. "Ayo cepat coba!"
Jungkook menurut lalu mengambil sepotong ayam dan memakannya. Rasanya benar-benar di luar dugaannya. Rasa ayam itu benar-benar enak. Seperti ayam buatan ibunya.
"Bagaimana rasanya?" tanya Yeri penasaran.
"Hambar." sahut Jungkook berbohong.
"Benarkah? Padahal aku merasa kalau bumbunya sudah pas." kata Yeri yang langsung mencoba daging ayam buatannya itu. Setelah ia coba ia lalu menatap Jungkook. "Apanya yang kurang?"
Jungkook mengangkat bahunya sambil mengambil potongan daging berikutnya. "Tidak tahu. Hanya hambar saja yang aku rasakan." kata Jungkook yang lagi-lagi membohongi Yeri.
Yeri pun kesal akhirnya merebut sepiring daging itu. "Yasudah kalau tidak enak aku akan simpan saja untukku makan nanti."
"Hei jangan diambil! Aku hanya bercanda." kata Jungkook dan berhasil membuat Yeri mengembalikan ayam itu ke hadapannya lagi. Jungkook lagi-lagi memakannya. "Jadi ada peringatan apa kau membuatkan aku makanan enak?" tanya Jungkook penasaran.
Senyum Yeri langsung mengembang mendengar pertanyaan Jungkook seolah-olah ia memang menunggu Jungkook menanyakannya.
"Asal kau tau sebenarnya aku memang sengaja membuatkanmu makanan enak ini."
"Kenapa?"
"Karena aku ingin kau jadi orang pertama yang merasakan masakanku selain omelete." kata Yeri bersemangat dan membuat Jungkook cukup tersanjung.
"Benarkah?"
Yeri mengangguk lagi. "Tapi ini juga sebagai ucapan perpisahan."
"Perpisahan?"
Yeri mengangguk. "Perpisahan karena aku sudah memutuskan untuk tinggal di tempat Seulgi."
"Kau jadi tinggal disana?"
Yeri menganggukkan kepala penuh semangat. "Ya aku memutuskan untuk tinggal disana bersama keluarganya Seulgi." Jelas Yeri.
"Baiklah kalau itu keputusanmu." kata Jungkook mencoba merelakan walau sebenarnya ia sadar ia akan merasa kehilangan saat nanti Yeri pergi meninggalkan Jungkook.
"Tolong sampaikan pada ayah dan ibumu ucapan terima kasihku. Dan aku juga cukup berterima kasih padamu. Walau kau menyebalkan tapi kau masih mau menampungku selama ini. Aku benar-benar berterima kasih." Kata Yeri yang kemudian membungkukkan badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Jeon
FanfictionYeri mendadak menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Karena sikap Yeri yang keras kepala dan memang sebagian besar keluarga Yeri sangat jahat maka Yeri harus keluar dari tempat tinggalnya dan kini t...