6. Kenyamanan

2.2K 78 0
                                    

"Selamat pagi anak-anak!"

"Pagi, Bu!"

"Baik, saya akan absen lebih dulu, ya."

"Iya, Bu!"

"Jauzan Aarav Bimantara!"

Bu Sisi yang tidak mendapat respon dari siswa yang ia panggil, mulai mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan. "Aarav?"

"Sepertinya belum datang, Bu," jawab Tanu, si ketua kelas.

Bu Sisi menghela napas panjang. "Kebiasaan anak satu itu, kalo gak telat, ya, bolos."

"Yasudah, saya lanjutkan ke absen berikutnya."

Bulan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, ia menatap kursi kosong disebelahnya. "Aarav, gua jadi penasaran orangnya kayak gimana," batinnya.

"Bulan Navya Calmira Putri!"

"Hadir, Bu!"

"Baik, silakan kalian buka modul Fisika halaman 237 dan kerjakan soal nomor 1-30"

"Hah? 30 soal, Bu? Banyak banget, kurangin dong, Bu!" protes salah satu siswa bernama Beni.

"Iya, Bu. Banyak banget, mana soalnya beranak lagi." keluh Niken.

"Kalian ini, ya, banyak protes. Sudah untung saya kasih 30, mau saya tambah jadi 100 soal?"

"Eh, enggak, Bu, jangan!"

"Yaudah, kalo begitu kerjakan jangan banyak protes."

"Baik, Bu!"

Bulan menyenggol lengan Kayla. "Kay!"

"Iya, Lan?"

"Si Aarav kemana? Udah jam segini belum datang juga."

Kayla mengedikkan bahunya. "Gatau, tuh. Diakan si trouble maker tingkat dewa di sekolah ini, dan hampir setiap hari dia suka terlambat. Padahal kita semua takut sama Bu Sisi, lho, tapi Aarav sama sekali gak gentar walau di hadapan Bu Sisi sekali pun. Gua juga heran sama dia."

Bulan mengangguk paham. "Kayaknya tuh anak emang sakit jiwa."

"Maybe."

Tiba-tiba, suara pintu yang terbuka memecah keheningan kelas kala itu.

Krekkk!

Jauzan Aarav muncul dari balik pintu dengan seragamnya yang dikeluarkan dan terlihat berantakan. Sangat tidak mencerminkan seorang siswa SMA Pandu yang selalu rapih dan berwibawa.

Kayla mendengus pelan. "Tuh, kan, Aarav telat lagi, dia pasti kena marah Bu Sisi, nih," bisiknya kepada Bulan.

Bulan memperhatikan Aarav yang dengan santainya duduk dikursinya tanpa ada rasa bersalah ataupun rasa takut.

Bu Sisi, si guru bahasa yang terkenal killer, memukul meja dengan penggaris panjangnya membuat semua siswa ketar-ketir ketakutan.

Bulan dan Bintang [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang