#Author's POV
Pagi ini, Bintang duduk termenung seorang diri dikelasnya. Ia menatap lurus keluar jendela sambil bertopang dagu.
Tiba-tiba saja seseorang datang mengagetkan dengan cara menepuk bahunya. "WOY!"
Bintang terlonjak kaget. "Anjirr!" Ia menoleh dan membelalak ketika mendapati seseorang berambut panjang sebahu yang berdiri tepat disampingnya.
Bintang menghela napasnya. "Ria! Lo bikin gue kaget aja tau gak."
Ria nyengir. "Hehe, sorry, Ta. Abisnya lo ngelamun, mikirin apaan, sih?" tanya Ria sembari duduk dikursinya yang berada di depan Bintang.
"Engga, kok, gua enggak mikirin apa-apa, Ria. Gua cuma capek aja, akhir-akhir ini insomnia gua gak bisa dikendaliin."
Ria manggut-manggut mengerti. "Gua tau sih lo lagi bohong sekarang, but it's okay. Sebagai sahabat yang baik dan pengertian, gua maklumin." Perkataan Ria membuat Bintang terkekeh.
"Eh, Ta, lo tau nggak kalo minggu depan sekolah kita ada pertandingan basket?"
Bintang mengernyit lalu menggeleng. "Gua gak tau, tuh."
"Ih masa lo gak tau? Nathan kan ikutan."
Bintang langsung antusias ketika mendengar nama Nathan. "Nathan ikut? Lo yakin?"
"He'em, yakin, seratus persen yakin. Tadi gue denger sendiri tim basket lagi pada rundingan terus ada Nathan juga disana."
"Wah, kalo gitu kita harus latihan cheers secepatnya, buat nyemangatin tim basket."
"Nah, gue setuju banget. Lagian tim cheers sekolah kita udah lama gak aktif, kan."
"Yaudah, sekarang lo umumin di group cheers, suruh mereka kumpul di tempat latihan sekarang juga!" titah Bintang.
"Oke, siapp kapten!" Ria langsung mengambil ponsel dalam saku seragamnya dan segera mengetikkan pesan disana.
"Salam pagi! Pengumuman! Untuk semua anggota cheerleaders diharapkan kumpul sekarang juga di ruang latihan. Kapten menunggu, ingat jangan sampai terlambat, ada info penting untuk kalian. Sekian dan terimakasih!"
"Udah, Ri?" tanya Bintang ketika Ria sudah memasukkan ponselnya kedalam saku kembali.
Ria tersenyum. "Udah dong, lo tenang aja," jawabnya semangat.
"Bagus, kalo gitu tunggu apa lagi? Kita cabut ke ruang latihan sekarang!" ajak Bintang seraya ia berdiri dari duduknya.
Ria pun ikut berdiri dan mereka berjalan berdampingan menuju ruang latihan cheerleaders.
***
SMA Pandu, 07.00 WIB.
Bulan sedang duduk seorang diri di taman belakang sekolah. Dia benar-benar kesepian, tidak punya teman. Semua orang menjauhinya, tidak ada yang mau berteman dengannya. Sekali pun ada, mereka akan langsung menjadi sasaran bullying The Girls. Ya, The Girls. Bisa dibilang The Girls adalah geng penguasa sekolah yang beranggotakan 4 cewek cantik dan diketuai oleh Sella Margaretha, putri tunggal seorang pengusaha kaya raya di Jakarta. Dan Sella ini sangat membenci Bulan untuk alasan yang tidak masuk akal. Dia akan mengganggu siapapun yang dekat dengan Bulan, sebab itulah tidak ada seorangpun yang mau berteman dengan Bulan karena mereka takut jadi sasaran bullying Sella.
"Orang-orang menghindari untuk alasan yang gak jelas, aku benar-benar heran, kenapa gaada satupun dari mereka yang mau berteman sama aku? Termasuk Kayla, sahabat baik aku."
Tiba-tiba saja ada yang menyiram tubuhnya dengan seember air. Bulan terlonjak kaget dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Sella!" Bulan terkejut saat mengetahui Sella CS lah yang melakukan semua itu kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan dan Bintang [On Going]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] [UPDATE SETIAP SABTU PUKUL 20.00 wib] Berkisah tentang Bulan dan Bintang, dua gadis kembar dengan karakter yang bertolak belakang, mendatangkan alur cerita baru dalam kehidupan keduanya. Kehidupan dua remaja itu dipenuhi...