21. Suka Nathan

1.6K 61 1
                                    

Bintang kembali ke rumah dengan perasaan bahagia dan hati berbunga-bunga. Ia terus memandangi kalung pemberian Nathan tanpa mengalihkan pandangannya barang sedetikpun. Nathan benar-benar membuatnya salah tingkah tadi, rasanya seperti kali pertama ia membuatnya jatuh cinta.

"Aish, sialan! Kenapa Nathan selalu bisa bikin jantung gua dag dig dug, sih?"

"Ehm!"

Bintang melompat karena keterkejutannya. "SETAN!"

Yang mengagetkannya, Bulan, tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah adiknya itu.

"Ish, Bulan. Lo ngagetin gua aja tau, nyebelin!"

"Ya, maaf, Tang. Habisnya kamu keasikan senyum-senyum sendiri. Pasti lagi senang, nih, ye?"

"Apa sih, enggak, kok," sahut Bintang mengelak. Sepertinya akan sangat malu kalau Bulan mengetahui bagaimana cara Nathan membuat suasana hatinya sangat baik malam ini.

Bulan terkekeh, matanya pun tertuju pada kalung yang melingkar sempurna di leher adiknya. "Bagus kalungnya. Dari Nathan, ya?"

Bintang mengangguk sambil tersenyum malu-malu. "Iya. Hari ini annive kita yang kedua, terus dia ngasih kalung ini sebagai hadiah. Bagus, kan?"

Bulan mengangguk pelan. "Iya, cocok kalo kamu yang pake."

"Hehe, makasih Kakakku yang cantik. Gua ke kamar dulu, ya, mau mandi."

Bulan mengacungkan jempolnya. "Oke!"

Sepeninggal adiknya, senyuman Bulan memudar. Gadis itu terdiam di tempatnya, tak bergeming sedikitpun. Entah kenapa hatinya merasa sakit. Sakit yang sebelumnya belum pernah ia rasakan.

"Kok, aku kesel, ya, karena Bintang jalan sama Nathan? Kenapa aku jadi gini, sih? Please Bulan, don't think so. Mereka punya hak buat jalan berdua karena mereka pacaran. Uh, tapi kenapa ngeselin banget, ya. Come on, Lan, kenapa perasaan aku jadi gak karuan kayak gini? No, gak mungkin, kan, aku suka sama Nathan?"

Drrtt!

Gadis yang sedang meracau tidak jelas seorang diri, dikejutkan oleh suara ponselnya yang berdering.

"Meira," gumam Bulan.

"Halo, Mei?"

"Hai, Tang. Lo sibuk gak hari ini?"

"Lumayan, kenapa?"

"Eum… tadinya kalo lo gak sibuk, gua mau minta ditemenin ke toko buku."

Bulan terdiam sejenak. Ia baru ingat kalau tempo hari ia pernah berkata akan menamani Meira membeli buku.

"Oh, gitu. Aduh gimana, ya, Mei. Kayaknya gak bisa deh, soalnya aku beneran lagi sibuk banget. Kalo mau next time atau kamu bisa ajak yang lain."

"Iya, Tang. Kalo lo sibuk gapapa, kok, gua juga ngerti."

"Makasih banyak, ya, Mei."

"Iya, yaudah deh gua tutup teleponnya. Bye, Bintang!"

"Bye, Meira!"

Bulan menghela napas panjang, terpaksa ia berbohong pada Meira karena suasana hatinya sedang tidak baik hari ini. Sepertinya sosok Nathan mulai mengganggu pikirannya.

***

Pagi-pagi sekali Bintang dan Bulan bersiap untuk pergi ke sekolah dengan seragam khas masing-masing.

Sebelum berangkat, Bulan menemui Bintang di kamarnya. Gadis itu hendak menyampaikan sesuatu kepada adiknya.

"Bintang," panggil Bulan.

Bulan dan Bintang [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang