19. Ingatan yang Pulih

1.6K 54 0
                                    

Baru saja Bulan dan Aarav hendak pergi dari SMA Pandu, tiba-tiba Pak satpam —Mang Jaja— menghentikan mereka.

"Ada apa, Mang?" tanya Aarav yang sudah menurunkan kaca mobilnya.

"Ada yang nyariin Neng Bulan," jawab Mang Jaja.

"Siapa?" tanya Bulan.

"Katanya supir pribadi Neng Bulan, mau anterin ponsel Neng yang ketinggalan."

Bulan dan Aarav saling tatap, lalu sama-sama mengangguk.

"Oh iya, Mang. Sekarang orangnya di mana?"

"Di pos, Neng."

Bulan segera pergi ke pos untuk menemui supir pribadinya, sementara Aarav pergi untuk memarkirkan mobilnya.

"Pak Giri!" panggil Bulan seraya menghampiri Giri yang sedang duduk menunggunya di pos satpam.

"Non Bulan," sapa Giri.

"Bapak mau anterin posel saya, kan?"

"Iya, Neng, Ibu yang suruh. Ini ponselnya." Giri pun memberikan ponsel yang ia bawa kepada sang pemilik.

"Ya ampun, makasih banyak ya, Pak."

"Iya Non, sama-sama. Kalo gitu saya undur diri, ya, Non."

"Iya, Pak Giri. Sekali lagi makasih."

Bulan langsung memeriksa ponselnya, ada notif masuk dari Nathan. Cowok itu memintanya datang ke kafe nanti sore.

"Nathan mau ngobrolin apa soal Bulan? Gua jadi penasaran."

Langsung saja ia mengetikkan sebuah pesan balasan untuk Nathan.

'Oke, aku datang jam empat sore.'

"Bulan!"

Bulan buru-buru menutup aplikasi chat-nya saat Aarav berjalan kearahnya. "Hai."

"Gimana ponsel lo?"

"Aman," jawab Bulan sembari menunjukkan ponselnya.

Aarav tersenyum. "Baguslah. Kita balik kelas aja, yuk. Kayaknya bentar lagi guru masuk."

Bulan mengangguk. "Oke."

***

Sella yang berjalan melintasi sebuah kamar, menghentikan langkahnya begitu melihat pintu kamar yang terbuka.

"Kok, kamar Kakak pintunya kebuka, ya? Ah, kebetulan banget. Siapa tau Kakak punya paper clip, minta ah."

Sella memasuki kamar kakaknya yang tidak dikunci. Gadis itu mencari-cari keberadaan kakaknya di dalam ruangan yang kosong. "Kak! Lo di mana?"

"Gua di kamar mandi, kenapa?" Suara teriakan itu terdengar dari arah bathroom.

"Gua minta paper clip, ya!"

"Ambil aja, ada di meja kerja gua!"

"Oke, thanks!"

Sella mulai mencari benda yang ia butuhkan di meja kerja kakaknya. Gadis itu sesekali berdecak karena tak kunjung menemukan paper clip-nya.

"Ck, kebiasaan. Bilangnya di meja taunya gak ada!" Gerutunya jengkel.

Semua berkas yang ada di meja kerja sudah berantakan akibat ulah Sella. Jika kakaknya tahu, ia pasti akan dimarahi habis-habisan. Rupanya paper clip yang ia cari ada di dalam box dokumen, terselip diantara berkas-berkas milik kakaknya.

"Nah, ini dia!"

Brak!

Sella tak sengaja menjatuhkan berkas-berkas milik sang kakak yang tersenggol oleh tangannya. "Astaga!" pekiknya. Ia celingukan dengan raut wajah cemas. "Kalau Kakak tau bisa mati gua, marah besar dia pasti."

Bulan dan Bintang [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang