Sore itu, di SMA Nusantara, Ria dan Lilly mengajak Bintang ke tempat latihan cheers.
"Welcome to the Glory Nusantara, Bintang Nadya Almira Putri!"
Bintang tersenyum. "Wah, jadi ini tempat latihannya? Luas banget." Ia benar-benar takjub melihat ruang latihan cheers yang sangat megah.
"Iya, Bintang. Kan, lo sendiri yang mati-matian ngajuin proposal buat pembangunan tempat latihan cheers. And, inilah hasil kerja keras lo selama ini," sahut Ria.
"Lo itu the best captain of all time, Tang. The Glory gaada artinya tanpa lo," timpal Ria yang kini merangkul pundak Bintang.
Bintang berpikir sejenak. "Kira-kira aku bisa gak, ya, latihan dalam waktu kurang satu bulan?" tanyanya meragukan diri sendiri.
"Lo pasti bisa, Tang. I trust you," timpal Nathan yang baru saja tiba di tempat latihan cheers.
Bintang tersenyum melihat kedatangan Nathan, rasa semangatnya semakin membara.
"Ayo, Tang, kita mulai latihan!" ajak Ria.
Bintang pun mengangguk. "Ayo!"
"Ayo Bintang, lo pasti bisa. Semangat!" Nathan berteriak memberinya semangat.
Bintang tersenyum lalu mengangguk.
"Kita mulai dari gerakan pertama, ya?"
"Oke, aku siap!"
"Five, six, seven, eight!"
Ria dan Lilly memberikan contoh gerakan-gerakan cheers yang kemudian diikuti oleh Bintang. Gerakannya tidak terlalu sulit, jadi Bintang bisa mengikutinya dengan mudah. Barulah setelah itu mereka mengajarkan gerakan-gerakan yang rumit.
"Kerja bagusss Bintang!" kata Ria bertepuk tangan antusias.
Bintang tersenyum, dilihatnya Nathan yang sedang mengacungkan jempol untuknya. Bukan main, Bintang sangat senang karena Nathan masih setia menemaninya berlatih.
"Semangat, Bintang!"
***
Disisi lain, satu sekolah dihebohkan oleh satu nama yang terpampang jelas di mading pengumuman calon ketua cheerleaders SMA Pandu.
"Gila, Sel, si Bulan nyalonin diri jadi ketua cheers?" tanya Meri tak menyangka jika Bulan akan senekat itu.
Sella mengepalkan tangannya. "Bener-bener, tuh cewek. Padahal udah sering gua ingetin supaya dia menjauh dari dunia cheers. Bisa-bisanya sekarang dia malah nyalon ketua, sedangkan dia tau kalo gua juga mencalonkan diri sebagai ketua cheers. Gua gak bisa biarin ini!"
"Bener, si Bulan harus kita kasih pelajaran biar jera."
Sella dan antek-anteknya bergegas pergi menemui Bulan. Tangal Sella sudah gatal ingin menjambak rambut gadis itu.
Bulan duduk santai di kursinya sambil mengerjakan tugas yang sebenarnya dijadikan pekerjaan rumah.
"Lan, lo ambis banget, sih. Itu PR woi, bisa lo kerjain di rumah," kata Kayla yang saat ini sudah geleng-geleng kepala.
Bulan terkekeh. "Gua gak suka ambis di rumah, di rumah tuh waktunya me time bukan ngerjain PR."
Brak!
Semua orang terkejut ketika Sella membanting pintu kelas, dengan tatapan penuh amarah.
"Bener-bener cewek psycho lo, Sel!" cibir Aarav.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan dan Bintang [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] [UPDATE SETIAP SABTU PUKUL 20.00 wib] Berkisah tentang Bulan dan Bintang, dua gadis kembar dengan karakter yang bertolak belakang, mendatangkan alur cerita baru dalam kehidupan keduanya. Kehidupan dua remaja itu dipenuhi...