"Rav, awas!"
Ckittt!
Dukkk!
"Aw!" Bintang meringis akibat keningnya yang terbentur pada dashboard mobil. Aarav tiba-tiba menginjak pedal remnya paksa karena di depan ada anak kecil yang sedang menyebrang jalan.
"Star, kamu nggak apa-apa?"
"I'm okay," jawab Bintang.
Namun saat Aarav melihatnya, matanya langsung terbelalak ketika melihat kening Bintang berdarah cukup banyak. Pria itu dengan sigap mengeluarkan kotak P3K namun dia baru sadar kalau tidak ada benda apa pun di kotak P3K dalam mobilnya.
"Arghh, bisa-bisanya kosong."
"Sudah, aku baik-baik aja, kok. Ini cuma luka kecil."
"Walaupun kecil, yang namanya luka tetap luka dan itu menyakitkan. Kalo nggak diobati bisa infeksi."
"Iya juga. Yang namanya luka pasti akan memberi rasa sakit walaupun hanya sedikit. Apalagi jika luka itu sudah bersemayam sangat lama, mau diobati sedemikian rupa pun, rasanya tidak akan bisa menyembuhkan luka itu sepenuhnya." Bintang mengatakannya sembari menatap dalam pada Aarav.
Aarav tahu apa yang hendak disampaikan oleh Bintang kepadanya. Dia tahu jika saat ini wanita itu sedang menyinggung dirinya. Dirinya yang telah membuat Bintang sangat terluka.
"Maaf," ucap Aarav.
Bintang membuang muka. "Ayo jalan, aku nggak mau telat ke tempat pemotretan."
"Tapi luka ka-"
"Ayo jalan!"
"Oke."
***
Selang 15 menit, mobil Aarav sudah terparkir di depan gedung Star Corp. Aarav menatap Bintang yang masih duduk pada kursi penumpang di sampingnya.
"Luka di kening kamu-"
"It's okay," potong Bintang. Wanita itu bergegas turun dari mobil dengan eskpresi yang sulit diartikan.
"Bintang tunggu!" Aarav mengejar Bintang.
"Apa lagi? Urusan kamu di sini sudah selesai, kan?"
"Aku-"
"Ah, ya, terima kasih atas tumpangannya."
"Kamu lupa ya kalo perusahaan kita sudah bekerja sama, jadi aku pun mau lihat proses pemotretan di dalam."
Bintang mengernyit. "Lalu apa gunanya punya sekretaris?"
"Kamu juga punya sekretaris tapi kamu sendiri yang turun tangan."
"Aku ke kantor karena harus melakukan seleksi pada beberapa calon model yang baru."
"Yaudah, kalo gitu aku ikut."
"Kamu-" Bintang menahan emosinya, hampir saja ia mengutuk pria itu.
"Selamat pagi Bu Nadya dan Pak Bimantara!" sapa Alina ketika mereka papasan di lobi kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan dan Bintang [On Going]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] [UPDATE SETIAP SABTU PUKUL 20.00 wib] Berkisah tentang Bulan dan Bintang, dua gadis kembar dengan karakter yang bertolak belakang, mendatangkan alur cerita baru dalam kehidupan keduanya. Kehidupan dua remaja itu dipenuhi...