°°°•••Happy Reading•••°°°
Besoknya Aarav dan Nathan sedang melangsungkan rapat pribadi di ruangannya. Nampaknya mereka sedang membahas masalah yang sangat penting. Kedua pria itu saling menatap penuh serius.
"Lo yakin nggak mau datang?" Nathan bertanya pada sahabat sekaligus rekan kerjanya itu.
Aarav menggeleng cepat. "No!" tolaknya.
"Plin-plan lo, nggak asik."
"Lo nggak liat kerjaan gue banyak begini?"
"Apa gunanya lo punya sekretaris, Bro?"
Aarav menatap Nathan kesal. "Dan apa gunanya gue punya lo? Kalo lo bisa datang, kenapa gue harus repot-repot datang ke sana, kan?"
"Wah, ngajak ribut nih orang. Lo itu CEO Bimantara Corp, Jauzan Aarav Bimantara. CEO Star Corp mau lo sendiri yang datang tanpa diwakilkan oleh siapapun. Paham?"
"Kalo gue nggak mau gimana?"
"Kerja sama batal dan Bimantara Corp akan mengalami kerugian hampir 55%. Lo mau sampai itu terjadi?"
Aarav mengedikkan bahunya. "Belum terjadi, kan."
Nathan menepuk keningnya. "Astaga!"
Aarav beranjak dari kursi kebesarannya. "Lo aja yang datang."
"Ogah, gue ada acara nanti malam."
"Si paling sibuk."
"Pokoknya mau nggak mau lo harus datang."
"Pemaksaan. Lu bisa kena pasal 335 ayat 1 tentang pemaksaan kehendak."
"Bodo amat! Gue mau cabut dulu, ada urusan."
"Nathan!" Aarav berteriak memanggil Nathan yang dengan santainya melenggang pergi.
"Aish! Sialan lo!"
***
Aarav duduk termenung dalam ruangan kerjanya sembari mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. Sesekali pria itu mendesah berat.
"Pak, bagaimana?" tanya Adilla. Sekretarisnya yang sudah lama berdiri di sana sejak setengah jam lalu.
"Ah, ya?"
"Apa Bapak bersedia menghadiri pertemuan dengan CEO Star Corp malam ini di Batavia Cafe?" tanya Adilla.
Aarav terdiam sejenak. "Tonight in Batavia Cafe?"
"Iya, Pak."
"Datang nggak, ya?" Aarav mendumel sendiri.
"CEO Star Corp menyampaikan pesan kalau Bapak tidak mau datang menemuinya, maka otomatis kerja sama akan dibatalkan dan semua model di perusahaan kita akan bernaung pada perusahan mereka. Bukankah itu akan sangat merugikan Bimantara Corp, Pak?"
Perasaan jengkel dan marah tentu saja menyelimuti hati Aarav saat ini, namun dia juga harus segera mengambil tindakan untuk tetap mempertahankan Bimantara Corp. Ya walaupun kerugian yang mungkin saja terjadi tidak ada artinya baginya, tapi tetap saja itu akan menjatuhkan reputasinya dan juga reputasi perusahaan yang selama ini selalu berada di tingkat teratas.
Pria itu bangkit dari tempat duduknya lalu memakai jas abu-abu yang sedari tadi hanya menganggur di atas kursi. "Katakan pada CEO sombong itu kalau Tuan Bimantara akan datang. Malam ini jam 7 di Batavia Cafe, jangan sampai terlambat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan dan Bintang [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] [UPDATE SETIAP SABTU PUKUL 20.00 wib] Berkisah tentang Bulan dan Bintang, dua gadis kembar dengan karakter yang bertolak belakang, mendatangkan alur cerita baru dalam kehidupan keduanya. Kehidupan dua remaja itu dipenuhi...