Esok harinya, tepat pukul 5 sore ketika sekolah sudah sangat sepi, Bulan mulai melancarkan aksi untuk mengumpulkan semua bukti-bukti. Gadis itu sudah siap dengan pakaian hitam-hitam dan lup yang ia bawa, bak seorang detektif.
"Detektif Conan, gua pinjam kecerdasan lo dulu, ya. Sehari doang, kok." kata Bulan bicara sendiri.
Gadis itu menyusuri koridor panjang yang mengarah ke ruang IT, mungkin saja ia bisa menemukan sesuatu di sana.
Suasana di ruang IT sore hari itu cukup mencekam, belum lagi kesunyian yang menyelimutinya. Namun hal itu tak membuat Bulan takut sama sekali.
Bulan celingukan untuk memastikan keadaan. Lalu gadis itu menyalakan komputer yang memonitor semua rekaman CCTV yang ada. Tujuan pertamanya adalah gudang. Tunggu... apakah mungkin mereka memasang CCTV di gudang?
"Ah, ayolah, pasti ada CCTV di sana. Kalo di SMA gua kan setiap sudut sekolah bahkan gudang sekali pun dipasang CCTV. Pliss, ada dong."
Setelah mencari hampir setengah jam, akhirnya Bulan menemukan sebuah rekaman CCTV dalam gudang. "I catch you!" Baguslah, ternyata pihak sekolah memasang CCTV di gudang.
Rekaman CCTV pada tanggal 7 Juni 2016, tepatnya satu tahun lalu pukul 16.00 WIB. Terlihat seorang gadis cantik yang diseret paksa oleh empat gadis lainnya. Di dalam gudang, gadis itu mengalami bukan hanya perundungan tetapi juga penyiksaan. Tamparan keras di pipinya, tendangan menyakitkan pada kedua kakinya, dan guyuran air yang membasahi seragamnya. Gadis itu adalah Bulan yang sedang dirisak oleh Sella, Meri, Alana, dan Bella.
Bulan mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Damn it! si Sella ini udah keterlaluan banget, dia bukan cuma melakukan bullying tapi juga penyiksaan. Wah, gak beres nih, gua harus segera melaporkan!"
Bukan cuma satu rekaman, Bulan mendapatkan banyak rekaman. Ia segera men-copy semua bukti kedalam flashdisk mungil yang ia bawa.
"Oke, sekarang gua tinggal cari bukti tabrak lari aja." katanya seraya menghela napas panjang. "Liat aja Sella, cepat atau lambat gua pasti akan bongkar semua keburukan lo!"
Gadis itu keluar dari ruang IT dengan penuh kehati-hatian, takut jika ada petugas yang melihatnya. Setelah urusannya di sekolah selesai, Bulan berniat untuk mengecek rekaman di sekitar lokasi kejadian penabrakan saudarinya beberapa bulan lalu.
Ia berdiri di pinggir jalan, melihat kesekelilingnya dan menemukan sesuatu yang dipasang di atas lampu jalan. Ia pun menunjukkan smirk-nya yang menyeramkan. "Itu dia!"
"Selamat sore, Pak!" Bulan menyapa salah satu petugas yang berjaga di pos tak jauh dari lokasi kejadian.
"Sore, Dek. Ada yang bisa Bapak bantu?"
"Eum... sebenarnya begini, Pak, saya butuh rekaman CCTV beberapa bulan lalu di sekitar jalan kenanga. Kira-kira Bapak bisa bantu saya gak?"
"Jalan kenanga, ya? Sepertinya bisa, Dek. Mari ikut saya!"
Petugas itu mengajak Bulan masuk ruang monitor. Disana mereka mengecek CCTV bersama-sama. Bulan hanya menyebutkan hari dan tanggal serta tempatnya saja, dan tak lama semua rekaman pada hari itu langsung terlihat.
"Stop, Pak!" pinta Bulan begitu rekaman memperlihatkan sebuah mobil putih yang baru saja menabrak seorang siswa berseragam.
Matanya memicing dan mulutnya mengeja tulisan yang ada di plat nomor mobil tersebut. "B 217 AN!" Well, dia harus mengakurkannya dengan plat nomor si tersangka.
"Pak, saya izin buat salin rekamannya, ya?"
"Oh iya, Dek, boleh."
"Terimakasih, ya, Pak!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan dan Bintang [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] [UPDATE SETIAP SABTU PUKUL 20.00 wib] Berkisah tentang Bulan dan Bintang, dua gadis kembar dengan karakter yang bertolak belakang, mendatangkan alur cerita baru dalam kehidupan keduanya. Kehidupan dua remaja itu dipenuhi...