Kembar bersaudara kini berasa di luar gerbang yang sudah tertutup rapat, sudah telat. Memang.
Tetapi itu bukanlah masaah bagi keluarga Cortez. Karena sekolah ini adalah sekolah milik keluarganya.
Tin!!!
Gerald membunyikan klakson mobilnya dan dia sambut oleh 2 satpam dan segera membukakan pintu gerbang selebar mungkin untuk keluarga Cortez.
"Selamat pagi" ucap kedua satpam itu saat mobil mewah milik keluarga Cortez memasuki halaman sekolh itu
"Pagi mang Cecep sama mang Udin! Udah pada ngopi belom? Diem diem bae! hahahaha" seketika suasana mobil yang hening menjadi penuh oleh suara Gerald, dan disambut oleh tawa Devan dan Davin, sedangkan Nathania hanya tersenyum kecil melihat tingkah abang abangnya yang aneh bin jaib ini
"Silahkan dedek sayang" ucap Davin yang membukakan pintu mobil untuk Nathania, dan di sambut oleh senyuman manis
"Makasih abang Davin" ucap Nathania, lalu pandanganya beralih kepada seorang pria bertubuh tinggi dan tampan, menggunakan jas berdasi yang melekat indah di tubuhnya.
"Engh.. Abang itu ada--" ucap Nathania terputus oleh ucapan Devan
"Apa sih sayang, gak ada yang harus kita takutin disini. Sekolah ini punya keluarga kita, bahkn guru guru dan kepala sekolahpun tunduk sama kita. Jadi kalem aja dedek"
"B--bukan abang i--tu--"
"Kamu kenapa sih? Kayak takut banget. Siapa emang yang kamu takutin? Guru? Guru bk? Resepsionis? Kepala sekolah? Sinih berhadapan sama abang" kata Gerald dengan sombongnya
"Tau nih kamu gimana sih, gausah takut Than. Ini sekolah kita okay! Inget punya kita! Jadi gausah takut sama siapaun disini kecuali pap--" ucapan Davin terputus saat tiba tiba suara berdehem milik seseorang yang sangat khas, dan tentunya mereka semua tahu suara siapa itu.
"Ekhm!"
Empat kembar bersaudara itu segera menoleh kearah sumber suara dan mereka yang tadinya sangat sombong, kini berubah menjadi anak penurut.
"P--papi" ucap Gerald gemetar
"Kalian terlambar sekolah?" tanya tuan Coftez sambil menaikan sebelah alisnya
"I--iya pi" jawab Devan gugup
"Gerald, Devan, Davin. Uang jajan kalian Papi potong 50% Thania uang jajan abang abang akan papi kasih buat kamu"
"PAPI!" ucap mereka bertiga kompak. Sedangkan tuan Cortez menaikan sebelah alisnya
"Pi gak bisa gitu dong pi. Ini juga bukan murni salah kita bertiga" ucap Devan sebagai kakak tertua
"Oh jadi maksud kalian ini salah Thania?" ucap tuan Cortez, dan
SKAKMAT
"Y--yyaa engak juga sih pi" ucap Devan gugup
"So?" kata tuan Cortez dan disambung oleh Gerald
"To ayam aja pih, enak. Hehehe" Gerald dengan wajah konyolnya menyambung kalimat tuan Cortez menjadi 'Soto ayam aja pih, enak' dan langsung dilempari pelototan tajam dari Devan dan Davin.
"Devan, Davin. Kalian sayang sama Gerald?" tanya tuan Cortez
"sayang pi" kata mereka berdua kompak
"Kalo gitu kalian juga uang jajanya papi potong 70% sama kayak Gerald. Karena Gerald tadi udah nganggep papi bercanda"
"Dan Nathania, uang jajan kamu jadi banyak sekarang. Jangan sekalipun kamu kasih uang itu ke abang kalian" ucap tuan Cortez lalu di sambut oleh anggukan cepat oleh Nathania.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted Twins
JugendliteraturStarting on July 01, 2018 (On going) Nathania Aldino Cortez "The Most Wanted Girl" disekolah, memiliki kehidupan yang serba mewah, kasih sayang yang begitu besar ia dapatkan dari keluarganya, gadis berdarah indo-spanyol ini memiliki 3 kakak laki la...