The Most Wanted Twins

FLASHBACK • DARA & SANDRA

Warning!
Part ini hanya berisi kisah Sandra dan Dara , aku menjelaskan secara poin per poinnya aja, part ini sengaja aku bikin biar kalian paham dengan karakter dan tokoh Sandra dan Dara di cerita ini. Thx u
.
.
.

~The Most Wanted Twins~

Seorang wanita berparas cantik itu sedang terdiam, sudah tiga hari berturut turut dirinya menangis, bahkan lingkaran hitam dimatanya sudah terlihat sangat menyeramkan. Entah apa yang harus ia lakukan, ia sadar bahwa dirinya telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Wanita itu menekuk kedua lututnya, ia kembali menangis. Dengan rasa kesal kedua tangannya mulai memukuli perutnya yang sudah membuncit.

Wanita itu telah membulatkan tekad, ia harus mengatakan ini kepada kedua orang tuanya. Dengan langkah gontai, dan wajah yang sembab, wanita itu jalan perlahan keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar kedua orang tuanya. Tubuhnya terasa membeku, jujur ia takut dengan kemungkinan buruk yang akan terjadi pada dirinya. Namun jika ia terus menyembunyikan ini, tentu akan menjadi masalah besar bagi dirinya.

Dengan tangan gemetar, wanita itu mulai mengetuk pintu kayu dihadapannya.

Tok.. Tok..

Tanpa butuh waktu lama, terlihat sepasang suami istri keluar dari kamar tersebut, sepasang suami istri itu terlihat sangat cemas melihat putri semata wayangnya dengan kondisi yang sangat berantakan, "Mira.. Ada apa?" Tanya sang ibunda dengan belaian lembut disurai hitam Mira.

"Ma.. Pa.. Aku perlu bicara," Ucap Mira dengan rasa takut luar biasa.

Mama dan Papa Mira saling pandang, mereka yakin telah terjadi sesuatu yang menimpa putrinya, "Ada masalah apa, nak?" Tanya sang Papa

Mira ambruk ke lantai dan menangis sejadi jadinya, ia bingung bagaimana cara mengatakan masalah ini kepada kedua orang tuanya.

Tentu kondisi Mira membuat kedua orang tuanya sangat khawatir, dan Papa Mira segera menuntun Mira untuk duduk ditepi ranjang.

Mama Mira dengan segera memeluk puterinya dengan penuh kelembutan, "Tenang Mira.. Bisa ceritakan perlahan lahan?"

Dengan air mata yang masih mengalir, Mira akhirnya memantapkan dirinya. Ia harus mengatakannya!

"Ma.. A.. Aku.. Aku hamil"

Kedua orang tuanya menggeleng tak percaya. "Mira, bercandamu kelwatan, nak. Ayo katakan kepada Mama, kamu bercanda, kan? "

Mira hanya menangis sambil tertunduk takut kepada kedua orangtuanya, ia tau perasaan kedua orangtuanya pasti sangat hancur mendengar perkataannya.

PLAK!

Dengan spontan tangan Mama Mira menampar pipi Mira, "Menjijikan!" Ucap Mama Mira dengan mata yang berkaca kaca.

Dengan tatapan memohon, Mira berlutut dihadapan orang tuanya, "Maafin Aku" Hanya itu yang bisa diucapkan oleh Mira.

Mama Mira kini sudah tidak bisa membendung air matanya, "Mira, dimana otakmu! Kenapa kamu melakukan hal bodoh seperti ini?!"

"Maaf, Ma.. Aku minta maaf, " Dengan wajah yang banjir dengan air mata, Mira berusaha menggenggam tangan Mamanya namun Mamanya menghindar dan membuat Mira terjatuh.

"Gugurkan." Suara bariton itu berasal dari sang Papa, tentu sebagai seorang ayah, ia merasa kecewa dengan tindakan bodoh anaknya.

Mira menggeleng kuat, "Enggak, Pa! Ini anak aku."

Mama Mira menatap Mira dengan tajam, "Gugurkan, atau angkat kaki dari rumah ini."

Mira mengangguk mantap, "Oke, kalau itu mau kalian. Aku pergi dari rumah ini."