The Most Wanted Twins (Ten)

14.4K 672 16
                                    

Pria tampan bertubuh tinggi itu kini tak henti hentinya menggenggam ponsel kesayangannya, berkali kali ia mencoba menghubungin nomor seseorang yang ia cari jauh jauh dari Spanyol sampai ke Indonesia, tetapi hasilnya nihil. Ia masih tidak mengetahui dimana orang itu.

Seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya, seseorang yang mengembalikan semangat hidupnya, kini pergi meninggalkannya. Memberi luka yang sangat dalam tanpa memberi tahu obat untuk menyembuhkan luka itu.

Pria itu menghela nafasnya, bagaimana cara dia mencari dimana orang itu sekarang. Tanganya kini mengacak rambutnya tanda ia frustasi karena masalah ini.

Matanya kini menatap kosong langit langit kamarnya, pikiranya berkecamuk, apa yang harus ia lakukan.

Wanita itu bahkan tidak mengagkat teleponya, tidak membalas semua pesan yang dikirim pria itu, bahkan semua akun sosial media nya kini sudah dihapus.

Tidak ada jejak sama sekali.

Tetapi pria itu sangat yakin kalau wanita pujaanya kini berada disini, di Indonesia.

Sebenarnya ia tidak ingin tinggal disini. Walaupun Tuan Cortez dan istrinya sangat menyayangi dan menghargai kedatanganya di rumah ini. Tetapi ia sudah bertekad secepatnya ia harus meninggalkan rumah besar ini.

Tanganya kini terulur mengambil frame poto yang menampilkan gambar dirinya bersama wanita pujaan hatinya.

Matanya tak henti henti memandang wajah cantik itu, tanganya terulur untuk menyentuh gambar itu.

Kini jutaan kenangan berputar putar di kepalanya, seolah memberinya kekuatan untuk tetap mencari sosok yang dicintainya itu.

"Lo dimana" gumamnya dengan lirih, dan untuk kesekian kalinya dia mengehela nafasnya.

"Gue kangen sama lo" kini dia tertawa miris "lo pasti kangen juga kan sama gue? Lo pernah bilang kalo lo gak ketemu gue sehari rasnya kayak gak ketemu setahun. Dan sekarang kita udah berpisah setahun kira kira sebesar apa rasa rindu lo ke gue"

Matanya menatap sendu ke arah frame poto itu dan tanganya kembali mengusap wajah cantik itu "Tapi kalo lo kangen kenapa lo gak bales pesan gue? Kenapa lo gak angkat telepon gue?" kini dia tersenyum hambar

"Gue udah bisa bahasa Indonesia sekarang. Dulu lo pernah bilang kalo gue mau nikahin lo, gue harus bisa bahasa lo dulu. Ini gue udah bisa loh"

Tess..

Tak terasa setetes cairan bening lolos dari pelupuk mata indah itu.

"Tapi secepatnya gue bakal nemuin lo kok. Tapi satu permintaan gue, lo jangan pergi lagi"

Tok tok..

Pria itu mengusap matanya yang sedikit berair karena terbawa perasaan. Matanya kini menatap pintu kamarnya dan diapun mulai bangkit untuk membukakan pintu

Calvin menatap siapa orang itu dan ternyata itu adalah Tuan Cortez "Calvin, are you okay?"

Calvin tersenyum "Aku baik om"

Tuan Cortez masuk ke dalam kamar Calvin "Gimana belajar kamu? Udah bisa bahasa?" Tuan Cortez sengaja menggunakan bahasa Indonesia

Calvin mengangguk "Udah kok om"

Tuan Cortez menatap Calvin takjub "Ya kamu sama kayak Papi kamu, luar biasa genius. Bahkan om yakin, kamu bisa menguasai bahasa Indonesia sejak hari pertama belajar bukan?"

Calvin tersenyum malu

Tuan Cortez membalas senyumnya sambil menepuk pelan pundak Calvin "Sudah om duga"

The Most Wanted TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang