Satu minggu telah berlalu sejak kejadian memalukan yang dialami oleh Devan dan Davin. Kini Devan dan Davin sedang sibuk mengurus perusahaan besar milik Cortez Corp.
Dan disinilah Devan sekarang, ia duduk dengan khikmad diruang CEO yang berada di lantai 32 disalah satu gedung pencakar langit di Ibu kota.
Devan tersenyum lebar saat melihat seorang wanita yang akhir akhir ini menganggu pikirannya, kini berada tepat dihadapannya.
Devan menyenderkan punggungnya pada bangku kantornya yang empuk.
Sedangkan wanita itu tidak henti hentinya memberikan sumpah serapah didalam hati kepada pria menyebalkan didepannya ini.
Wanita itu sudah cukup tersiksa karena memakai high hels yang membuat betisnya terasa kaku, kini ia akan semakin tersiksa karena sekarang nyawanya berada ditangan si pria menyebalkan ini.
Devan tersenyum jahil, Devan mengambil pulpen disampingnya lalu melemparkan tutu pulpen kearah wanita didepannya dan--
Tak!
--Tepat sasaran. Tutup pulpen itu mengenai tepat di dahi wanita itu.
"Aw! Lo gila ya?! " Aurora meringis saat tutup pulpen itu mengenai dahinya, memang tidak sakit. Tapi berhasil membuat Aurora kaget.
Seorang wanita berpakaian sexy yang sedari tadi berdiri di samping Davin melotot terkejut saat mendengar ucapan dari Aurora, "Jaga ucapan Anda!" Wanita yang akrab dipanggil-- Laura, hendak berjalan menghampiri Aurora dan bermaksud ingin mengusir Aurora dari ruang CEO di perusahaan raksasa ini.
Devan mengangkat sebelah tangannya kearah Laura seolah memberi isyarat untuk menghentikan niatannya yang ingin mengusir Aurora.
Aurora menatap sinis ke manusia didepannya, "Jadi gimana? Gue diterima di kantor ini atau engga?!"
"Hei! Dimana sopan santun Anda!" Laura kembali berteriak untuk memperingati.
Devan tidak menjawab pertanyaan Aurora, ia malah beralih menatap Laura, "Silahkan keluar dari ruangan saya."
Laura mengangguk, ia menatap sinis ke Arah Aurora lalu berjalan meninggalkan ruangan Devan.
Devan terkekeh pelan lalu berdiri menghampiri Aurora, "Gue kira lo bakal kuliah."
Aurora membuang muka, "Bukan urusan lo."
Devan mengendurkan dasi biru lautnya yang melingkar indah di lehernya dan membuka dua kancing atas kemejanya.
Devan menghampiri Aurora, dan kini mereka hanya berjarak satu meter, "Jutek banget, sih" Ucap Devan tepat didepan wajah Aurora.
Aurora memutar bola matanya sebal, "Maaf, Bapak Devan yang terhormat. Bagaimana, pak? Apakah saya diterima bekerja disini di bagian Cleaning service?"
Aurora melamar kerja di perusahaan milik Devan di bagian Cleaning service karena hanya bagian itu saja yang mengizinkan lulusan SMA/SMK untuk berkeja disitu.
Sebenarnya melamar untuk bagian Cleaning Service tidak harus sampai menghadap CEO, hanya saja Devan terkejut saat melihat Aurora yang berada dikantornya dan sedang mengantri untuk interview dengan seorang kepala OB. Lalu Devan segera memberi isyarat kepada salah satu pegawainya untuk menarik Aurora menghadap dengan Devan diruang CEO.
Devan menggeleng saat mendengar pertanyaan Aurora, "Lo gak diterima bekerja disini sebagai Cleaning Service"
Aurora menghela nafas berat, ia sudah tahu jawabannya. Tentu saja Devan tidak akan menerima dirinya bekerja diperusahaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted Twins
Teen FictionStarting on July 01, 2018 (On going) Nathania Aldino Cortez "The Most Wanted Girl" disekolah, memiliki kehidupan yang serba mewah, kasih sayang yang begitu besar ia dapatkan dari keluarganya, gadis berdarah indo-spanyol ini memiliki 3 kakak laki la...