The Most Wanted Twins (Thrity Seven)

8K 411 56
                                    

Cortez menatap jam tangan mewah yang melingkar indah di pergelangan tangannya, matanya mengikuti gerakan jarum jam yang selalu bergerak setiap detiknya. Waktu sudah menunjukan pukul 01.00 malam, tetapi ketiga putra somplaknya itu belum juga datang ke ruang rapat.

Cortez menghela nafas kesal, ia sudah capek capek berpakaian rapi hanya demi menghadiri rapat ini, namun ketiga putranya tak kunjung datang, "Emang dasar anak jahanam," Cortez merutuki ketiga anaknya itu.

Alisnya berkerut, ia mengendurkan dasi abu abunya dan membuka dua kancing kemeja atasnya. Kini ia bersandar di kursi empuknya. Sungguh! Ia bersumpah jika dalam waktu 10 menit lagi ketiga putranya belum juga tiba, ia akan menarik semua fasilitas yang ia berika kepada anaknya, termasuk pakaian pakaian mahal, uang bulanan, dan kendaraan mewah.

Haha

Selamat tinggal kehidupan konglomerat,
Selamat datang kehidupan melarat.

Cortez tertawa membayangkan ketiga putranya berpakaian compang camping sambil membawa karung dan berjalan menyusuri ibu kota sambil memungut sampah plastik. " Kalo dibayangin, kayaknya mereka cocok jadi pemulung." Cortez kembali tertawa.

BRAK!

Cortez kaget bukan main, sepertinya ketiga putranya ini memang seharusnya sejak awal ia buang saja ke lampu merah.

Devan, Davin, dan Gerald membuka pintu dengan keras dan langsung ambuk ke sofa besar yang ada di ruangan rapat Cortez. Bahkan mereka tidak memakai pakaian formal, ketiganya memakai piyama.

Bahkan Devan membawa bantal guling dan boneka kuda poni kesayangannya, Gerald membawa selimut berwarna pink bermotif Hello Kity, dan sepertinya disini hanya Davin yang sedikit waras, Davin membawa bantal guling bergambar Captain Amerika.

Cortez menatap tajam kepada ketiga putranya, namun mereka bertiga hanya menyengir menampilkan barisan gigi putihnya.

"Anyong!" Sapa Gerald sambil membungkus dirinya dengan selimut Hello Kity.

"Anying!" Jawab Cortez sambil memalingkan wajahnya.

Devan, Davin, dan Gerald hanya terkekeh melihat ekspresi Papinya yang terlihat sangat kesal.

"Lama amat!" Ucap Cortez sambil menghampiri ketiga putranya.

"Lagian Papi apa apaan sih?! Masa tengah malem ngajak rapat, kayak besok kiamat aja." Jawab Devan dan disetujui oleh Davin dan Gerald.

"Gue punya misi yang harus gue sampein ke kalian," Ucap Cortez sambil berjalan kembali ke kursi putarnya, dan diikuti oleh Devan, Davin, dan Gerald yang segera duduk di kursi rapat.

Ruangan ini adalah ruang pertemuan Cortez dengan beberapa client dan tamu pentingnya. Ruang ini didesain sangat formal, ada meja panjang ditengah ruang tersebut, disertai dengan kursi kursi empuk disetiap sisinya, terdapat pula layar besar untuk menampilkan proyektor, dan tentu saja ruang ini kedap suara.

"Kalian.. "Cortez menatap ketiga putranya satu persatu, "Kalian bener bener bego!" Maki Cortez dengan kesal.

"Kan udah gue bilang, gue mau ajak kalian rapat, kenapa pake baju tidur?!" Lanjut Cortez sambil menggebrak meja panjang didepannya.

"Kan udah malem, Pi" Jawab Gerald.

"Gak usah lo kasih tau, gue gak buta! Gue tau ini udah malem." Jawab Cortez sambil memutar bola matanya.

"Yaudah sih Pi lanjut aja, mau ngomong apa?" Ucap Davin yang sudah sangat mengantuk.

"Jangan banyak drama deh, Pi! Langsung aja to the point!" Sambung Devan.

The Most Wanted TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang