"Ramalan, kami akan menyampaikan sebuah ramalan dari Ratu," ucap elf wanita dengan serius, "Salah satu di antara kalian adalah orang yang kelak nanti membawa kejayaan dan kebahagiaan di tanah Nortuland."
*
Bingung. Kini, itulah satu-satunya kata yang dapat menjelaskan semua yang terjadi pada otakku.
Memang sebelumnya Kakek Davincio menyampaikan hal yang sama saat pertama bertemu kami di Ladang Hijau, yakni ramalan. Beliau meramalkan jika perjalanan kami akan sangat berdampak dengan kesuksesan perang besar beberapa hari lagi. Namun, yang ini berbeda! Mereka meramalkan bila salah satu di antara kami akan membawa kejayaan dan kebahagiaan di tanah Nortuland.
"Aku ingin tahu, siapa kalian sebenarnya wahai anak muda?" tanya kakek.
Sungguh, apa ini sekedar lelucon? Maksudku, ramalan? Siapa yang mereka cari sampai ingin datang menemui sekelompok penyihir-manusia yang memiliki misi penting jauh-jauh?
Kebingungan benar-benar telah memenuhi atmosfir kami, kami saling bertukar manik sembari memasang tampang bingung, sorot pandang kami kemudian mengarah pada kedua elf dengan sangat jeli, hampir sejeli seekor elang yang melihati ular. Para goblin pun demikian, beberapa di antara mereka melihat dengan membawa tampang bingung khas mereka masing-masing. Namun, entah mengapa mereka tidak berani mendekat.
Kedua elf itu kemudian menundukan badan sedikit memberi hormat.
Sang elf pria yang berada di samping kanan elf wanita mulai mengenalkan diri, "Perkenalkan, nama saya V-iroff Gard dari Negeri Zabbur, cukup panggil saya, V."
"Perkenalkan, nama saya Xilly Floresta dari Negeri Zabbur, panggil saya, Xilly," ucap elf wanita.
Kedua elf itu lalu kembali berdiri tegak, setegak pohon raksasa yang usianya melebihi 1000 tahun. Pandangannya menatap kami yang sedang dilanda penyakit penasarana satu per satu dengan amat jeli, kemudian, dengan nada bersalah mereka berkata secara serempak, "Maaf telah membuat kalian penasaran dan takut, kami bukan orang jahat."
Elf adalah makhluk yang baik hati, mereka tak pernah mecari masalah pada kaum lain, keahlian mereka adalah memanah, makhluk berambut pirang menyerupai manusia ini tinggal di Negeri Zabbur.
Elf terkenal akan kemampuan memanahnya yang katanya tak pernah meleset dari bidikannya, entah apa itu benar atau salah aku masih belum tahu sebab diriku yang belum pernah melihat.
"Apa yang kalian maksud dengan ramalan?" Akhirnya bibir suciku ini mulai berucap, sebab atmosfir otakku yang mulai dipadati oleh rasa bingung yang terasa amat menyiksa.
Mendengar ucapanku, Si elf pria yang bernama V seketika mempertemukan manik biru menyalanya pada manik coklatku, tatapannya membuatku begitu tak nyaman, walaupun para elf tampan sekalipun aku masih tak merasa nyaman.
"Nona penyihir," ucapnya, "Kemarin aku dan Xilly telah melihatmu melawan serigala raksasa, saat aku melihatimu dengan lebih jeli aku menjadi yakni, jika apa yang Ratu katakan adalah benar."
Seketika setelah V mengucapkan 'nona penyihir' dengan nada suara khasnya, diriku langsung mematung melihatinya. Rasa tidak nyamanku langsung sirna.
Benar-benar sopan. Ucapan V sungguh membuatku terpukau. Maksudku, dia tampan, kulitnya putih kecoklatan, manik birunya begitu indah, dan suaranya, ah suara yang barusan aku dengar sangat berwibawa dan sopan. Tapi, tak ada niat dalam hatiku yang mengatakan, "Aku suka padamu, V." Sekali lagi, ti-dak-a-da!
"Memang apa yang Ratu-mu katakan, V?" tanyaku masih menatapnya.
V membuang napas kemudian ia balik menatapku lagi, "Beliau meramalkan jika seorang penyihir wanita berambut merah akan membawa kedamaian dan kebahagiaan di tanah Nortuland."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fransisca Julian and the Nortuland Magic Sword [END]
Fantasy[Completed] Ini tentang perjuangan Fransisca Julian sang penyihir yang berkelana menjelajahi lembah bersama teman-temannya untuk meraih kebahagiaan dan kejayaan yang lama sirna. Ini tentang senyum dan tawa yang ingin Fransisca Julian bawakan di kela...