8.0 | The Orc Riders of Wolves

249 24 5
                                    

Chapter 8

Mata Stuerd melotot takut menyadari puluhan raksasa yang kini tengah melihatinya dan Sisca. Di luar, pemuda itu tampak mentap kosong para raksasa yang memberikan senyum sinis padanya, namun jauh di dalam batinnya, penyihir ini menjerit histeris, ia takut bila nantinya para raksasa akan berlomba memakan tubuhnya dan Sisca bak anak kecil yang berebut permen.

Seluruh pasukan suku Human telah memasuki hutan, hanya beberapa orang dengan luka pincang dan kaki yang terputus saja yang tertinggal, sudah terlihat jelas apa jadinya mereka yang tertinggal di medan buruan; gumpalan kotoran besar raksasa.

Jantung Stuerd berdetak tidak normal, napasnya terdengar memburu, dan keringat dingin mulai mengalir deras dari tubuhnya. Penyihir ini kelelahan sekaligus takut.

Jangan makan aku kumohon, aku tidak enak, batin Stuerd pasrah.

Didekapnya tubuh Sisca erat-erat, pemuda ini tidak ingin ia kehilangan teman baiknya entah mengapa, jubah hijau pemberian Zuton milik Stuerd telah ternodai isi perut raksasa yang menempel di jubah Sisca.

Stuerd menutup kedua buah matanya, dirinya mulai pasrah. Beberapa doa telah terlafal melewati mulut suci pemuda itu, Stuerd tahu jika dia tidak akan bisa melawan para raksasa hanya dengan sisa cakra-nya.

"Auuuu!" Sontak terdengar suara seperti sekawanan serigala yang melolong bersamaan dari dekat kedua penyihir malang itu, para raksasa langsung berlari ketakutan memasuki Hutan Fafabo jauh di belakang seolah diri mereka adalah domba yang dikejar-kejar serigala, beruntung Stuerd dan Sisca tidak sampai terinjak oleh kaki besar raksasa yang berlari asal-asalan.

Perlahan-lahan Stuerd mulai membuka matanya, pemuda itu melemaskan dekapannya membuat tubuh Sisca jatuh perlahan-lahan ke rumput-rumput hijau yang ternodai akan percik darah merah dari para manusia.

Kosong. Sama sekali tidak ada siapa pun baik raksasa maupun manusia, hanya terlihat ratusan mayat-mayat manusia yang tergeletak begitu saja di tanah hijau dengan keadaan tubuh yang tidak berbentuk, tubuh mereka telah hancur total. Ada beberapa puluh raksasa yang berhasil suku Human buru tengah terbaring mati di tanah Ladang Hijau yang menunggu daging mereka diirisi saat fajar tiba.

Namun, Stuerd melihat kejanggalan di matanya, dilihatnya dari kejauhan sekawanan serigala bertubuh besar yang berada lima puluh meter dari tempat mereka duduk bersila di rumput.

Jadi mereka yang membuat para raksasa ketakutan? Tapi, bukankah serigala adalah salah satu buruan para raksasa? Demi apa pun itu terima kasih telah mengusir para raksasa, batin Stuerd bertanya-tanya sekaligus berterimaksih.

Stuerd membuang napas lega, namun segera setelah itu dirinya menyadari kejanggalan yang lainnya. Ternyata para raksasa bukan lari karena sekawanan serigala, namun merela takut dengan makhluk yang menunggangi serigala-serigala besar itu, makhluk itu tak lain dan tak bukan adalah sekerumunan orc penunggang serigala raksasa dengan obor di tangannya.

 Ternyata para raksasa bukan lari karena sekawanan serigala, namun merela takut dengan makhluk yang menunggangi serigala-serigala besar itu, makhluk itu tak lain dan tak bukan adalah sekerumunan orc penunggang serigala raksasa dengan obor di tanga...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fransisca Julian and the Nortuland Magic Sword [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang