25.0 | The Sword of Light

175 17 0
                                    

--PoV 3--

Sisca berjalan dengan tenang menghampiri dua orang paling diteladani di Kerajaan Zabbur. Manik coklatnya ia arahkan ke bawah, sebab takut meratapi dua orang bangsawan itu. Meski demikian, Sisca masih dapat melihat raja dan ratu elf samar-samar, mereka tengah duduk di singgasana dengan senyuman yang terukir pada tampang raja dan ratu.

"Yang terpilih, menunduklah untuh raja dan ratu Kerajaan Zabbur!" Suara itu sukses membuat langkah Sisca terhenti, ia mulai membukuk memberi hormat.

"Nona penyihir," Ratu Ratu Pharadert Hoshigami Anabel berbicara, "Apakau tahu mengapa aku memanggilmu kemari?"

Alih-alih menyapa, sang ratu malah menanyai langsung Sisca dengan wibawanya, tatapannya begitu anggun, rambut putih lurusnya terutai menyentuh punggung.

"Ti-tidak, baginda, saya tidak tahu ...." Sisca sebenarnya tahu apa alasannya dipanggil kemari: memenuhi ramalan. Dirinya adalah sosok yang--katanya--akan membawa kejayaan dan kebahagiaan di tanah Nortuland.

"Nona penyihir, alangkah baiknya kau memperkenalkan dirimu terlebih dahulu kepada kami. Namaku Stevory BowAarow, aku adalah raja di sini. Sedangkan dia istriku, nona Pharadert Hoshigami Anabel, Anabel adalah seorang ratu," sang raja memperkenalkan diri. Suaranya tidak kalah berwibawa dari istrinya.

Kedua bangsawan ini mengenakan pakaian kebesaran mereka. Jubah kulit serigala kelabu yang membalut tubuh mereka, menyembunyikan pakaian putih bersih yang ada di dalamnya. Sebuah mahkota emas berkilau dengan berbagai ragam rubi warna-warni bersarang di atas kepala kedua bangsawan ini.

Dari wajahnya saja, Sisca sudah dapat mengerti jika raja dan ratu ini bukanlah tipe haus akan kekuasaan. Di dalam muka mereka, terdapat sebuah kedamaian. Sisca tahu itu.

"Nama saya Fransisca Julian dari Kerajaan Wizard, baginda bisa panggil saya Sisca," ucap Sisca memperkenalkan diri seraya menunduk.

"Nona Sisca, apa Anda tahu? Kauadalah sosok ramalan itu," jelas ratu yang sukses membuat otak Sisca jungkir balik.

Sebuah kerutan bingung terukir di dahi seorang Sisca, selang beberapa detik kemudian, gadis bejubah hijau ini bertanya, "Maksud baginda, ramalan apa?"

Ratu Anabel membuang napas kecil. "Ramalan Knington Haward yang sudah lahir semenjak Perang Cartozoya berlangsung."

Perang Cartozoya adalah perang penyebab populasi manusia yang hampir punah, dalam perang ini. Para orc dengan kejamnya membantai kaun manusia tanpa ampun. Tak peduli orang dewasa, anak kecil, perempuan, atau bahkan bayi. Sungguh kejam.

Ratu Anabel kemudian berdiri dari singgasananya, beliau lalu berjalan menghampiri Sisca. Sangat jarang seorang pemimpin yang mau menghampiri langsung tamunya. "Ramalan Knington adalah sebuah ramalan kebahagiaan, di dalamnya tertulis jika seorang penyihir berambut merah akan membawakan kebahagiaan dan kejayaan di Tanah Nortuland. Dan gadis itu adalah kau."

"Ta-tapi, saya bahkan tak bisa menandingi kekuatan teman-teman saya, baginda. Apa baginda yakin jika saya adalah orang itu?"

Ratu Anabel berdiri tepat di hadapan Sisca, wanita paruh baya itu kemudian mempertemukan manik biru indahnya pada manik coklat Sisca, beliau kemudian tersenyum.

"Sisca, aku juga telah melihatmu bertarung kaumelalui hari-hari yang berat, kehilangan orang tercinta, jatuh dari tembok setinggi 200 meter, dimakan raksasa, bertarung dengan para mutan, dan berhadapan secara langsung dengan raja dan ratu Kerajaan Zabbur saat ini."

Sisca tercengang, maksudku, darimana beliau bisa tahu?

"Darimana baginda bisa tahu?"

Ratu membuang napas sekali lagi, senyumnya yang semula berubah menjadi senyum tipis sampai akhirnya pudar menjadi tatapan datar.

Fransisca Julian and the Nortuland Magic Sword [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang