Side Chapter - Sisca Diary [2]

149 12 0
                                    

Minggu, 8 Juli xxxx

Aku ingin tahu. Apa yang kini Ayah, Ibu, Harimau Stuerd, atau bahkan Raja Harimau Hendry Cristoper dan anaknya Pangeran Jordan lakukan di alam sana. Apa mereka tersenyum karena bangga melihat sosokku yang kini telah menguasai sebatang ranting kokoh, sedih sebab besok esok perang akan dimulai, atau justru bersikap biasa saja selayaknya bumi nan datar? Entahlah Tongkat Ajaib, aku tidak tahu sebab aku belum pernah bertemu dengan roh mereka apalagi pergi ke alam sana ....

Apakau merasakan perasaan yang sama Tongkat Ajaib? Ya, perasaan yang begitu menusuk hati dan senang seolah terbang di taman bunga setinggi-tingginya, semua itu bercampur aduk selayaknya dua botol ramuan yang diracik menjadi satu padu dan menghasilkan ledakan yang sekedemikian dasyatnya.

Senang? Ya, Tongkat Ajaib. Kini aku merasa senang dan kaupasti tahu mengapa.

Apa Tongkat Ajaib? Kautidak tahu? Ah ... kau memang yang terburuk Tongkat Ajaib, bisa-bisanya kau bersikap seperti itu di depanku.

Tongkat Ajaib, bolehkah aku mencurahkan isi hatiku sedikit kepadamu? Jadi begini, Mereka--para merpati putih--tidak salah jika memanggilku "Yang Terpilih", akulah sosok itu, sosok yang kelak nanti akan membawa kebahagiaan dan kejayaan di Tanah Nortuland, sosok harapan yang dipercaya semua makhluk protagonis di lembah ini, sosok gadis yang ada pada Ramalan Pedang Sihir Nortuland.

Itulah aku, sang Fransisca Julian.

Tidakkah kau bangga memiliki teman sepertiku wahai Tongkat Ajaib si teman baikku? Kauseharusnya bukan malah diam saja seperti patung.

Oh iya Tongkat Ajaib, kaupasti ingin tahu perasaan apa yang begitu menusuk di lain sebelah ini, 'kan?

Esok adalah hari tumpah darah, hari di mana jutaan banteng dan gajah bergading panjang akan berlari menuju sarang kaumku, semoga saja para harimau bisa menang dalam peperangan besar ini. Diriku tidak sanggup Tongkat Ajaib! Sekali lagi aku tak sanggup!

Bukan, aku bukan tidak sanggup untuk melawan para gajah dan banteng itu dengan ranting kokohku. Hanya saja, aku tidak sanggup melihat para harimau berloreng jingga yang ditusuk menggunakan gading para gajah dan ditabrak oleh kawanan banteng tak berperasaan itu. Dan, mayat para harimau yang diinjak-injak sebegitu saja!

Maksudku, mereka adalah harimau, Tongkat Ajaib! Mereka adalah kaumku! Jasad mereka harusnya tidak untuk diinjak. Namun, dihormati ....

Hati kecil ini benar-benar kacau, Tongkat Ajaib. Andai saja gajah-gajah dan para banteng itu tiada menginjak lembah ini mungkin pasokan makanan dan minuman di lembah tak'kan berkurang, andai saja mereka pergi ke dunia lain mungkin korban tidak akan ada.

Aku ingin kedamaian, Tongkat Ajaib. Kedamaian yang membuat siapa pun tersenyum dan tertawa. Bukan kegelapan yang membuat siapa pun takut dan menjerit. Namun, apa dayaku ... perang adalah jalan satu-satunya untuk mengakhir ini semua.

Do'a kan kami supaya bisa menang, Tongkat Ajaib.

-Fransisca Julian-

Fransisca Julian and the Nortuland Magic Sword [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang