Di saat suara jangkrik terdengar menguasai indra pendengaran, bunyi itu malah tergantikan oleh bunyi rungan para orc yang berkumpul di gerbang besar pemisah Wilayah Suci Dromedo dengan Wilayah Suci Recodo. Gajah-gajah raksasa setinggi tiga puluh meter para orc kerahkan supaya mendobrak gerbang tersebut.
Dibaliknya, puluhan ribu penyihir telah siaga mengangkat tongkat sihir mereka. Sudah tak ada cara lain, Gerbang Suci Recodo akan segera hancur, dan para orc akan masuk ke Wilayah Suci Recodo.
Seluruh penyihir di Wilayah Suci Dromedo sengaja mundur ke Wilayah Suci Recodo yang diklaim masih belum dipijaki kaki para orc. Kecuali ratusan penyihir yang menjaga Wilayah Barat Dromedo yang masih mempertahankan tempat tersebut.
Fransisca Julian, terlihat berada di barisan paling depan dengan tubuh melayang dengan kedua tangannya menyilang di dada. Pedang cahayanya ia gantungkan di ikat pinggangnya sedangkan tongkat sihir emas panjangnya tersembunyi di balik jubah kelabunya.
Fransisca Julian mulai menarik pedangnya. Semenjak Sisca memakai pedang cahaya, kekuatan sihirnya menjadi lebih besar dari semula. Membuatnya sulit untuk terbunuh --ah tidak, yang bisa membunuhnya hanyalah tusukan Pedang Kegelapan seperti apa yang v katakan dulu.
Sisca dapat melihat aura ketakutan melakui mata para penyihir yang berbaris tepat di belakangnya. Bahkan di antara dari mereka ada yang sampai bergetar hebat lantran ketakutan yang merasukinya.
Suara dobrakan dari arah gerbang terdengar lebih keras dan keras. Kayu-kayu yang menyusun gerbang tersebut mulai terlihat retak bahkan hampir hancur.
Tak lama setelah itu, pintu gerbang berhasil di hancurkan, ratusan orc seketika berhamburan masuk, diikuti oleh para gajah raksasa, troll, dan ogre. Saat itu juga seluruh penyihir langsung melesatkan sihir-sihir mematikan. Sisca pun mengangkat pedangnya tinggi-tinggi untuk di ayunkan ke arah sekerumunan orc, konon udara hasil lesatan pedang cahaya dapat membelah tubuh lawan menjadi dua dengan mudah.
Unicorn yang Sisca tunggangi telah ia pindahkan menggunakan sihir ke tempat yang aman, ia akan memanggilnya lagi sewaktu butuh hanya dengan satu kibasan tongkat sihir dan niat.
Wushh!!
Sekerumunan orc di hadapan Sisca menjadi binasa lantaran tubuhnya terbelah menjadi dua.
"Hyakkk, makhluk-makhluk bodoh!"
Sontak munculah dari tanah tanaman-tanaman merambat berduri yang melilit tubuh para orc dan mempererat lilitannya hingga tubuh mereka hancur.
Sorot mata Sisca menoleh ke belakang dan alangkah terkejutnya Sisca saat indra pengelihatannya menangkap ....
"Zack, Lora, Egwin, Kakek, Jems, Goerge! Kukira kalian tidak akan datang!" seru Sisca girang.
"Kau terlihat lebih kuat, cucuku," ucap Davincio lembut, "Maaf jika kami datang terlambat."
"Terimakasih, Kakek. Aku bisa seperti ini karena bantuan dari kalian," ucap Sisca sambil menusuk perut seorang orc yang hendak menerkamnya.
"Elektro-kabaw!" Egwin mengucapkan mantra membuat aliran listriknya mengalir menyetrum seorang orc sampai binasa.
"Kami datang kemari bukan hanya sendiri, kami membawa 5000 manusia yang siap berperang!" jelas Zack.
"Beberapa detik lalu, Kakekmu memindahkan kami bersama 5000 manusia kemari. Perlu usaha yang keras katanya," tutur Goerge.
"Ya, itu benar, Kakekmu terlihat sedikit kelelahan sebab memindahkan ribuan orang sekaligus," Jems berkata membela ucapan Goerge.
Terlihat Davincio yang menempelkan pucuk tongkat sihirnya di leher, mungkin supaya suaranya dapat lebih keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fransisca Julian and the Nortuland Magic Sword [END]
Fantasía[Completed] Ini tentang perjuangan Fransisca Julian sang penyihir yang berkelana menjelajahi lembah bersama teman-temannya untuk meraih kebahagiaan dan kejayaan yang lama sirna. Ini tentang senyum dan tawa yang ingin Fransisca Julian bawakan di kela...