Pintu kayu dengan desain khas tradisional didalam ruangan yang telah dihias sedemikian rupa itu perlahan terbuka, sedetik kemudian seorang gadis cantik dengan balutan gaun sederhana bewarna putih tampak berdiri dan mulai berjalan pelan masuk kedalam ruangan. Satu tangannya mengapit tangan seorang pria paruh baya yang sebentar lagi akan resmi menjadi papa mertuanya. Sedangkan tangan yang satunya lagi digunakan untuk menggenggam sebuket bunga baby breath yang ia tahu adalah bunga kesukaan sang calon suami.
Pria tampan dengan balutan tuxedo bewarna hitam sudah menantinya diujung sana. Berdiri kaku dihadapan seorang pendeta. Sadar bahwa sang calon istri sudah masuk kedalam ruangan, Jeon Jungkook akhirnya membalikkan tubuhnya. Menatap Hwang Sinb, sigadis berisik yang bersedia menjadi istri kontraknya selama sepuluh bulan tengah berjalan mendekat kearahnya bersama sang papa.
Setelah sampai dihadapan Jungkook dan sang pendeta, papa akhirnya menyerahkan tangan Sinb yang diapitnya sejak tadi pada Jungkook.
"Jaga dia, jangan sampai membuatnya terluka!"
Jungkook menatap wajah dingin papa yang tiba tiba berubah menghangat ketika menatap wajah Sinb sebelum menyerahkan gadis itu padanya.
Sepertinya gadis ini memang telah berhasil memikat hati papa dan mama, pikir Jungkook.
Jungkook hanya mengangguk pelan lalu kemudian meraih tangan Sinb, menautkan jemarinya disana dan menarik gadis itu untuk berdiri bersamanya dihadapan pendeta. sekilas Jungkook dapat melihat dari raut wajah sigadis bahwa dia terlihat sangat gugup saat ini.
"Bisa kita mulai ? Apa kalian berdua sudah siap ?" sang pendeta mulai bersuara. Tanpa berpikir panjang Jungkook mengangguk dengan mantap.
Berbeda dengan Sinb, gadis itu memerlukan waktu beberapa detik sebelum akhirnya ia juga ikut menganggukan kepala seperti yang Jungkook lakukan.
Sang pendeta pun mulai mengucapkan janji suci nan sakral dihadapan mereka.
Selang tak berapa lama kemudian
"Ya saya bersedia!" lagi lagi Jungkook mengucapkannya dengan lantang dan mantap. Tak ada sedikitpun keraguan dihatinya ketika ia mengucapkan hal itu. Meskipun hanya tiga kata yang diucapkan, bukankah itu dapat mempengaruhi hidupnya kedepan ? Tapi Jungkook sama sekali tak ragu. Mungkin ia memang sudah sangat yakin dengan rencananya ini.
Sekarang giliran Hwang Sinb. Kembali berbeda dengan Jungkook yang langsung menjawab ucapan pendeta dengan lantang dan mantap, Sinb malah memilih diam, pikirannya melayang entah kemana. Ia gugup setengah mati. Digenggamnya buket bunga baby breath tadi dengan kuat. Ia tahu dibelakang sana orang-orang yang menyaksikan pasti sudah kebingungan karna ia tak kunjung menjawab.
Dan benar seperti yang dikira, dibelakang sana raut wajah mama dan papa yang kebingungan saling bertukar pandang, Yerin gomo dan Mino samchon pun juga melakukan hal yang sama. Sedangkan si dubu Dahyun hanya memejamkan matanya sambil menunduk. Dalam hati ia terus merapalkan do'a berharap semoga saja Sinb tak membatalkan pernikahan ini secara tiba-tiba dihadapan orang banyak saat ini. Moonbin yang tak tahu apa-apa hanya melongo melempar pandangan pada tamu-tamu lain yang sekarang sudah sedikit heboh atas tindakan sang mempelai wanita yang tak kunjung bersuara.
Jungkook sedikit melirik Sinb dengan ujung matanya. Dalam hati pria Jeon itu sebenarnya sedang merutuki keadaan.
"Apa dia berniat membatalkan pernikahan ini dihadapan semua orang ? Apa gadis bodoh ini ingin membuatku malu?! Hahhhhh"
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of a Sudden
FanfictionKetika semua terjadi secara tiba-tiba. Pertemuan mereka, pernikahan mereka, dan perpisahan mereka. 2018 version ©LynCony🐰🌸