Empat Puluh - Pilihan Yang Tepat

1.6K 273 120
                                    

"Jadi, semua itu...." Dahyun menjeda ucapannya. Diliriknya Sinb sekilas yang kini duduk di jok penumpang.

"Iya... Maaf karena selama ini aku tidak memberitahumu Hyun..." Sinb menunduk, melihat itu Dahyun cepat-cepat meraih punggung tangan gadis itu yang berada dipangkuannya.

"Udah Bi... Jangan dipikirkan. Aku mengerti, terkadang tidak semua sesuatu harus kita bagi bahkan dengan sahabat sendiri"

Sinb mengangkat wajahnya untuk menatap Dahyun. Diantara mereka bertiga -Sinb, Moonbin, Dahyun- katakanlah Dahyun yang paling bodoh. Sinb dan Moonbin bahkan sering menggodanya. Tapi meskipun begitu, gadis berambut pirang itu tetaplah sahabat terbaiknya.

"Kau tahu, sebenarnya kau sudah mengakui hal itu padaku ?"

Sinb melotot "Hah? Kapan ?"

"Saat kau mabuk" Dahyun tertawa kecil. Dilihatnya Sinb sedang menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa mengontrol diri saat sedang mabuk. Sinb tidak tahu saja jika bukan hanya hal itu yang ia katakan. Masih ada hal lain lagi, yang apabila Dahyun ucapkan sekarang pasti membuat gadis itu malu minta ampun. Apalagi kalau bukan ungkapan pernyataan cintanya untuk Jungkook.

"Jungkook ada dirumah ?" Dahyun menginjak rem mobil. Dilihatnya mobil Jungkook terparkir dihalaman rumah.

Sinb mengangguk "Iya, dia tidak ada jadwal apapun. Siapa yang mau menawarkannya pekerjaan disaat skandalnya tengah panas-panasnya begini"

Dahyun mengangguk kecil kemudian mengikuti Sinb yang telah turun dari mobil.

"Mau main dulu Hyun ?" Tanya Sinb

"Iya, aku mau menghiburmu. Biar tidak terlalu memikirkan masalah ini"

Sinb tersenyum kecil. Ia lalu menarik lengan Dahyun agar berjalan lebih cepat menuju pintu rumah.

Sesampainya didepan pintu, tanpa perasaan curiga apapun, Sinb dengan santainya mendorong daun pintu. Ya seperti biasanya, ia tidak merasa akan ada hal aneh dan mengejutkan sama sekali yang akan menyambut kedatangannya.

Setelah pintu dibuka sedikit -cukup untuk Sinb mengintip apa yang terjadi didalam- Langkah kaki gadis itu pun terhenti. Yang awalnya berniat untuk masuk kedalam rumah, kini gadis itu malah mematung didepan pintu. Matanya menatap lurus pada sebuah objek. Tidak berkedip sama sekali .

"Bi, kenapa ?" Dahyun bertanya. Gadis tahu itu bingung melihat Sinb yang tidak jadi melangkah masuk.

Sinb menghela nafas pelan lalu mengusap wajahnya dengan kasar. Gadis Hwang itu kemudian berbalik. Melangakh berlawanan, tidak jadi masuk kedalam rumah. Sungguh, pergi adalah pilihan terbaik untuk Sinb saat ini. Ia tidak ingin kedatangannya malah menganggu aktivitas didalam sana.

"Bi?!" Dahyun melihat Sinb yang melangkah pergi. Dahi gadis itu tambah berkerut heran. Karena penasaran akhirnya Dahyun menyembulkan kepalanya untuk mengintip apa yang terjadi didalam sana sampai-sampai membuat Sinb tidak jadi masuk.

"ASTAGA!!!" Dahyun mejerit didalam hati. Gadis itu menutup mulutnya yang menganga lebar.
"Luar biasa sekali Jeon Jungkook dan Kim Yerim itu" dahyun membatin sambil melihat Yerim yang kini duduk dipangkuan Jungkook dan mencondongkan wajahnya mendekati wajah pemuda itu.

Dahyun tidak tahu, apakah Yerim dan Jungkook benar-benar melakukannya atau tidak. Posisi kedua orang itu membelakanginya. Tapi jika dilihat dari keadaannya sekarang, sepertinya berciuman bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Jarak wajah Yerim sangat dekat dengan Jungkook, keduanya mungkin bisa merasakan deru nafas masing-masing.

Dahyun menggeleng pelan "Pemuda sialan!" Desisnya. Setelahnya gadis berambut pirang itu membanting pintu dengan cukup kuat . Ia tidak peduli apabila suara pintu itu menghentikan aktivitas Yerim dan Jungkook. Yang Dahyun pedulikan saat ini adalah mengejar Sinb dan membawa sahabatnya itu menjauh dari rumah pemuda sialan ini.


All Of a SuddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang