Yerim menerima uluran kopi yang baru saja diberikan oleh Jungkook. Gadis berambut abu-abu itu duduk di sofa bewarna krem yang berada diapartemennya. Membungkus tubuhnya dengan selimut bewarna baby pink dengan corak bunga mawar kecil kecil, matanya sembab.
Ia menghirup aroma kopi yang dibuat oleh Jungkook sebelum menyeruputnya pelan.
Sedang sang pemuda hanya bisa memandangi gerak gerik Yerim dengan kedua bola matanya. Setelah memberikan secangkir kopi pada sigadis pujaan hati, ia lalu memilih untuk ikut duduk di sofa bewarna krem bersama Yerim.
"Sekarang sudah mendingan kan ?" Jungkook membuka suara
Yerim yang baru saja selesai menyeruput kopi mengangguk "Terimakasih karna sudah mau datang kesini sunbae..." Suaranya lirih, masih terdengar sisa-sisa isak tangisnya tadi.
"Jadi... Sekarang, kalau aku boleh tahu, sebenarnya apa yang telah terjadi Yerim ?"
Yerim menoleh, memandangi Jungkook dengan lekat. Ia menutup bibirnya dengan rapat.
"Ah... Maaf, sepertinya itu urusan pribadimu ya ?" Jungkook tertawa tak enak. Pemuda Jeon itu akhirnya sadar jika ia tak sedekat itu untuk tahu apa masalah Yerim.
Tapi meskipun begitu Jungkook tetap ingin tahu. Ingin tahu alasan apa yang membuat gadis disampingnya ini menangis dengan frustasi dan bergidik ketakutan disudut kamarnya. Untung Jungkook datang tepat waktu, jika ia telat sebentar saja, Jungkook yakin, akan ada hal yang lebih 'menyeramkan' yang mungkin dilakukan Yerim.
"Aku diberikan waktu libur oleh agensi sebelum mengadakan konser..."
Yerim meletakkan kopinya keatas meja.Jungkook hanya diam, ia pikir sepertinya gadis ini tengah memulai ceritanya.
"Karna itu aku memutuskan untuk pulang kerumah, tidak ke dorm ataupun ke apartemenku"
"Kukira semuanya telah berlalu, kukira rumah kami sudah kembali damai, tapi..."
Yerim menunduk, menahan air mata yang rasanya ingin keluar lagi.
"Aku melihatnya lagi... Pertengkaran mama dan papa... Yang begitu mengerikan...."
Kalimat itu akhirnya lolos dari bibirnya. Yerim tidak tahu kenapa pada akhirnya ia memilih untuk menceritakan hal ini pada Jungkook. Padahal ia tak pernah menceritakan hal ini pada siapapun, bahkan pada member RV yang lain. Gadis Kim itu cepat-cepat menenggelamkan wajahnya diantara kedua kakinya. Memeluk kakinya dengan erat, punggungnya kembali bergetar. Dan Jungkook tahu, itu artinya gadis ini kembali menangis.
"Aku tidak bisa melihatnya sunbae... Apa yang terjadi diantara kedua orang tuaku, dan papa yang menderita karna hal itu. Karna mama, papa jadi seperti orang yang hilang akal..."
Jungkook tak tega,sangat tak tega. Ia memberanikan diri untuk mendekat kepada Yerim, dan dengan ragu-ragu tangannya terangkat untuk merengkuh tubuh mungil gadis itu.
"Jangan dilanjutkan lagi... Aku mohon, maafkan aku karna sudah menanyakan hal itu padamu..."
Sebuah senyuman terbit dari bibir Yerim, gadis itu menopang dagu dengan mata yang terus menatap wajah tidur pemuda Jeon itu dengan seksama.
Pemuda itu sepertinya terlihat sangat lelah karna semalaman terjaga, Yerim jadi merasa bersalah. Jungkook jadi seperti ini karna dirinya. Pemuda itu menemaninya yang menangis semalaman.
Sebenarnya ia tak berniat untuk menghubungi Jungkook dan meminta pemuda ini untuk datang ke apartemennya. Tapi saat itu, Yerim kalut. Ia tak bisa memikirkan apapun lagi, pulang kerumah dan dihadiahi dengan pertunjukan pertengkaran mama dan papa membuatnya kacau. Dan tiba-tiba wajah Jungkook melintas begitu saja dipikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of a Sudden
FanfictionKetika semua terjadi secara tiba-tiba. Pertemuan mereka, pernikahan mereka, dan perpisahan mereka. 2018 version ©LynCony🐰🌸