Tarik nafas...ini bakalan panjang, harusnya dijadiin dua chapter. Tapi aku malas 😂
semoga nggak ngebosenin ya...
Semoga ngebacanya nggak lompat-lompat😂Mari dibaca...
〰〰〰〰〰
Ini adalah akhir minggu pertama di musim dingin. Salju diluar sana berjatuhan semakin banyak. Hampir seluruh kota Seoul bewarna putih karena tertutupi oleh salju. Sinb dan Dahyun memilih untuk menghabiskan akhir minggu ini di rumah saja, duduk di sofa ruang tengah sambil bergelung didalam selimut.
"Bi... Aku lapar..." Dahyun menyenggol lengan Sinb. Gadis itu kini sedang duduk di sofa sambil membaca buku. Akhir-akhir ini Sinb lebih memfokuskan dirinya untuk membaca buku dibanding menonton televisi, mendengar radio, ataupun membuka sosial media. Ia berusaha untuk menghindari berita yang membawa-bawa dirinya.
"Kalau lapar, ya makan!" Ucap Sinb, pandangan mata gadis itu masih fokus pada buku ditangannya, sesekali ia membalik lembar demi lembar halaman.
"Didapur tidak ada yang bisa dimakan Bi.... Aku malas ke minimarket kalau cuma untuk beli cemilan. Bagaimana kalau kau membuatkanku puding ? Aku ada bahan-bahannya. Mau kan ?"
Sinb menutup buku yang ia baca. Lalu meletakkannya ke atas meja
"Puding ?" Tanyanya.
"Ehm!" Dahyun mengangguk dengan mantap "Kau sudah tinggal dan bersembunyi dirumahku selama beberapa hari. Kau bahkan memberikan ku tugas yang sulit untuk berbohong pada orang-orang. Karena itu sebagai bayarannya... Buatkan aku puding shawing!"
Sinb memutar bola matanya dengan malas. Tapi gadis itu tetap saja bangkit dari duduknya. "Kau tidak ikhlas membantuku ?"
"Eh bukan begitu...."
"Aku ikhlas! Sangat-sangat ikhlas!" Dahyun berteriak karena Sinb yang sudah berjalan kedapur.
"Lalu kenapa kau mengatakan hal seperti itu ?" Sinb yang kini telah sampai didapur ikut berteriak. Dua orang gadis itu -sama sama bermulut besar dan suka berteriak- berbicara dengan intonasi suara yang tinggi. Bukan karena marah, tapi karena jarak yang memisahkan mereka. Satu di dapur dan satunya lagi diruang tengah.
"Tidak tahu..." Dahyun menyengir bodoh. Padahal Sinb tidak bisa melihat cengirannya. "Aku tahu kau tidak akan menolak membuatkanku puding kan shawing ? Buktinya kau sekarang ada didapurku" Dahyun tertawa geli.
Hening.
Dahyun yakin, didapur sana Sinb pasti sedang sibuk-sibuknya dan tidak mau diganggu. Sahabatnya itu akan melupakan segala hal apabila sudah berurusan dengan dapur dan membuat kue. Sinb memang benar-benar keturunan Bibi Jessica!.
Sebenarnya Dahyun menyuruh Sinb membuatkannya puding bukan hanya karena ia ingin makan puding, tapi karena itu demi kebaikan Sinb juga. Agar sahabatnya itu bisa melupakan masalahnya dan juga si Jungkook sialan!.
Prang!!!
Dahyun yang sedang asyik menonton mengernyit heran. Bunyi sesuatu yang jatuh dari arah dapur. Apa Sinb seaktif itu ketika memasak ? Sampai-sampai ia menjatuhkan barang ? Dahyun rasa tidak. Karena heran si pirang pun akhirnya memanggil Sinb.
"Bi...."
Tidak ada jawaban.
"Shawing... Pudingku buat yang enak ya.....Kalau tidak enak kau tidak boleh menginap dirumahku lagi"
Masih tidak ada jawaban. Padahal Dahyun sudah memancing Sinb agar gadis itu menjawab ucapannya. Apa Sinb benar-benar sesibuk dan sefokus itu ?.
"Hwang Sinb...."
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of a Sudden
FanfictionKetika semua terjadi secara tiba-tiba. Pertemuan mereka, pernikahan mereka, dan perpisahan mereka. 2018 version ©LynCony🐰🌸