Ini adalah minggu kedelapan di musim gugur. Langit biru yang cerah dihiasi dengan warna merah, jingga, dan kuning dari dedaunan yang mulai meranggas disetiap pohon menambah kesan keistimewaan yang luar biasa di musim gugur.
Sinb menggoreskan spidol merah untuk yang kesekian kalinya. Membentuk tanda silang disebuah kalender duduk yang terdapat diatas meja belajar didalam kamarnya.
Setelah menikah dengan Jungkook. Mencoret kalender setiap hari adalah tradisi baru Sinb. Gadis Hwang itu selalu berharap agar waktu sepuluh bulan dapat terlalui dengan cepat.
"Tepat dua bulan..." Sinb berdesis. Hari ini umur pernikahan kontraknya dengan Jungkook tepat dua bulan. Itu berarti umur pernikahan kontraknya dengan Jungkook masih tersisa delapan bulan lagi.
Suara derit pintu kamarnya yang tiba-tiba terbuka membuat Sinb berdecak sebal.
"Jungkook! aku kan sudah bilang, jika mau masuk ke kamarku ketuk pintunya terlebih dulu!" ucap Sinb.
Pemuda bergigi kelinci itu hanya mengedikkan bahu, menatap remeh. Kemudian kembali melanjutkan langkah kakinya untuk masuk kedalam kamar sang istri.
"Apa kau tidak mendengar ucapanku?! Aku menyuruhmu untuk ketuk pintu dulu jika mau masuk kekamarku!" Ternyata Sinb masih belum berhenti mempermasalahkan hal itu.
"Memangnya kenapa ?" Tanya Jungkook santai.
"Memangnya kenapa ?" Sinb mengulang pertanyaan Jungkook dengan nada bicara yang dibuat-buat. "Jika aku sedang dalam keadaan yang tidak-tidak bagaimana?!" Sinb membentak lagi.
Jungkook berjengit lalu, menempelkan kedua tangan ketelinganya "Ah! Kau berisik sekali! Selalu saja berteriak! Jika pun itu terjadi berarti itu keberuntunganku" Pemuda Jeon itu terkekeh pelan. Sedang Sinb jadi tambah kesal.
Jungkook melirik kalender duduk yang baru saja diletakkan gadis itu diatas meja belajarnya ketika ia masuk kedalam kamar. Pemuda Jeon itu menyipitkan mata berusaha mencari tahu apa maksud dari tanda silang merah disetiap tanggal dikalender itu. Setelah berpikir beberapa detik Jungkook akhirnya mendapat jawaban. Sinb tengah menghitung mundur umur pernikahan kontrak mereka.
"Ayo..." Tidak lagi memandangi kalender, Jungkook kini sudah kembali memandangi wajah istrinya.
"Ayo apa?"
Pemuda Jeon itu menghela nafas. Apa Sinb punya penyakit amnesia tiba-tiba hingga ia melupakan ucapannya semalam ?
Jungkook merogoh saku jaketnya, kemudian kembali menujukkan dua buah tiket konser bewarna hitam yang sebenarnya sangat malas untuk Sinb lihat lagi.
"Oh..." Gadis Hwang itu bergumam.
"Oh apa? Ayo pergi Hwang Sinb....."
"Oke" sinb menjawab singkat.
Sedetik kemudian, Sinb melihat Jungkook yang masih diam ditempatnya. Membuat Sinb menghembuskan nafas kasar dan memutar bola matanya dengan malas.
"Jungkook..."
"Ya ?"
"Kau ingin mengajakku pergi kan ?"
Jungkook mengangguk dengan cepat. Tentu saja! Jika bukan ingin mengajak Sinb pergi, untuk apa ia datang ke kamar istrinya ini!
"Aku tahu, ini juga kamarmu, dan ini adalah rumahmu..." Sinb mengucapkan kata pengantar terlebih dulu. Ia tak ingin Jungkook mengingatkannya lagi akan hal itu.
"Tapi, bisakah kau keluar dulu ? Aku ingin ganti baju... Kenapa kau masih diam saja disitu..." Sinb mengucapkannya dengan pelan. Sambil menunduk berusaha untuk tidak melihat Jungkook. Sebenarnya ia malu, malu untuk mengatakan pada pemuda itu jika ia ingin ganti baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of a Sudden
FanfictionKetika semua terjadi secara tiba-tiba. Pertemuan mereka, pernikahan mereka, dan perpisahan mereka. 2018 version ©LynCony🐰🌸