Tiga Puluh Lima - Sebuah Larangan

1.5K 263 70
                                    

Sinb duduk dipinggir tempat tidur, gadis itu mengangkat tangannya ke udara. Matanya kemudian melirik punggung tangannya yang sekarang tepat berada didepan wajahnya. Sebuah cincin bewarna silver yang semenjak dua bulan lalu telah melingkar di jari manis tangan kanannya. Sambil memutar cincin tersebut dengan tangan kirinya, Sinb kembali terbayang hal apa saja yang telah terjadi dihidupnya sampai sejauh ini. Memutuskan untuk menerima kontrak pernikahan yang ditawarkan oleh Jungkook ternyata berdampak sangat besar bagi hidupnya.

Suara sebuah mobil yang baru saja memasuki halaman rumah membuat Sinb tersadar. Gadis itu cepat-cepat berdiri dan berjalan menuju jendela kamar yang langsung mengarah pada halaman rumah.

Sinb mengintip dari balik tirai, dan pemuda dibawah sana tersenyum sambil melambaikan tangan kearahnya. Pemuda itu tahu, Sinb sedang mengintip dari tempatnya.

Sinb ikut tersenyum, secepat kilat ia memutar tubuh, meraih sling bag yang ia letakkan diatas meja belajar lalu keluar dari dalam kamar. Dengan langkah tergesa-gesa ia menuruni tangga.

Ia harus cepat, Daniel sudah datang, pemuda itu tengah menunggunya diluar sana.

"Kau mau kemana Hwang ?"

Langkah kaki Sinb terhenti. Jungkook tiba-tiba saja muncul, pemuda itu semula berbaring diatas sofa diruang tamu. Tapi ketika mendengar langkah kaki sang istri yang tergesa-gesa berjalan menuju ke pintu utama Jungkook pun mendudukkan tubuhnya dengan cepat. Pertanyaannya berhasil menghentikan Sinb yang baru saja ingin meraih daun pintu.

"Aku ingin pergi sebentar Jungkook" Jawab Sinb.

Gadis itu sedikit melirik kearah jendela didekat pintu utama. Dilihatnya sang reporter keturunan Korea-Inggris itu masih berdiri disana menunggunya. Pemuda itu sedang bersender di mobil hitamnya sambil sesekali melirik kearah jendela kamar Sinb. Daniel kira, Sinb masih berada disana.

"Dengan siapa ?" Jungkook melirik Sinb yang tengah mengintip keadaan diluar dari balik jendela "Siapa diluar ?" Jungkook bertanya lagi. Alis pemuda itu bertaut. Ia turun dari sofa. Berjalan mendekati Sinb, dan sedetik kemudian berjalan lagi menuju jendela disamping pintu utama.

"Kang Daniel ?" Desisnya.

Jungkook memutar tubuh, menatap Sinb yang memasang ekspresi polos tanpa merasa bersalah sedikitpun. Pemuda Jeon itu menghembuskan nafas dengan kasar.

"Aku melarangmu pergi" Ucap Jungkook datar. Sedatar wajahnya saat ini.

"A-a-apa ? Tapi Jung..."

"Hwang... Bukankah aku sudah melarangmu supaya tidak dekat-dekat dengannya ? Aku tidak suka"

"Jungkook..."

"Kenapa ? Kau tidak bisa mengusirnya ?"

Jungkook meraih lengan Sinb, membuka pintu dan berjalan keluar menemui Kang Daniel yang masih betah bersender di pintu mobil.

"Kang Daniel!" Jungkook berbicara dengan nada suara yang agak kuat. Pemuda Jeon itu berjalan mendekati Daniel sambil terus menarik lengan Sinb.

Melihat pemandangan seperti itu --Jungkook yang datang dengan wajah kesal dan menarik-narik lengan istrinya-- membuat Daniel terlonjak kaget. Cepat-cepat pemuda Kang itu memperbaiki posisi berdirinya.

"Kuperingatkan kepadamu, jangan pernah dekat-dekat dengan Sinb lagi!" Rahang Jungkook mengeras. Ia menatap Daniel dengan tajam. Dan tangannya sama sekali tak melepaskan lengan Sinb. Pemuda Jeon itu malah menggenggamnya dengan erat seolah-olah Sinb bisa saja dicuri oleh Daniel saat ini.

Daniel tersenyum kecil dan sedetik kemudian ia tertawa pelan. Jungkook melihat hal itu dengan dahi berkerut, pemuda Jeon itu lantas memasang wajah tak suka. Apa ucapan peringatannya barusan dianggap lelucon oleh pemuda itu ?.

All Of a SuddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang