Tiga Puluh Dua - Masa Lalu

1.4K 247 57
                                    

Sinb duduk disofa putih ruang tamu sambil sedikit menyenderkan kepalanya. Sebenarnya ia belum benar-benar sehat, rasa sakit dikepalanya masih terasa. Ia hanya memaksakan diri untuk menerima ajakan Yerim dan pergi menemui gadis itu di kafe tadi. Membicarakan sesuatu yang tidak penting. Kalau Sinb tahu, Yerim menyuruhnya datang hanya untuk mendengar gadis itu mengungkapkan rasa sukanya pada Jungkook, lebih baik Sinb memilih tidak datang dan bergelung didalam selimutnya yang hangat.

Gadis Hwang itu melihat Dahyun yang tengah duduk diseberangnya, tak hanya Dahyun, Moonbin juga ada disana. Dahyun memang benar-benar menepati janjinya untuk datang menjenguk Sinb.

"Sepertinya aku harus pulang, kau belum benar-benar sehat kan ? Istirahatlah..." Dahyun berdiri kemudian meraih totebag bewarna Pink miliknya. Gadis itu bersiap-siap untuk pulang. Moonbin yang melihat itu tersentak lalu ikut berdiri.

"Sinb aku pulang dulu, kau harus is---" Pemuda Moon itu belum menyelesaikan ucapannya, tapi dilihatnya Dahyun sudah berlalu dari sana. Pergi meninggalkannya yang masih berdiri dihadapan Sinb.

Sinb menautkan kedua alisnya keheranan. Ia merasa ada sesuatu yang telah terjadi pada Dahyun, gadis Kim itu tampak aneh, ia tidak banyak bicara seperti biasanya, bahkan terlihat murung sejak datang.

"Apa yang sudah terjadi ?" Sebenarnya Sinb malas untuk mengajak Moonbin bicara. Tapi hanya pemuda itu yang sepertinya bisa menjelaskan kenapa sahabat pirangnya itu berlaku murung seperti itu.

Moonbin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Ah itu.... Aku juga tidak tahu, Dahyun bertingkah aneh seperti itu sejak tadi, dia bahkan menarikku yang tengah mengobrol dengan Jiyeon, lalu marah-marah sendiri" Moonbin berbicara dengan santai, tanpa ia sadari raut wajah Sinb sudah berubah, rahang gadis itu mengeras, wajahnya memerah dan ia mendengus beberapa kali.

"APA ?!"

"Apanya yang apa ?" Moonbin mengernyit heran.

"Kau masih menemui gadis sialan itu ? Gadis yang membuatmu menipuku ?" Sinb melotot.

"Iya tapi----" Moonbin berhenti bicara, tubuhnya didorong keluar oleh Sinb secara paksa.

"Hwang dengar penjelasanku dulu..." Moonbin memberontak, tanpa disadari tenaga seorang Hwang Sinb yang sedang sakit bisa mendorong Moonbin hingga sekarang mereka sudah sampai didepan pintu.

"Ahh sudah! Aku tidak mau mendengar apapun lagi dari mulutmu!" Sinb menutup pintu dengan kasar, membuat Moonbin hanya bisa menelan ludah beberapa kali.

Moonbin menatap pintu rumah Sinb -yang adalah rumah Jungkook- dengan pasrah. Pemuda Moon itu lalu memutar tubuhnya dan berjalan menuju tempat dimana tadi Dahyun memakirkan mobilnya. Ia tak ingin si pirang mengomel lagi karena kelamaan menunggu.

Sesampainya ditempat Dahyun memarkirkan mobilnya, Moonbin mengerjap beberapa kali. Jangankan mobil, bahkan sesosok Dahyun pun tak ia temukan ditempat itu. Moonbin menoleh kekiri dan kanan seperti anak hilang, dan sedetik kemudian ia kembali menghela nafas dengan pelan. Menerima nasibnya yang ternyata telah ditinggalkan oleh Dahyun seorang diri.

〰〰〰〰〰


Jungkook membuka pintu kamar Sinb dengan pelan. Sebelum melangkah masuk, pemuda Jeon itu mengintip terlebih dulu. Dilihatnya seonggok daging tengah bergelung didalam selimut garis-garis diatas tempat tidur.

Ia melangkah pelan. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak membuat keributan. Setelah sampai dipinggir tempat tidur Sinb ia mencondongkan tubuhnya untuk melihat apakah sang istri masih terjaga atau sudah terlelap dialam mimpi. Jungkook tahu, keadaan Sinb belum membaik, jadi bisa saja gadis itu tidur secepat ini. 

All Of a SuddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang