17 : Dia Bisa?

985 46 4
                                    

Gue mendekatkan muka gue dan meraih rambutnya, menyelipkan jari-jari gue pada rambut tebalnya itu, menjambaknya pelan, sementara ia sudah sedikit mengerti situasi dan ia mengulurkan tangannya meraih pinggang gue. Gue mendekatkan muka gue dengan mukanya, menghela nafas di dekat telinganya, "Karena lo payah," bisik gue.

 Gue mendekatkan muka gue dengan mukanya, menghela nafas di dekat telinganya, "Karena lo payah," bisik gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zac's POV.

Holy shit.

Gila, Val gila.

Gue nggak nyangka dia melakukan itu.

Dia terkekeh-kekeh, "Skakmat, kena lo, ahaha!" lalu beranjak dari gue dan berjalan pergi.

"Mau ke mana lo?" tanya gue. "Masak," katanya singkat sambil tetap dengan puas tertawa. "Sudah, lo tidur lagi sana, terserah mau di situ saja atau balik ke kamar," katanya.

Sial, gimana bisa dia melakukan itu- the hottest thing ever- kemudian hanya pergi begitu saja? Dasar cewek barbar.

Betapa bodohnya gue, sudah mengira dia akan benar-benar melakukan itu. Yah, walaupun gue sudah terbiasa dengan itu, tapi entah kenapa rasanya sangat berbeda kalau Val yang melakukannya. Mana jantung gue tadi sudah berdegup keras banget lagi. Sialan.

Val's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Val's POV.

Hahaha! Just look at his face!

Dia terlihat terkaget-kaget. Mampus.

Oh ya ampun, puas banget rasanya sudah berhasil mengerjai dia seperti ini. Hehehe.

Gue berjalan ke dapur, wah gila dapurnya saja luas banget. Gue membuka kulkas besar yang bergagang dua itu, mengambil telur dan beberapa bahan yang bisa dibuat sarapan.

Gue memanaskan minyak di kompor setelah sudah menyiapkan semua bahan, tapi perasaan gue nggak enak, seperti suatu hal buruk akan terjadi. Gue mematikan kompor, dan berjalan ke sofa tadi untuk memeriksa si buaya- oh baguslah, dia sedang tertidur lelap berselimutkan jaketnya yang tadi gue lepas.

Gue berjalan lagi ke dapur, kembali menyalakan kompor, dan setelah sudah panas, gue menuang mangkok berisi telur yang telah gue bumbui dan gue kocok itu.

can a player fall in love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang