37 : Pulang

736 51 2
                                    

Dia lalu berdehem, "Hailey, bersyukurlah lo lahir sebagai adik gue," kata si buaya, "karena kalau nggak, lo pasti sudah berada di Amerika sekarang, bergelantungan di ujung mahkota patung Liberty."

Zac's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zac's POV.

Hae terkekeh, "Santai saja, kali. Nih ya, biar Hailey sang jenius beritahu pada kalian," lanjutnya, "asal kalian nggak masuk dan pakai perlindungan, santai saja."

Suasana langsung hening setelah ucapan gila dari adik gue. Gue agak menyesal sekarang, kenapa dulu gue nangis-nangis ketika anak ini dan gue dipisahkan karena urusan pekerjaan orangtua kami waktu kecil.

"Ehm, Val, lo sudah selesai makannya, kan? Mau gue antar pulang?" tawar gue padanya, berharap topik ajaib itu dapat terabaikan.

"Oh iya, sudah," jawab dia dengan pipi blushing-nya. Maaf banget ya, telinga polos lo harus mendengar hal nggak senonoh macam itu.

"Aish, gue ditinggal?" kata Hailey.

"Iya, dadah dedek sayang," kata gue mencium kepala Hailey- well, dalam lingkup persaudaraan kami, kalau gue cium kepalanya, tandanya itu bisa dianggap sama seperti penghinaan. "Mati lo, kak," umpat Hailey dengan sebutan 'kak'nya yang juga bisa disamakan sebagai penghinaan. Ya, keluarga gue memang seaneh itu.

Gue berjalan ke mobil bersama Val. Dia lalu masuk ke dalam mobil dan duduk tanpa mengucapkan apapun.

"Bumi memanggil roket bernama Valentine, do you copy?" kata gue menggurau, berharap dapat mencairkan suasana. Dan benar, dia tergelak mendengar perkataan gue. Duh, rasanya itu adem banget kalau bisa membuatnya ketawa. "Kenapa lo, kok diam saja?" tanya gue.

"Nggak apa-apa, kok," katanya tersenyum manis. Ah, ini gila. Lama-lama gue bisa terkena diabetes kalau begini caranya. "Jangan senyum," kata gue. "Hah?" dia menatap gue bingung, "kenapa?"

"Bahaya," jawab gue.

Ya, bahaya buat hati gue.

Ya, bahaya buat hati gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Val's POV.

"Bosan, ya? Mau coba nyetir?" tawar dia tiba-tiba. "Wah, beneran?!" kata gue langsung antusias, "tapi kan gue nggak bisa."

can a player fall in love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang