"Idih, ogah," katanya bergidik, "gue nggak melayani tante-tante."
"Ck. Gue bunuh juga lo, dasar kera," umpat gue, "ya sudah, gue keluar, ya. Cepat ganti ke-"
"Tapi kalau tante-nya yang ini, gue nggak bisa menolak."
Bukk!
"Auw!! Astaganaga, apa salah dan dosaku, sayang?" katanya kesakitan, sehabis gue lempar dengan sepatu hak gue, "untung mata gue nggak kecolok."
"Oh. Belom kecolok, ya?" gue mengangkat tangan gue yang sudah memegang sepatu yang sebelahnya. "Val, val, val, please. Ampuni hamba yang berdosa ini," katanya, "jangan lempar, ya? Ayolah."
Gue berdecak, dan mengurungkan niat untuk melemparinya sepatu. "Nah, gitu dong," katanya, "good girl."
"Good girl your ass," balas gue, "cepetan pakai kemejanya, gue keluar. Kalau lo tidur lagi, I swear, gue bakal kunci lo di dalam sini sampai subuh."
"Iya... tante," katanya dengan pelan. "Heh. Apa lo bilang?"
"Nggak kok, nggak. Nggak bilang apa-apa. Suer," katanya, "gue mau ganti sekarang, nih. Tapi kalau lo berniat tetap berdiri di situ- yah, nggak masalah, sih."
"Nggak, makasih banyak. Gue keluar sekarang, dadah," kata gue keluar dari kamar dan menutup pintu.
Pfft.
Aneh banget sih, jadi orang.
"Val, ternyata lo di sin- eh? Kenapa lo ketawa-ketawa sendiri?" tanya Ann yang tiba-tiba muncul di depan gue.
"Hah? Gue ketawa sendir-? Najis! Kenapa juga gue ketawa sendiri?!" kata gue sewot.
Ann menatap gue bingung sambil tertawa kikuk, "Lo belum minum wine-nya, kan?" tanya dia yang sepertinya menduga gue sedang mabuk.
"Belum, kok," kata gue, "lo nyariin gue? Ada apa?" tanya gue mengalihkan topik. "Ah, itu. Lo bisa bantu cari lilin, nggak? Buat kuenya Mike, sebentar lagi si Candy akan meneleponnya, tapi lilinnya entah ada di mana."
"Oh. Oke, gue akan bantu," jawab gue. "Sip, makasih! Gue mau bantu Candy sekarang, tamunya sudah mulai berdatangan. Sekalian gue tunggu si James datang," katanya, dan berjalan ke depan pintu, menyambut para tamu teman-teman seumuran kami dari berbagai sekolah, yang datang masing-masing dengan pasangannya. Kalau gue? Tentu saja dengan si buaya sengklek itu.
Gue berjalan menuju dapur dan mencari lilin diantara tumpukan tas belanja yang berisi peralatan dekorasi itu. Setelah ahkirnya gue menemukannya, gue berjalan menghampiri tempat Candy berada, "Can! Lo cari lilin, kan? Nih, gue ketemu," kata gue memberikan Candy lilinnya.
"Ah! Ini dia, fiuh. Makasih banyak, Val. Okay, now. Attention, please!" katanya berseru untuk mengambil perhatian semua orang, "gue akan telepon Mike sekarang. Tolong kalian berposisi di tempat masing-masing tanpa suara, ya," katanya menyuruh kami untuk mengumpat sesuai dengan rencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
can a player fall in love?
RomanceIni adalah cerita tentang seorang playboy, si ganteng. Sebut dia predator cinta terbaik. Semua tentang dirinya- sempurna. Informasi penting : dia itu adiktif. Lo nggak akan bisa lepas dari lekat tatapan matanya. Lo nggak akan bisa mengedip setelah...