"Hei. Elo Valentine, kan? Lagi nyari siapa?" tanya seorang cowok yang baru saja membuka pintu kepada Val yang sedang berdiri di depan pintu kelas itu.
"Oh, hai." Senyumnya dengan barisan gigi indahnya yang berhasil membuat fokus cowok itu teralihkan untuk sesaat. "Gue lagi nyari... Zac, apa dia ada di dalam?" tunjuknya ke dalam kelas.
"Oh," cowok itu menggeleng tanpa memindahkan tatapannya dari paras cantik Val, "dia nggak masuk sejak... lusa kemarin. Mungkin, lo bisa titip pesan ke gue... kalau mau."
"Ehem. Mungkin ada yang bisa gue bantu?" tanya seorang lagi dari dalam kelas, menepuk pundak cowok itu. Dan cowok itu masuk kembali ke dalam kelas.
"Ah, Mike!"
Mike tersenyum melihat batang hidung sahabat tersayangnya yang sudah jarang terlihat itu. "Kalau nggak salah, tadi gue denger lo lagi nyari... si sengklek sohib gue?"
Val tergelak pelan. Lalu mengangguk. "Dia beneran belum masuk?"
"Yah, sayangnya begitu." Kata Mike. "By the way, lo kenapa mau nyari dia?"
"Ehm," Val tertawa kecil, "actually, gue baru aja ngasih dia balasan surat kemarin. Gue... bilang, gue juga punya perasaan yang sama."
Mata Mike terbelalak lebar. "Tunggu, tunggu. Ini serius?"
Val mengangguk sambil tergelak. "Are you happy?"
Mike menghela gelakan tawa, lalu memeluk Val erat. "Banget! Ya ampun, ahkirnya ya! Selamat ya. Gue seneng banget sumpah," gelaknya senang. "Duh, coba kalau dia udah pulang. Padahal katanya hari ini masuk, tapi ternyata enggak."
"Yah, mungkin dia masuk besok. No worries," kata Val tersenyum, lalu melihat jam tangannya, "oh. I better go now, balik ke kelas. I'll see you later, Mike." Katanya melambai sambil pergi. "Nanti gue coba telepon aja anaknya."
"Oke, good luck, babe!"
"Maaf, nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi."
Ia menekan tombol end call, lalu menekan kembali nomor telepon yang sudah tertera namanya : Buaya.
Setelah lima kali nada sambung, yang ia dengar dari ponselnya adalah kalimat yang sama dari operator. Begitu terus, sampai ia menghela nafas pasrah.
Ia memesan ojek lewat aplikasinya dan menunggu. Tidak lama, ojeknya datang dan ia berangkat pulang.
Mungkin besok dia pulang. Katanya dalam hati, penuh pengharapan dan usaha untuk berpikir positif. Padahal, kalau harus jujur, kekecewaan dan kekhawatiran terus-menerus menghantuinya sejak pagi ini.
Bagaimana tidak, dua hari yang lalu dia bilang akan pulang hari ini, lewat surat. Dan persis kemarin, Val memberinya pesan untuk pulang tepat hari ini semisal dia juga ingin kembali rujuk dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
can a player fall in love?
RomanceIni adalah cerita tentang seorang playboy, si ganteng. Sebut dia predator cinta terbaik. Semua tentang dirinya- sempurna. Informasi penting : dia itu adiktif. Lo nggak akan bisa lepas dari lekat tatapan matanya. Lo nggak akan bisa mengedip setelah...