"Val, percaya deh. Zac itu orang yang nggak akan pernah marah. Apalagi sama cewek yang dia incar seperti lo, terlebih lagi lo itu kan incaran sekaligus sahabatnya. Palingan dia justru sedang merasa bersalah atau apapun, yang pasti dia nggak mungkin marah sama lo."
"Iya, benar tuh. Dia diam begitu mungkin cuma merasa bersalah. Coba deh lo minta maaf sama dia, sudah pasti dia akan luluh, dan nggak jadi diam lagi," lanjut Candy.
"Can, gue sudah minta maaf. Sampai memohon-mohon, tapi dia tetap nggak mau berbicara."
"Apa? Benar-benar," Ann membalikkan badan untuk menghampiri si buaya, tapi gue cegat lagi, "Sudahlah, Ann, jangan. Lo ngotot banget, sih," gue tertawa.
"Ya habis dia aneh, Val! Nggak biasanya dia marah, dan dia nggak berhak buat marah, dong!"
Gue menghela nafas, "Memang, gue tahu itu. Tapi sudahlah, let me and him fix the problem ourselves."
Ann menatap gue bersimpati, "Begitu? Lo nggak apa-apa? Tenang saja, gue bisa bantu kok. Selain Zac, ada kami yang juga sahabat lo, Val. Jangan lupakan itu."
Gue tersenyum, "I know. You guys rock. Tapi gue rasa akan lebih baik kalau gue yang memperbaiki masalah ini, toh gue juga salah."
"Yakin?" tanya mereka lagi.
"Yakin. Lagipula, gue nggak rugi apapun, kok. Ah, yah, kecuali dengan kembalinya ongkos pulang yang harus gue bayar," gue tertawa.
"Yah, seharusnya gue bisa mengantar lo, sayangnya ahkir-ahkir ini gue diharuskan les setelah pulang, sial."
"Yailah, santai saja, kali. Nggak usah memaksakan," kata gue, "gue nggak keberatan pulang sendiri, kok. Tapi dengan adanya dia yang mengantar gue pulang setiap hari itu menjadi berkah bagi anak kos seperti gue, itu saja," kata gue.
"Well," Ann menepuk pundak gue, "kalau lo butuh apapun, jangan ragu meminta bantuan kami."
"Ofcourse, thank you. I love you guys so much."
🐊
Sesampainya di kosan, gue merebahkan diri.
Entah kenapa, nggak seperti biasanya, hari ini perasaan gue nggak bahagia.
Ini pasti karena si buaya.
Gue meraih ponsel gue untuk menghubungi dia, gue sudah nggak tahan lagi menahan perasaan bersalah ini.
Tut... Tut... Klik.
Deg. Diangkat?
"Ya, halo?"
Ah, suara si buaya! Entah kenapa rasanya sangat menenangkan hanya dengan mendengar suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
can a player fall in love?
RomanceIni adalah cerita tentang seorang playboy, si ganteng. Sebut dia predator cinta terbaik. Semua tentang dirinya- sempurna. Informasi penting : dia itu adiktif. Lo nggak akan bisa lepas dari lekat tatapan matanya. Lo nggak akan bisa mengedip setelah...