"Menurut lo, gue gimana?"
Hah, pertanyaan aneh.
"Maksud lo?"
"Yah, semua tentang gue, menurut lo gimana? Pasti buruk, ya. Apa lo kesal dengan gue?"
"Hah, apa sih? Tentu saja gue nggak kesal. Lo itu kan teman gue, man. Dan gue nggak peduli dengan sifat yang seperti apapun, mau playboy kek apa kek, as long as you're not an asshole, I'm totally fine with it."
"Am I not an asshole?" katanya sambil tertawa.
"Pff," gue tertawa, "dipikir-pikir, kadang sih iya," canda gue.
"Tapi lo nggak kesal?"
"Nggak, kok."
"Nggak sedih?"
"Hah, kenapa jadi sedih? Ya jelas nggak, lah."
"... Begitu."
Uhm... Apa gue salah omong? Anak ini kenapa, sih?
"Apa ada masalah? Lo kenapa tiba-tiba tanya ini, sih? Setahu gue lo nggak peduli soal apa yang cewek incaran lo pikirkan soal lo, toh mereka akan tetap mau dengan lo. Why all the sudden?"
"Yah, gue cuma penasaran."
"Kalau begitu kenapa baru penasaran sekarang?"
"Hm... Entahlah," katanya singkat.
Gue menghela nafas, "Dasar aneh. Ya sudah, gue tutup sekarang, ya, dadah."
"Oke. See you tomorrow," katanya.
Tut.
🐊
"Terima kasih, mas."
"Sama-sama, mbak. Semangat ya sekolahnya," kata si bapak ojek setelah gue turun dari jok motor, dengan logat jawanya.
Gue berjalan masuk ke dalam sekolah, lalu tiba di kelas.
Seperti biasa, gue duduk di bangku paling pojok. Tapi yang nggak biasa, nggak ada si buaya di samping gue. Biasanya, selalu dia duluan yang tiba sebelum gue. Yah, mungkin dia telat.
___Ini sudah 15 menit sejak jam pertama dimulai. Si buaya ke mana, sih?
Diam-diam gue membuka ponsel untuk membuka aplikasi Messanger dan mengirim pesan pada si buaya : "bocah, lo di mana?"
Tapi dia nggak jawab.
Gue kemudian mengirim pesan pada Ann : "yo Ann, apa lo tahu Zac ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
can a player fall in love?
RomanceIni adalah cerita tentang seorang playboy, si ganteng. Sebut dia predator cinta terbaik. Semua tentang dirinya- sempurna. Informasi penting : dia itu adiktif. Lo nggak akan bisa lepas dari lekat tatapan matanya. Lo nggak akan bisa mengedip setelah...